

Zhou Jiang meremas kaki Zhou Ming yang menginjak dadanya dengan keras. Kemudian, dia memelintir dan menarik kaki Zhou Ming sampai kakak sepupunya itu terpelanting.
Tidak terima, Zhou Ming bangkit kembali dan memukul wajah Zhou Jiang hingga berpaling ke kiri. Tidak memberi jeda, Zhou Ming langsung memukul tengkuk Zhou Jiang sampai membuat pemuda itu jatuh terduduk. Yang langsung saja disambut Zhou Ming dengan tendangan pada dada Zhou Jiang hingga terpental dan beberapa kali terguling.
"Biarkan mereka membawa Zhao Mei, ini bagus untuk memperkuat relasi kerajaan kita. Mei-mei akan bahagia jika menikah dengan kaisar Gong Hui. Jangan keras kepala!" sentak Zhao Ming meremas kerah baju Zhao Jiang.
"Sejak kapan kalian sebaik itu kepada kami!" geram Zhao Jiang berupaya bangkit namun ditekan kembali ke tanah oleh Zhao Ming.
"Ingat dengan baik, kalian hanya beban bagi Dinasti Zhou. Masih untung kami mau merawat kalian." Zhao Ming meludah di sisi kepala Zhao Jiang.
Zhao Jiang dan Zhao Mei, memang putra dan putri mahkota. Akan tetapi, itu sebelum kedua orang tuanya dihukum mati karena menggelapkan pajak.
Zhao Ming yang memiliki kekuatan di atas Zhao Jiang, menang telak. Dia menindih Zhao Jiang dan memukuli wajah Zhao Jiang.
"Gege, jangan sampai sampah itu mati." Zhao Dong cemas, dia tidak ingin nama keluarganya buruk di mata rakyat. Meskipun bagi rakyat, Zhao Jiang pantas mati.
Setelah melihat Zhao Jiang lemas tidak berdaya, Zhao Ming baru melepaskan pemuda tersebut.
"Bagaimana, kamu sudah menyiapkan Zhao Mei?" tanyanya pada Zhao Dong.
Zhao Dong mengangguk dan berjalan lebih dulu, diikuti oleh Zhao Ming.
Mendengar perkataan Zhao Dong dan Zhao Ming, Zhao Jiang susah payah bangkit. Kultivasi Zhao Jiang rendah, hingga membuat proses pemulihannya berjalan lambat. Dia berjalan terseok-seok menuju kandang kuda, bahkan untuk berkuda. Dia juga belajar seorang diri tanpa adanya pelatih.
Setelah bersembuyi dan memperhatikan kereta kuda adiknya berjalan. Zhao Jiang memberi jeda, sebelum menyusul.
Beberapa saat kemudian, Zhao Jiang memacu kudanya dengan cepat. Dia ingin mengejar Zhao Mei yang dibawa menuju kerajaan Gongli. Sebagai jaminan atas perjanjian politik dengan kaisar Gong Hui, tapi Zhao Jiang tahu. Bukan itu maksud dari keluarganya, mereka ingin menyingkirkan Zhao Mei dan menggunakan adiknya untuk menyingkirkan dia sekaligus.
Jika memang mereka harus mati, lebih baik Zhao Jiang mati bersama sang adik. Sebab mereka hanya memiliki satu sam lain.
"MEI MEI!" teriak Zhao Jiang saat kereta kuda Zhao Mei terlihat.
Zhao Jiang bahagia ketika kereta kuda adiknya berhenti, tanpa memperdulikan apa artinya.
Dia tidak menyadari jika jebakan sudah disiapkan untuknya, kuda yang dia naiki lari dengan kecepatan penuh. Di depannya, sebuah palang kayu dinaiikkan, terlambat bagi Zhao Jiang untuk menghentikan kudanya.
Kuda Zhao Jiang jatuh terjungkal, sedang dirinya terpelanting menabrak pohon besar sampai muntah darah.
"Gege!" panggil Zhao Mei lirih.
Zhao Jiang bangkit hendak berlari menghampiri Zhao Mei. Namun dia ditangkap dan tubuhnya dihempaskan ke tanah, dua orang berperawakan besar mengekang tangannya.
Zhao Jiang dihajar, hingga babak belur.
Setelah dia tidak berdaya, mereka biarkan Zhao Jiang melihat bagaimana gadis kecil kesayangannya dilecehkan. Tanpa memiliki tenaga untuk menolong adik kesayangannya.
Melihat adiknya meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari orang-orang yang tengah melecehkan dirinya. Zhao Jiang berteriak dan menangis marah, dia juga memberontak untuk melepaskan diri. Akan tetapi, pegangan pria itu semakin erat.
Tangisan, rontaan, dan teriakan Zhao Mei merobek-robek hati Zhao Jiang, dia juga berteriak dan menangis putus asa. Saat Zhao Jiang menutup mata, tidak sanggup melihat adiknya menderita. Zhao Dong dengan tawa congkak, memaksa Zhao Jiang membuka mata untuk melihat penyiksaan Zhao Mei.
Penderitaan dua adik kakak itu seakan tidak pernah berakhir, dari satu pria ke pria yang lain, lalu yang lainnya lagi. Hingga Zhao Mei tewas dengan mata kosong menatap Zhao Jiang, air mata terakhir Zhao Mei menjadi belati yang menusuk jantung Zhao Jiang.
Setelah Zhao Mei tewas, Zhao Jiang baru dilepaskan. Merangkak pelan, Zhao Jiang mendekati jasad Zhao Mei, dia menarik dan memeluk tubuh adiknya dengan tatapan hampa.
"Bawa dia ke pasar budak," titah Zhao Dong sepupu Zhao Jiang yang berambisi merebut tahta kerajaan. Dia juga salah satu pria yang melecehkan Zhao Mei.
Jiwa Zhao Jiang seakan ikut terkubur bersama jasad adiknya, gundukan tanah yang susah payah dia gali menggunakan kedua tangannya. Kini dia gunakan untuk mengubur adik yang teramat dia kasihi. Tidak ada tangisan, yang tersisa hanya raga tanpa jiwa.
"Zhao Jiang, tidak ada tempat bagi manusia lemah di kekaisaran ini. Kamu tidak pantas menjadi pangeran mahkota, kamu lebih pantas menjadi budak." Zhao Dong menendang dada Zhao Jiang sampai terjengkang, tapi Zhao Jiang tidak perduli. Lebih baik dia menyusul adiknya menemui dewa kematian.
"Kematian, terlalu mewah untuk manusia lemah sepertimu Zhao Jiang. Kamu harus hidup dengan seribu penderitaan," hina Zhao Dong.
Tidak diberi kesempatan berkabung, Zhao Jiang diseret, kemudian tangannya diikat dengan tali yang dikaitkan dengan kuda.
Berhari-hari Zhao Jiang diseret bagaikan hewan liar, bahkan saat istirahat pun. Dirinya tidak diberi makan dan minum, luka-luka di tubuhnya menimbulkan ruam dan memar, sebagian mulai bernanah. Tampilan Zhao Jiang juga lebih mirip orang gila yang kumuh, bau, dan kotor.
Sampai di pasar budak yang cukup ramai, Zhao Dong segera menawarkan Zhao Jiang pada orang-orang.
"Tuan, anda bisa membeli budak ini. Budak ini sebenarnya memiliki tubuh dan wajah yang bagus. Hanya saja, kami sempat mengalami perampokan dan dia berusaha melindungi kami dari perampok. Sehingga tubuhnya penuh luka, sebenarnya kami sangat menyayangi budak kami yang setia. Tapi kami bangkrut dan tidak sanggup membayar budak ini. Tolong belilah dia dan selamatkan dia, Tuan." Mulut manis Zhao Dong pandai merangkai kata, ditambah keadaan Zhao Jiang yang sangat mendukung.
Beberapa saudagar mulai berkerumun untuk melihat, tapi mereka berpaling dan pergi karena jijik.
"Lihat, bahkan kamu saja tidak memiliki harga di pasar budak." Zhao Dong mendecih sinis, seharusnya dia tidak merusak tubuh Zhao Jiang. Ya, meski Zhao Ming meminta agar dia membunuh Zhao Jiang. Mau bagaimana lagi, Zhao Dong tidak mau rugi, paling tidak dia harus mendapat keuntungan.
"Aku beli budakmu dengan luma belas keping perak," tawar seorang dengan pakaian dan tubuh yang terawat baik.
"Tapi Tuan, budak saya ini sangat berjasa. Lima belas keping perak terlalu murah, saya tidak bisa melepaskannya." Zhao Dong benar-benar sulit ditangani.
"Baiklah, jika budakmu sangat berjasa. Lebih baik kamu membawanya kembali," ujar orang tersebut datar.
"Ah. Maafkan saya Tuan, saya orang miskin jadi tidak bisa merawatnya. Anda bisa membawanya dengan lima belas keping perak," putus Zhao Dong cepat.
Senyum misterius, tersungging dari bibir pria yang membeli Zhao Jiang. Lantas dia meminta pengawalnya untuk membawa Zhao Jiang bersama mereka.