Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Dokter Genius Benson

Dokter Genius Benson

Pasien Darurat | Bersambung
Jumlah kata
562.3K
Popular
115.4K
Subscribe
2.4K
Novel / Dokter Genius Benson
Dokter Genius Benson

Dokter Genius Benson

Pasien Darurat| Bersambung
Jumlah Kata
562.3K
Popular
115.4K
Subscribe
2.4K
Sinopsis
PerkotaanAksiDokter GeniusBalas DendamDokterKekuatan SuperPria DominanSi Genius
Dua tahun yang lalu, dia seharusnya memiliki kehidupan kampus yang indah dan keluarga yang mencintainya, tetapi ayahnya tewas karena kecelakaan, yang disebabkan oleh pengemudi yang menyalahgunakan narkoba. Pengemudi merupakan anak keluarga kaya generasi dua yang berkuasa, sehingga terbebas dari hukuman, sementara dirinya dituduh dan masuk penjara. Untungnya, sebuah kejadian tak terduga memberinya warisan yang luar biasa selama sepuluh ribu tahun, ada keterampilan medis, seni bela diri, formasi dan lainnya. Di dalam penjara, dia diam-diam berlatih, fokus pada keterampilan medis dan seni bela diri, dan menjadi seseorang yang kuat dengan kemampuan medis dan bela diri yang mumpuni. Setelah keluar dari penjara, Benson dipenuhi oleh rasa dendam dan bersumpah akan membuat anak kaya tersebut membayar atas perbuatannya.
Bab 1

"Pak Hakim! Kenapa keputusan Anda seperti ini?" teriak Benson saat pengadilan sudah berakhir.

Matanya memerah penuh kekecewaan. Urat nadinya di sekitaran leher dan pelipisnya tampak menonjol keluar karena amarahnya yang meradang.

Sayangnya, hakim tersebut hanya melirik sekilas ke Benson dengan pandangan tak peduli. "Keluarga Samson sudah membayar denda atas kasus ini. Terima saja dendanya dan tutup mulutmu rapat-rapat!" balas Pak Hakim dengan nada sarkas. Dia kemudian melanjutkan langkahnya lagi tanpa mau mempedulikan teriakan Benson.

Benson berusaha untuk mengejar hakim. Namun, petugas keamanan menghalangi langkah Benson.

"Kami akan memenjarakan Anda jika Anda masih berbuat onar!" bentak penjaga keamanan pengadilan.

"Benson, sudahlah," pinta Ani Jayara, Ibu Benson. "Ayahmu sudah pergi meninggalkan kita. Ibu tidak mau kamu pergi dari hidup Ibu juga."

Benson menggelengkan kepala. Dia tak mau sidang ini berhenti hanya dengan denda. Apalagi, hakim menyatakan bahwa ayahnya adalah pelaku dari kecelakaan ini. Padahal, ayahnya adalah korban yang tertabrak oleh Sean Samson yang mengemudi mobil cepat dalam pengaruh narkoba.

"Mereka sudah membunuh Ayah, Ibu! Aku tidak bisa membiarkan mereka kabur begitu saja!" tentang Benson. "Aku harus menghentikan hakim itu! Pengadilan ini tidak adil dan harus diulang lagi!"

Ani menatap anak laki-lakinya dengan wajah pucat pasi. Napasnya tersengal-sengal cepat. Perlahan dia semakin lemas dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

"IBU!" bola mata Benson membeliak lebar. Dia sangat kaget melihat ibunya jatuh pingsan di depannya.

Langkahnya bergerak berlari menghampiri ibunya. Dia terduduk di lantai dan meraih tubuh lemas ibunya dalam gendongannya. "Ibu!" Benson kembali berteriak memanggil ibunya. Dia mengecek denyut nadi ibunya.

Hatinya berdegup kencang ketika dia sadar bahwa denyut nadi ibunya sangat lemah. Dia menoleh ke belakang. Hakim sudah menghilang dari pandangannya. Hatinya tentu saja masih ingin mengejar si hakim. Namun, dia tak bisa meninggalkan ibunya di sini dalam kondisi tak sadarkan diri.

Dengan hati berat, Benson memilih untuk memprioritaskan ibunya. Apalagi, dia tak mau ibunya pergi meninggalkannya dari dunia ini.

Benson menggendong ibunya di punggung. Setelah itu, dia berlari keluar gedung pengadilan dan naik taksi menuju ke rumah sakit.

"Bagaimana kondisi ibu saya, Dok?" tanya Benson dengan suara cemasnya.

"Pasien terlalu kelelahan dan banyak tekanan pikiran. Hal ini membuat tensinya mengalami kenaikan drastis dan pingsan," jelas dokter.

Benson termangu lesu. Sementara itu, dokter dan perawat pergi meninggalkan Benson bersama sang ibu.

Benson duduk di samping ibunya yang masih tak sadarkan diri. Dia meraih jemari tangan kiri ibunya dan menggenggamnya dengan erat. Dia mencium punggung jemari ibunya dengan wajah kuyunya yang sendu.

"Ibu, maafkan aku," bisik Benson penuh rasa bersalah. "Aku janji aku bakal membalaskan dendam kematian ayah!"

Benson tak peduli pada biaya ganti rugi sebesar 400 juta yang sudah diberikan oleh orang tua Sean Samson sebagai ganti atas kematian ayahnya. Baginya, uang 400 juta itu tak akan pernah bisa menggantikan nyawa ayahnya. Apalagi, Sean Samson malah membayar orang lain untuk menjadi penggantinya dan menanggung kasus kematian ayah Benson.

Benson ingin Sean Samson bertanggung jawab dan dihukum dengan adil di penjara. Karena itulah, satu minggu kemudian, Benson memutuskan untuk mencari informasi tentang keluarga dari orang yang menggantikan Sean Samson di penjara. Dia berniat memprovokasi keluarga orang itu untuk membongkar kebusukan Sean Samson lewat video yang akan diunggah di internet.

"Benson, kamu mau ke mana?" tanya Ani saat dia keluar dari dapur. Dia menatap heran dan cemas melihat anak laki-lakinya ingin keluar rumah. "Sekarang sudah jam sembilan malam, Ben."

Benson menelan ludahnya. Dia menatap ragu ibunya. Dia pikir ibunya sudah masuk kamar untuk tidur.

"A-aku mau keluar sebentar, Bu. Mau ambil buku buat ujian besok siang," bohong Benson.

Ani menatap bingung anak laki-lakinya. Dia tidak ingin Benson pergi berkeliaran malam hari. Dia takut Benson mengalami nasib buruk seperti suaminya. Meski begitu, dia tak bisa menahan kepergian Benson. Apalagi, dia tahu bahwa Benson sudah memasuki tahun kedua perkuliahan di Fakultas Kedokteran. Menjadi dokter hebat adalah impian Benson sejak kecil. Dia tak mungkin menghalanginya.

"Ben, tunggu sebentar," ujar Ani. Dia melangkah ke dalam kamar untuk mengambil sebuah kalung berliontin giok. Setelah itu, dia menyuruh Benson memakainya.

"Bu, apa ini?" tanya Benson bingung. Namun, dia tetap memakai kalung pemberian ibunya.

"Pakai saja, Ben," tutur Ani. Dia tersenyum lembut dan mengusap pipi anaknya dengan penuh sayang. "Kalung ini bisa melindungimu. Ibu harap kamu selalu selamat kemanapun kamu pergi."

"Amin. Terima kasih, Bu," Benson terharu mendengarkan doa tulus ibunya. Dia merengkuh tubuh ibunya dan memeluknya dengan hangat. "Aku pergi dulu, Bu."

Setelah itu, Benson melanjutkan misinya pergi ke rumah keluarga orang yang menggantikan Sean Samson di penjara. Anehnya, dia malah dikejar oleh segerombolan orang yang membawa pisau saat di tengah jalan yang sepi.

"Siapa kalian?" teriak Benson dengan pandangan tajam. Dia menatap lima orang berpakaian serba hitam dan menggunakan topeng untuk menyamarkan identitas.

Namun, lima orang itu tidak menjawab. Mereka langsung menyerang Benson tanpa banyak kata.

Benson cukup panik menghadapi serangan dari lima orang sekaligus. Instingnya untuk tetap mempertahankan keselamatan diri sangat kuat.

"Argh!" teriak Benson saat pipinya terkena tebasan pisau. Darah segar pun mengalir dari lukanya.

Dia yang awalnya menghindari pukulan beralih strategi dengan berusaha mengambil pisau milik salah satu anggota gerombolan itu. Karena panik dan takut mati, dia menusuk perut salah satu anggota gerombolan itu.

Orang itu jatuh tersungkur di trotoar. Sementara itu, empat orang lainnya langsung pergi dari lokasi.

Tangan Benson gemetaran hingga pisau di tangannya terjatuh. Tak berapa lama, suara mobil polisi terdengar. Dua orang polisi segera menangkap Benson dan membawanya masuk ke dalam mobil mobil polisi untuk diinterogasi.

Selama perjalanan, Benson terpaku bingung dalam keterkejutan. Rasa syoknya semakin hebat ketika darah yang mengalir dari pipinya membasahi liontin giok di depan dadanya.

Liontin giok itu ternyata adalah sebuah warisan peradaban sejarah yang mampu membuka kemampuan 'Mata Ilahi' pada diri Benson. Dalam sekejap mata, Benson bisa memiliki pandangan tembus pandang, bahkan dia bisa melihat seluruh organ tubuh dalam manusia. Tak hanya itu, dia juga bisa melihat berbagai macam makhluk ghaib seperti hantu dan jin. Bahkan, Benson bisa belajar tentang ilmu medis, sihir, strategi militer, hingga bela diri yang luar biasa dari kebangkitan liontin giok yang dikenakannya.

Sayangnya, Benson harus mendekam dalam penjara selama 5 tahun. Dia harus menjalani hukuman karena sudah menusuk orang dengan tuduhan berkelahi dan melakukan penganiayaan secara sengaja.

Dua tahun berlalu, Benson sudah berhasil meneliti dan menguasai warisan yang ada di dalam liontin gioknya di Penjara Garada. Dia bahkan memberikan banyak bantuan medis pada semua narapidana hingga anggota kepolisian di penjara sehingga dia bisa mendapatkan remisi dan keluar penjara lebih cepat.

Kepala penjara, Gerry, membuat sedikit pesta perpisahan di hari keluarnya Benson dari penjara. Dia memasang banner dan membuat semua narapidana mengucapkan salam perpisahan pada Benson.

Benson menatap lembut semua orang yang sudah mengisi kehidupannya selama di penjara yang berteriak serentak mengucapkan "Selamat atas kebebasan Dokter Benson Winata". Meski pandangannya tampak lembut, terkadang tatapannya pun terlihat kejam. Dalam hati, Benson sudah merindukan kekasihnya, Hera Suanto, yang sudah menantinya.

"Kalau kamu ada masalah, kamu boleh datang mencariku kapan saja," ujar Gerry dengan nada penuh persahabatan.

"Kamu harus memakan resep obat yang aku berikan padamu dengan teratur. Kamu tidak boleh berhenti mengonsuminya selama tiga bulan," Benson mengingatkan Gerry. Dia kembali teringat awal mula kedekatannya dengan Gerry ketika dia menyelamatkan Gerry yang menderita tumor otak ganas setengah tahun lalu.

"Tenang. Aku pasti akan meminumnya," sahut Gerry ramah. Dia mengantarkan Benson sampai depan gerbang keluar penjara. Setelah itu, dia menyerahkan kartu ATM pada Benson. "Ini untukmu, Ben. Ada uang sebesar empat ratus juta hasil dari iuran semua polisi dan sipir penjara. Memang tidak banyak tapi semua ini adalah tanda terima kasih kami atas semua pengobatan yang kamu lakukan untuk kami dan keluarga kami."

Benson sangat terharu menerimanya. "Terima kasih banyak. Uang ini akan sangat membantuku," ujar Benson. Dia tak menyangka Gerry yang biasanya licik bisa bersikap sangat baik padanya.

"Ini adalah kontak dan alamat seorang pengusaha kaya kenalanku," lanjut Gerry. Dia memberikan secarik kertas pada Benson. "Kamu bisa bekerja menjadi dokter pribadi putrinya dan mendapatkan uang puluhan milyar darinya. Ini adalah kesempatan emas untukmu. Kamu harus mengambilnya."

Benson terkejut. Namun, dia menerima kertas itu dan menyimpannya dengan baik.

Setelahnya, Benson naik mobil polisi menuju terminal bus. Hatinya dipenuhi kerinduan pada sang ibu dan kekasihnya. Namun, rasa dendam kesumatnya pada Sean Samson masih tak terbentung.

Dia menggenggam erat jemari tangannya dan mengepalkannya kuat-kuat. "Sean Samson, kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos!" gumam Benson dengan hati penuh dendam membara.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca