Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Sembilan Istri Si Dokter Tampan

Sembilan Istri Si Dokter Tampan

Petarung Jalanan | Bersambung
Jumlah kata
302.6K
Popular
48.3K
Subscribe
1.3K
Novel / Sembilan Istri Si Dokter Tampan
Sembilan Istri Si Dokter Tampan

Sembilan Istri Si Dokter Tampan

Petarung Jalanan| Bersambung
Jumlah Kata
302.6K
Popular
48.3K
Subscribe
1.3K
Sinopsis
PerkotaanAksiDokter GeniusPria MiskinKekuatan SuperMenantuUrban
Setelah mempelajari ilmu medis dari guruku yang tak terkalahkan, aku muncul ke permukaan dengan sembilan surat wasiat perjodohan dan harus mencari calon istriku! Perjalananku tidak mudah. Beberapa calon istriku ada yang menolak mentah-mentah karena menurut mereka aku tidak layak. Namun mereka tidak tahu kalau aku dapat menentukan hidup dan mati seseorang!
Bab 1

"Aaron...coba periksa dadaku."

Suara desah terdengar dari seorang wanita yang tengah mengusap-usap kedua bolanya yang membusung. Aaron Henderson memutar tubuhnya dan mulai menyadari kalau itu adalah seorang guru perempuan. Namun, wajah gurunya tampak pucat seperti orang sakit.

"Guru, Anda kenapa?" Tanya Aaron yang enggan menjawab pertanyaan guru perempuannya.

"Iya, dadaku terkena pukulan tenaga dalam dari musuhku! Bisakah kamu menggunakan ilmu pengobatan dari guru kita agar aku bisa sembuh?" Pinta gurunya sambil perlahan menyibak pakaian yang menyembunyikan dada yang gemas itu.

Aaron membulatkan mata, dia menelan ludah sendiri ketika melihat belahan dada guru perempuan yang putih dan sintal itu.

"Tidak, aku tidak bisa mengkhianati guruku! Ini hanyalah ilusi, hanya ilusi!" Teriak Aaron sangat keras.

Tiba-tiba, pandangan mata Aaron menjadi buram, kepala terasa berat dan pusing. Ketika pandangan matanya membaik, dia tidak lagi menghadap ke arah gurunya.

"Guruku yang pria sudah lama membujang, tapi bagaimana mungkin dia tiba-tiba memiliki istri yang cantik?" Pikir Aaron, dan tertawa di dalam hatinya.

Dia membalikkan badan lagi dan melihat jari-jari mungil guru perempuannya yang sedang berselancar membuka tiap-tiap bagian pakaiannya. Adegan ini baru saja dialaminya, sehingga membuatnya keheranan.

"Lihat dadaku, peganglah agar kamu bisa menyembuhkannya!" Pinta guru perempuan.

"Anggap saja ini semua adalah mimpi! Anda adalah orang yang saya segani!" Tolak Aaron, lalu membalikkan badan.

Dan, lagi-lagi adegan yang sama tersaji di depan matanya. Aaron tertawa di dalam hatinya, sebab ilusi seperti ini sudah tidak mempan lagi.

Aaron duduk bersila untuk bermeditasi. Tujuannya agar ilusi semacam ini tidak terus berulang. Tetapi, suara guru perempuan terus meminta tolong agar disembuhkan.

Seorang pria tua datang menghampiri formasi ilusi dan berkata kepada Aaron, "Selamat kamu lulus! Coba ceritakan pengalamanmu selama di dunia ilusi."

Aaron mendengar suara guru prianya. Dia perlahan membuka mata, dan melihat gurunya berdiri di depan. Dia segera berdiri dan bertanya sebelum menceritakan pengalamannya, "Berapa lama saya tinggal di dalam formasi ilusi?"

"Tiga tahun. Ceritakan apa saja yang kamu alami!" Jawab guru dan bertanya balik.

Aaron teringat apa yang terjadi di dalam formasi ilusi, lalu menarik napas dalam-dalam berbatin, "Bisa saja aku kena pukul guru jika menceritakannya dengan jujur!"

"Godaan terberat bagi pria adalah wanita cantik, kecantikan yang membius akal pikiran. Awal-awal, saya digoda sembilan wanita cantik dan terus berulang-ulang. Setiap waktu sembilan wanita itu bergiliran melayang saya. Namun, karena adegan terus berulang, saya menyadari bahwa semua ini hanyalah ilusi," kata Aaron menceritakan pengalamannya.

Dia tidak berani menceritakan tentang guru perempuan, sebab berkata jujur sama saja mematahkan kaki dan tangannya. Gurunya ini terkenal tegas dan setiap muridnya dilarang keras melecehkan wanita.

"Bagaimana mungkin bocah ini bisa melawan godaan wanita cantik? Apakah dia benar-benar sudah berubah?" Batin sang guru.

"Bagaimana caramu bisa melawan godaan?" Tanya Sang guru dengan maksud menyelidiki muridnya.

"Guru, karena saya berhasil memecahkan misteri formasi ilusi, apakah saya boleh turun gunung?" Aaron menghindari pertanyaan tadi dan tanya balik tentang janji gurunya dulu.

"Hmm... formasi ilusi ini sangat sulit dipecahkan. Tapi, kamu bisa melewatinya selama tiga tahun ini, maka kemampuanmu tidak perlu diragukan lagi. Baiklah, baiklah, besok kamu bisa turun gunung!" Jawab sang guru.

"Terima kasih, Guru!" Ucap Aaron senang.

"Tetapi, karena adanya perubahan pada dunia selama tiga tahun ini, Guru ada tugas lain untukmu yang bisa menambahkan wawasan dan pengalaman," kata Sang guru.

"Tugas? Apakah berat tugasku?" Selidik Aaron yang sebenarnya enggan menerima tugas lain.

"Tidak terlalu berat! Carilah sepuluh artefak legendaris yang muncul lagi beberapa bulan lalu. Dan sebenarnya belum waktunya artefak itu muncul. Kamu harus mendapatkannya sebelum ditemukan orang lain. Seandainya artefak kuno itu jatuh ke tangan orang yang tidak berprikemanusiaan, sangat berbahaya...." ungkap guru

"Wow... Artefak legendaris? Apa saja jenisnya?" Sela Aaron yang menjadi bersemangat dan tertarik.

"Ada beberapa yang Guru lupa namanya. Tapi kamu bisa mengetahuinya dari pancaran aura artefak setiap kali berdekatan. Aku hanya ingat, Lonceng Agung Timur, Pedang Langit Emas, Kapak Pandora... Oh iya...,"

Guru mengeluarkan sesuatu dari dalam cincin penyimpanan. Aaron melihat setumpuk dokumen yang dikeluarkan oleh gurunya.

"Guru sudah mencarikan siapa saja wanita yang akan menjadi istrimu, ada sembilan wanita terpilih untukmu! Ini adalah surat pernikahanmu dengan sembilan wanita yang masih perawan!" Ungkap guru sambil memberikan dokumen pernikahan.

"Sembilan wanita?" Aaron terkejut, sebab tidak pernah membayangkan memiliki sembilan istri. "Apakah aku sanggup setiap hari bercinta dengan sembilan istriku?" Batinnya dengan ekspresi tak berdaya.

Guru tersenyum melihat ekspresi wajah muridnya. "Sembilan istrimu sangat cantik bagaikan bidadari. Setiap pria yang melihat mereka, sudah pasti akan tergiur. Tetapi, kamu harus melindungi mereka, bersikap adil dan bijaksana! Awas jika kamu membuat mereka kecewa, Guru sendiri yang akan menghukum dirimu!"

Aaron menjadi bersemangat karena gurunya tidak mungkin berbohong. "Percayalah Guru, muridnya pasti melakukan sesuai perintah!" Ucapnya berapi-api.

Sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal, Aaron bertanya, "Guru, apakah tidak ada sesuatu untukku selama turun gunung? Guru tahu, untuk mendapatkan sepuluh artefak legendaris dan sembilan wanita tidaklah semudah membalikkan telapak tangan!"

Guru tersenyum dan tahu apa yang diinginkan muridnya. Dia melihat gunung di kejauhan. Setelah tidak melihat adanya manusia tinggal di gunung tersebut, dia melambaikan tangannya.

Boom...

Aaron kaget setengah mati karena sudah ledakan keras. Ketika membalikkan badan, dia terkejut melihat gunung dihancurkan oleh gurunya hanya dengan lambaian tangan kanan saja.

Swosh...

Aaron terbelalak melihat sebuah pedang keluar dari perut gunung yang baru dihancurkan gurunya. Pedang itu melesat ke arahnya sangat cepat. Dia melihat gurunya dengan mudahnya mengambil pedang terbang berkecepatan tinggi.

"Pedang ini bernama Pedang Tujuh Bintang, kekuatannya tidak jauh berbeda dengan Pedang Langit Emas," kata guru sambil memberikan Pedang Tujuh Bintang kepada muridnya.

Dengan hati gembira, Aaron menerima pedang itu. Dia membelai bilah pedangnya dengan menggunakan perasaan, dia merasakan ada koneksi batin dengan Pedang Tujuh Bintang

"Ini kitab kuno yang berisi teknik Ilmu Pengendalian Pedang. Setelah kamu pelajari, kamu bisa terbang menggunakan pedang," terang guru sambil memberikan kitab kepada muridnya.

"Ini adalah cincin penyimpanan. Gunakan energi sejati untuk bisa terikat dengan cincin ini!" Imbuhnya.

Aaron sampai gemetaran menerima pemberian gurunya. Dia melakukan sesuai instruksi gurunya, mengalirkan energi sejati ke dalam cincin penyimpanan.

Setelah terkoneksi dengan cincin penyimpanan, Aaron sampai tidak bisa berkata-kata, sebab cincin berisi puluhan ton emas dan berbagai macam harta.

Aaron sangat senang. Tetapi, berhubungan karena baru pertama kali turun gunung, ia pun bertanya lagi, "apakah masih ada hadiah yang lain?"

"Hmmm...!" Sang guru berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah botol porselen.

"Di dalamnya berisi Pil Tenaga Ekstrim, obat kuat yang jauh lebih dahsyat dibandingkan obat kuat mana pun. Dengan kamu mengkonsumsi pil ini, kamu bisa memuaskan sembilan istrimu dalam satu waktu. Jika pil ini habis, kamu bisa membuatnya sendiri!" Terang guru sambil memberikan botol porselen.

"Guru, Anda membuat saya sulit berkata-kata!" Puji Aaron sambil menyimpan botol porselen di dalam cincin penyimpanan.

"Guru hanya ingin kamu menyelesaikan tugas dengan sempurna. Dan ingat, jaga nama besar gurumu ini!" Peringatan Sang Guru.

"Murid mengerti, Guru!" Ucap Aaron. "Tapi...," imbuhnya ragu-ragu.

"Tapi apa? Bukannya Guru sudah memberikan banyak bekal!" Tanya Sang guru.

"Itu... Apakah sembilan istriku mau berkumpul dan akur?" Tanya Aaron dengan malu-malu.

Guru tersenyum sambil menyentil kening muridnya. "itu tergantung pada pesonamu sendiri. Kamu harus bisa membuat mereka bergantung padamu!" Arahannya, dan mengeluarkan sebuah kitab yang tersegel dengan rantai energi.

"Ini Metode Kultivasi Ganda di Kamar. Dan ini yang terakhir Guru berikan!" Imbuhnya sambil memberikan kitabnya.

"Apa ini?" Tanya Aaron.

"Pelajari sendiri. Besok kamu pergi ke rumah keluarga Hartono sebelum tengah hari! Ingat, jangan sampai terlambat!" Jawab sang guru dan mewanti-wanti muridnya agar tidak terlambat menemui keluarga Hartono.

Aaron tidak sabar untuk membuka kitab Kultivasi Ganda, sehingga tidak menganggap serius pesan gurunya. Dia tidak tahu gurunya sudah pergi.

Aaron terbelalak ketika melihat ilustrasi di dalam kitab tampak seperti nyata orang yang sedang bercinta. Dia sampai menelan ludah sendiri dan membuat dadanya berdebar-debar.

Aaron membuang pikiran kotor dengan duduk bersila untuk mempelajari dua kitab pemberian gurunya. Tanpa terasa, dia belajar sampai hari menjelang pagi. Ketika matahari terbit, dia baru sadar jika terhanyut dalam pembelajaran mendalam.

"Keluarga Hartono!" Gumam Aaron sambil melihat ke arah matahari terbit.

Dia berdiri, meletakkan tangan kanan yang terkepal di dada kiri sambil berpamitan, "Guru, murid pergi. Mohon doa restunya!"

Tahu kebiasaan gurunya, Aaron tidak menunggu balasan dari gurunya. Dia tahu gurunya selalu mengawasinya. Dia mengeluarkan Pedang Tujuh Bintang, dan mengalirkan energi sejati.

Swosh...

Pedang itu melayang di udara setinggi satu meter dari permukaan tanah. Aaron melompat ke bilah pedang dan hampir terjatuh karena belum terbiasa.

Swosh...

"Aahhh...!"

Aaron kaget karena pedangnya terbang sendiri. Dia hampir saja terjatuh jika terlambat memegang gagang pedangnya. Dia mengayukan kakinya sehingga bisa menaik ke bilah pedangnya.

"Tidak semudah yang kubayangkan!" Keluh Aaron sambil kedua tangannya direntangkan ke samping agar bisa seimbang berdiri.

Aaron mulai terbiasa berdiri di atas pedangnya dan bisa mengendalikan pedangnya. Tetapi, karena kesulitan mengendalikan pedangnya, dia terlambat datang ke rumah keluarga Hartono.

"Aduh, aku lupa!" Aaron panik.

Gurunya sudah mewanti-wanti agar tidak sampai tengah hari datang ke kediaman keluarga besar Hartono. Karena tidak ingin mengecewakan guru, dia sebisa mungkin terbang cepat.

Setelah beberapa waktu, Aaron melihat villa megah yang dimiliki oleh keluarga besar Hartono. Ketika tiba di depan pagar Villa Dirgantara, dia keheranan melihat banyak orang yang melayat.

"Siapa yang meninggal dunia?" Batin Aaron gusar.

Aaron melihat seorang pelayan menghampirinya.

"Silakan masuk, Tuan Muda!"

Pelayan Keluarga Hartono mengira Aaron datang untuk melayat dan mengundangnya masuk ke aula duka.

"Aku Aaron, tunangan Olivia Hartono. Apakah Olivia ada?" Tanya Aaron dengan maksud mengutarakan tujuan kedatangannya.

"Anda tunangan nona muda Olivia?" Sang pelayan skeptis, sebab sebelumnya tidak ada informasi.

"Iya. Ini buktinya!" Jawab Aaron sambil menunjukkan dokumen pernikahan.

Sang pelayan melihat isi dokumen. "Apakah ini benar?" Batinnya karena tidak tahu apa-apa tentang surat pernikahan seperti ini.

"Tuan Muda tunggu sebentar di sini. Surat ini saya bawa untuk dikonfirmasikan kepada keluarga Hartono!" Pamit sang pelayan yang tidak berani mempersilahkan Aaron masuk ke halaman rumah.

Aaron memberikan dokumen pernikahan. Pelayan itu menerima dokumen dan buru-buru lari untuk menemui Olivia Hartono.

Orang-orang yang melayat berbisik-bisik ketika mendengar perkataan Aaron. Aaron tidak ambil pusing mendengar komentar mereka, dia bersandar pada pintu pagar.

Tak lama kemudian, datang seorang wanita berparas sangat cantik bersama dengan pelayan keluarga yang mengikuti di belakangnya. Wanita itu memakai pakaian serba hitam, sebab di kediamannya dalam suasana berkabung.

"Cantiknya!" Seru Aaron di dalam hatinya, matanya sampai tidak berkedip melihat wanita itu yang kecantikannya bagaikan bidadari.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca