

Keluarga yang menguasai setengah dunia ini, itu adalah keluarga Orion yang secara turun temurun melahirkan anggota keluarga dengan kemampuan fisik dan bakat yang luar biasa.
Itulah yang membuat keluarga Orion memerintah dunia tanpa ada yang menandingi.
Mulai dari bertarung, menaklukkan dan mengendalikan.
Tiga hal tersebut sudah cukup menggambarkan semua tentang keluarga itu.
Dan..
Itulah keluarga tempat aku dilahirkan..
Namaku Rhysar, putra bungsu dari keluarga Orion, dalam upacara pemilihan untuk melihat masa depan keturunan keluarga, aku memilih lambang pedang yang merupakan lambang kepala keluarga.
Mereka menyebutnya pedang Barisada..
Entah bagaimana tanganku memegang pedang tersebut dan menjadikan takdirku sebagai penerus pimpinan keluarga pun dimulai.
"Kau memilih seperti yang ku harapkan.. sangat menarik," itulah ucapan ayah pada diriku yang bahkan masih berusia 2 tahun, cukup muda bukan untuk memilih masa depan, tapi hey! Aku bahkan tidak tahu apa-apa kala itu..
Hanya dengan menyentuh pedang sebagai pilihan pertama malah membuatku harus menjadi penerus?
Ku pikir masa depanku akan penuh kesuksesan dan ketenaran, akan tetapi..
Apa itu masuk akal?
Aku bahkan tidak mempunyai bakat dalam menggunakan pedang.
Meski begitu, dengan keyakinan, aku tetap berlatih dan berharap agar suatu saat bakatku akan muncul.
"Hei! Lihat itu! Bagaimana mungkin anggota keluarga Orion sangat payah menggunakan pedang?"
Ucapan seperti itu sudah sering aku dengar setiap aku berlatih..
"Ya.. benar-benar sampah"
"Dia hanya aib keluarga"
"Sangat jauh dari standar keluarga Orion!"
"Anak paling tidak berguna"
Berbagai macam hinaan ku terima, meski begitu, aku tetap terus berlatih siang dan malam..
"Hei Rhysar! Apa kau masih mengayuhkan pedang kayu tak berguna itu lagi?"
Lagi-lagi kedua kakakku datang untuk mengejekku, mereka berjalan kearah ku dengan tatapan yang penuh kebencian.
"Abaikan saja, dia tidak menggunakan pedang biasa, pasti itu Pedang Spesial"
Sudah pasti itu adalah ucapan penuh ejekan.
"Dari mana itu bisa disebut Pedang Spesial?"
"Kau benar, aku juga penasaran ada dimana Barisada, kenapa dia malah mengayunkan pedang kayu?"
"Hei! Kenapa kau diam saja?"
"Kakak tersayangmu ini sedang bertanya padamu!"
Satu pukulan ku terima dari kakakku dan itu membuatku terjatuh, pedang kayu yang ku pegang kini sudah terlempar.
"Dasar tak berguna!," ucapnya yang berdiri menatapku dengan wajah kesal.
Aku melihat pedang kayu dan berusaha mengambilnya lagi, namun di tepis olehnya.
"Kenapa kau masih keras kepala? Apa kau ingin mengayunkan pedang itu lagi?"
"Itu hal yang tidak berguna!"
Meski tanganku perih karna di injak saat hendak mengambil pedang itu, namun aku mencoba untuk tidak meringis.
"Haha.. lihat ini? Teori dasar ilmu pedang?"
Kali ini aku kaget, entah kapan dia mengambil buku milikku.
"Hei! Apa kau pikir dengan membaca buku bodoh ini akan bisa membuatmu menjadi ahli dalam menggunakan pedang?," ucapnya sambil mematahkan pedang kayu tersebut.
"Inilah mengapa jangan pernah memberikan kesempatan pada bocah tidak berguna sepertimu!"
"Hentikan! Kembalikan buku milikku!," Aku mencoba mengambilnya namun kalah karna kakakku yang lain mengunci pergerakan tanganku.
"Karena kesempatan yang di berikan padamu.."
"Kakak! Tunggu!!"
"Telah kau sia-siakan.."
"HENTIKAN!"
"Dan kau masih saja terus berharap?!"
"Kakak tidak perlu melakukan ini.."
"Apa kau bilang?"
Dia menarik rambutku sehingga kepalaku mendongak keatas, kini wajahnya hanya beberapa senti di depan wajahku.
"Kami melakukan ini demi dirimu, tapi kenapa kau terus membantah Hah?!"
"Apa itu yang pengasuh ajarkan padamu?"
Mendengar dia menyebut pengasuhku membuat aku kesal.
"Gilly tidak ada hubungannya!!," balasku dengan teriakan.
"Melihat kau terus membantah kami.. Sepertinya kami perlu mengajarimu lagi soal tata krama"
Bullying yang dilakukan kakakku dan bakat menyedihkanku yang tidak pernah muncul..
Aku tidak peduli dengan semua itu, aku hanya harus berusaha lebih keras
Jika aku bekerja keras, maka pada akhirnya aku akan mendapatkan pengakuan dari keluargaku.
Dan menjadi bagian dari keluarg Orion yang sesungguhnya.
Itulah yang selama ini ku percaya..
Namun, ternyata tidak..
"Rhysar, mulai saat ini kau bukan lagi bagian dari keluarga ini.."
Aku mendengar kata demi kata yang disampaikan oleh prajurit pembawa pesan sambil menatap gerbang kediaman Orion yang sudah tertutup.
"Karena usaha keras yang kau tunjukkan selama ini, sehingga kami tidak akan membunuhmu"
Itulah bagaimana aku dikeluarkan dari keluarga pada usia 25 tahun dan memulai perjalanan baru tanpa tujuan.
Dan karna hal itu juga, aku bertemu dengan Master..
Aku pun mulai menyadari bahwa diriku juga memiliki bakat, tidak hanya itu, bakat yang kumiliki ternyata ada di bidang sihir.
Kebetulan, sihir adalah hal terlarang dalam keluarga Orion.
***
Tiga tahun kemudian..
"Hubungkan mana yang ada di alam bebas dengan mana milik penyihir untuk memulihkan mana, setelah itu mana yang diperkuat akan tercipta"
Aku sudah banyak membaca buku sihir dan mempraktekkannya untuk menambah ilmu, dan hari itu aku mencoba cara baru.
DUAAR!
Sebuah ledakan terjadi dan kini kamarku di penuhi Kegelapan.
"Hmm.."
Ada sebuah suara yang aku tak kenal.
"Siapa kau?," tanyaku.
Tak berapa lama, semua sosok muncul dengan wajah samar, namun aku bisa melihat rantai yang mengikat kedua tangan sosok itu.
"Aku Solderet, Penguasa Kegelapan.."
"Rhysar Orion, sebagai Dewa Kegelapan, aku akan menawarkan sebuah kontrak untukmu, jika kau membuat kontrak denganku, kau tidak hanya bisa menggunakan kekuatan Kegelapan, tapi kau juga akan bisa mematahkan semua kutukan.."
"Hmm... ya ampun.. Kontraktor, sepertinya ada yang membencimu sejak kau masih muda.. Bakat dalam dirimu selama ini terhalang oleh kutukan"
"Kutukan?"
Apa benar aku dikutuk?
"Benar! Kutukan ini disebut Ilusi Pedang, efeknya menekan bakat seorang pengguna pedang, kutukan mengerikan yang tidak ada dalam sejarah keluarga Orion."
Aku tak menjawab karna memang aku tidak mengerti apapun.
"Aku paham," setelah mengatakan itu, tangannya mendekat ke arah dadaku seolah sedang membuka kunci.
"Mungkin karna inilah aku terpanggil olehmu, mulai sekarang.. kau akan kebal dari berbagai macam kutukan dan yang harus kau lakukan hanya menjadi ksatria sihir yang tak terkalahkan"
"Rhysar.. Mengawasi pasti akan menyenangkan bagiku.."
Itulah ucapan terakhirnya sebelum menghilang dan membuatku bertanya-tanya apakah itu benar?.
Aku pun keluar dan mengambil pedang asli, bukan pedang kayu..
Dan tepat seperti yang Solderet katakan, setiap kali aku mengayunkan pedangku, aku berhasil mencapai tingkat uang lebih tinggi.
Rasanya ringan sekali, seperti tidak perlu mengeluarkan tenaga apapun, aku hanya mengayunkan lenganku saja!
Jika aku menambahkan sihir.. maka..
Sudah tidak ada lagi, akhirnya seluruh kerja kerasku membuahkan hasil!
***
Bukankah barusan aku mendengar sebuah teriakan?
Untuk sebuah alasan..
Tubuhku terasa berat..
Huh..
Master..
Solderet..
"Apa ada orang disini?"
Bukankah aku sedang tertidur?
Aku tidak percaya..
Apakah aku mati ketika sedang tertidur, apa pada akhirnya aku tetap tidak berguna?
Apa aku tidak punya kesempatan untuk menggunakan sihirku dan kekuatan Solderet yang ku dapatkan?
Jika tahu semua akan jadi begini, kenapa aku..
KENAPA AKU DI BERI KESEMPATAN!!
Pang*
Sebuah cahaya seolah menarikku.
Begitu aku membuka mata, di depan sana ada orang-orang dari keluargaku.
Apa yang sedang terjadi?.. Jelas-jelas aku sudah mati..
"Semangat Tuan Muda Rhysar!"
Gilly? Kenapa dia bisa ada disini?!
Pandanganku melihat sekeliling.
Hei! Bukankah pedang itu.. Barisada?
Ah.. aku ingat.. Ini adalah upacara pemilihan..
Aku kembali ke masa lalu sebagai bayi berusia 2 tahun.
Aku merangkak untuk memilih salah satu pedang.
"Dia memilih pedang kepala keluarga!"
"Penerus kepala keluarga sudah di tentukan!"
Ya! Di kehidupan kedua, aku akan menjalani hidup dengan jalankan sendiri!