Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Sang Juru Kunci

Sang Juru Kunci

Bebicaisim | Bersambung
Jumlah kata
25.0K
Popular
587
Subscribe
234
Novel / Sang Juru Kunci
Sang Juru Kunci

Sang Juru Kunci

Bebicaisim| Bersambung
Jumlah Kata
25.0K
Popular
587
Subscribe
234
Sinopsis
HorrorHorrorDunia GaibIndigoIblis
Luqman, pemuda biasa yang seharusnya memiliki kehidupan biasa. Terjebak dalam prahara misteri karena, sebuah rahasia yang berusaha dia kubur sedalam mungkin. Namun, terbongkar karena ulah makhluk-makhluk gaib yang selalu mengganggunya.
Jerit Malam

Suasana malam yang remang, didukung gerimis kecil dan angin. Membuat keadaan semakin berat, manusia waras mana pun pasti lebih memilih meringkuk di tengah ranjang bergelung dengan selimut.

Berbeda dengan Luqman yang justru celingak-celinguk di tengah pemakaman.

Bukan tanpa alasan dia melakukan hal tersebut, sebab tidak sekali dua kali dia mendapat bisikan. Entah ada benda keramat, atau permintaan tolong dari makhluk tak kasat mata.

Sejatinya, Luqman bukanlah pemberani. Dia hanya risih jika terlampau sering diganggu hal-hal yang berbau mistis. Untung saja hanya sebatas gangguan makhluk halus, bukan gangguan ala-ala ilmu hitam.

Sampai dia sendiri juga terheran-heran, sebenarnya dia manusia dari jenis mana. Sampai bisa tahu dan mendengar hal-hal mistis tersebut.

Baiknya lagi, meski dia tidak pernah dikirimi hal yang berbau ilmu hitam. Beberapa kali dia tanpa sengaja memergoki benda-benda yang menjadi lantaran ilmu hitam berseliweran di sekelilingnya. Meski bukan dia tujuannya, tapi rada ngeri kalau hampir setiap hari dia melihat benda-benda sejenis benang lengkap dengan jarumnya berterbangan di langit menjelang maghrib.

Kemudian esok harinya, akan ada pengumuman dari masjid kalau ada orang meninggal dalam keadaan yang tidak wajar.

Beberapa kali dia juga bermimpi ditemui orang dengan pakaian serba putih. Mengatakan jika dirinya mau belajar, dia juga bisa menghalau benda-benda yang menjadi lantaran ilmu hitam. Akan tetapi, Luqman ngeri kalau hal-hal tersebut nantinya malah mengenai dirinya.

Dia masih belum mau mati muda.

Setelah beberapa kali mengarahkan senternya dengan acak, akhirnya Luqman menemukan apa yang dicari.

"Turun nggak, ngapain kamu nangkring di sana!" bentaknya geram.

Sesosok berjubah putih kusam, rambut terjuntai panjang menutupi seluruh wajah. Enggan menoleh padanya, namun langsung berdiri tepat di depan wajahnya menyisakan jarak tidak lebih dari lima senti.

"Ya Alloh Gusti, kalau mau ngejogrok dimari. Minimal ngasi kode dulu ngapa, gue masih manusia normal yang bisa jantungan-- jangan ngadep gue vangke!" bentak Luqman dengan panik tatkala tulang makhluk jejadian itu mulai berderak.

"Tolong."

Suara makhluk tersebut seperti desau angin yang membuat bulu kuduk berdiri.

"Jangan ngedesah anying, gue nggak denger. Buruan, lo mau dianterin kemane."

Makhluk jejadian itu menunjuk pada salah satu makam yang nampak sudah rusak.

"Itu tempat lo?" tanya Luqman memastikan.

Anggukan dari makhluk jejadian itu, membuat Luqman mesti mengucek matanya beberapa kali. Sebab cahaya yang minim, membuat penglihatannya tidak terlalu jelas.

"Wak elah, pantesan lo kagak berani pulang. Yang nungguin lo bahkan lebih serem dari lo," gumamnya saat melihat sosok tinggi besar dan hitam berdiri tegak pada makam yang ditunjuk makhluk jejadian tadi.

Luqman langsung duduk bertopang dagu menatap makhluk hitam besar, lalu beralih menatap makhluk di sampingnya.

Menghela nafas kasar, dia akhirnya menatap lekat bagian kepala yang biasa disebut muka. Meski tertutup rambut panjang, menyisakan sedikit bagian wajah saja.

"Jangan-jangan lo mati gara-gara dikejar debt collector. Sampai di alam barzah pun lo masih dikejar juga," cerocos Luqman yang langsung berdiri menepuk-nepuk celananya yang terkena tanah.

Berjalan tegas, pemuda itu menghampiri sosok hitam besar tanpa gentar.

Lagipula, mau makhluk halus dari jenis mana juga dia sudah ketemu. Biasanya mereka yang lari saat melihat Luqman, entah yang satu ini membuat langkahnya semakin lama semakin berat. Bahkan kepalanya seakan membesar, dalam hati Luqman melafalkan ayat kursi sekedar membuatnya tetap sadar.

Sebab kalau sampai dia tidak sadar, hasilnya akan sangat fatal.

"Berhenti!" geram sosok bayangan tinggi besar tersebut.

Namun Luqman tetap berjalan dengan keras kepala meski dadanya semakin sesak dan panas.

"Kenapa kamu tidak membiarkannya kembali," tanya Luqman dalam batin.

"Dia tidak berhak," bantah bayangan itu.

"Lantas apa kamu berhak?" balas Luqman.

"Bukan urusanmu!" sentak bayangan hitam.

Semakin dekat, penglihatan Luqman semakin kabur, namun dia tetap melangkah meski jantungnya berdetak dengan kecepatan tidak masuk akal.

Sampai dia merasakan jantungnya berhenti berdetak, lalu panas dari dadanya merangsek mengalir ke kepala. Sebelum kehilangan kesadaran, dia sempat melihat makhluk hitam tersebut mental beberapa meter dari tempatnya berdiri. Sedangkan Luqman sendiri muntah darah lalu pingsan.

Dalam tidak sadarnya, dia bermimpi dihampiri seorang gadis cantik berparas amat manis. Berdiri membungkuk di atas kepalanya, tersenyum dengan sinar terang namun tidak menyilaukan.

"Terimakasih sudah membantuku, hati-hati dengan keistimewaanmu. Kamu akan jadi incaran orang-orang jahat, bahkan itu bisa mengancam nyawamu." Luqman tidak mendengar suaranya, dia hanya melihat gerak bibir gadis tersebut.

Ingin sekali Luqman bertanya perihal bantuan apa yang sudah dia berikan. Akan tetapi, mulut dan tubuhnya tidak mampu dia gerakkan sedikit pun. Saat dia ingin berteriak karena rasa putus asa, yang keluar dari mulutnya justru rintihan lirih.

Sampai gadis itu hilang dari pandangan, barulah dia bisa berteriak dengan kencang sampai benar-benar terbangun. Nafasnya tersengal-sengal, bahkan perasaan putus asa itu masih terbawa sampai air matanya jatuh begitu saja.

"Ya Alloh, dadaku sesak," ucapnya meremas pakaian yang dia kenakan.

Tinggal di rumah kecil yang cicilannya tinggal enam bulan lagi sendirian, membuatnya mendapat mimpi aneh berkali-kali.

Dirinya yang penakut tingkat nirwana, berkali-kali menjadi sosok pahlawan yang membantu penyebrangan makhluk yang tidak bisa menyeberang. Entah karena masih memiliki ikatan dengan dunia nyata, maupun diganggu oleh makhluk lain.

Untungnya rumah yang dia tinggali, adalah jenis yang padat penduduk. Meski jalan masuk komplek, melewati pemakaman.

"Luqman, masih hidup kan?" tanya seorang gadis anak tetangga yang cukup akrab dengannya.

"Lo harus kecewa karena gue masih nafas sampai detik ini," jawabnya asal. Sambil meletakkan benda aneh yang tergeletak di nakas, kali ini dia mendapatkan cunduk mentul yang biasa dipakai manten khas jawa.

"Cepat mandi, nanti bu Rindang ngamuk lagi kalau kita telat," seru gadis bernama Rekka dari ruang tamu.

"Lo kan bisa berangkat duluan biar kagak telat, ngapain nunggu gue," balas Luqman berjalan menuju lemari untuk ganti baju. Kebetulan usai shubuh dia langsung mandi lalu ketiduran.

"Telat bareng bestie seru tahu," jawabnya dengan enteng.

"Gila," cibir Luqman berjalan keluar menenteng sepatu dan tas.

"Udah sarapan?" tanya Rekka tanpa mengalihkan pandangannya pada televisi yang menanyangkan film horor jadul. "Ngapa dah, pagi-pagi ada film horor."

"Gue puasa. Mana?" Luqman juga ikut nimbrung untuk memastikan. Tepat saat dia duduk, jump scare-nya juga muncul, hantu berkuncir khas lokal muncul dengan wajah hitam dan mata menyala.

Detik itu, nyawa Luqman seakan terbang dari raganya. Rekka terkejut sejenak, lalu menelan ludah dan menengok pada Luqman.

"Luq, Luq, Luqman." Rekka berusaha menyadarkan pemuda tersebut.

Setelah memastikan kelopak mata Luqman berkedip, Rekka bisa bernafas lega sebelum menepuk kening karena pria itu justru pingsan.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca