Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Sistem Balas Dendam : Dari Pengkhianatan ke Puncak Kejayaan

Sistem Balas Dendam : Dari Pengkhianatan ke Puncak Kejayaan

Kinan Larasati | Bersambung
Jumlah kata
137.6K
Popular
7.7K
Subscribe
684
Novel / Sistem Balas Dendam : Dari Pengkhianatan ke Puncak Kejayaan
Sistem Balas Dendam : Dari Pengkhianatan ke Puncak Kejayaan

Sistem Balas Dendam : Dari Pengkhianatan ke Puncak Kejayaan

Kinan Larasati| Bersambung
Jumlah Kata
137.6K
Popular
7.7K
Subscribe
684
Sinopsis
18+PerkotaanSlice of lifeSistemMengubah NasibHarem
Dipecat. Difitnah. Dikhianati. Rafael kehilangan segalanya dalam satu hari, pekerjaannya di NextWave dan kekasih yang selama ini ia percayai. Lebih menyakitkan lagi, wanita yang ia cintai ternyata berselingkuh dengan orang yang telah menjatuhkannya. Namun, di saat Rafael terpuruk, sebuah sistem misterius muncul, memberinya kesempatan kedua. Dengan misi-misi yang harus diselesaikan, Rafael mulai bangkit dan menemukan kekuatan baru dalam dirinya. Selama perjalanan, ia bertemu dengan orang-orang lain yang juga menjadi korban kejamnya NextWave. Bersama mereka membentuk tim dan dengan bantuan sistem, Rafael dan tim mengungkap rahasia gelap perusahaan yang telah menghancurkan hidup mereka. Dari seorang pria yang terbuang, Rafael kini berada di jalan menuju puncak kejayaan. Apakah dia dan timnya bisa menuntaskan misi dari Sistem Balas Dendam? Atau justru mereka akan menjadi target selanjutnya dari konspirasi NextWave? Balas dendam telah dimulai.
Bab 1 ~ Di pecat dan Pengkhianatan

“Rafael Elijah, mulai hari ini kamu di pecat! Segera bereskan barangmu dan pergilah,” ucap Manajer Penjualan di perusahaan Mauve, Elias Raymon.

“Aku dipecat?” Rafael tertegun sejenak, sebelum melanjutkan perkataannya kembali. “Tapi, aku bekerja dengan baik, kenapa tiba-tiba aku dipecat?” tanya Rafael benar-benar terkejut.

“Kamu sudah melakukan penggelapan dana perusahaan. Jadi, perusahaan merasa bahwa kamu tidak layak untuk terus bekerja di sini. Masih untung, pihak perusahaan tidak sampai melaporkanmu ke pihak kepolisian,” ucap Elias dengan nada sinis.

“Tunggu! Penggelapan dana apa? aku tidak melakukan apa pun!” ucap Rafael menyangkal semua tuduhan itu.

“Bukti sudah saya pegang, Rafael. Kamu tidak bisa mengelak lagi!” ujarnya dengan sinis dan tegas.

Rafael adalah seorang staf di Departemen Penjualan perusahaan Mauve. Semenjak mulai bekerja, dia belum pernah mengambil cuti sehari pun selama lebih dari setahun ini.

Lantaran bekerja begitu giat, awalnya dia mengira bahwa dirinya mungkin bisa mendapatkan promosi dan kenaikan gaji.

Tidak disangka, hari ini dia malah dipecat dengan alasan yang bahkan tidak pernah dia lakukan. Entah siapa yang iri dan menuduhnya, yang pasti saat ini, Rafael tidak mendapat dukungan apa pun dari siapa pun.

“Tunggu, Pak Elias. Bukti apa yang sudah diberikan? Bagaimana mungkin ada bukti, kalau saya tidak pernah melakukan penggelapan dana itu!” ujar Rafael dengan perasaan tak menentu.

Elias menatap Rafael dengan seringai licik di wajahnya. “Tidak ada gunanya menyangkal, Rafael. Bukti sudah jelas. Dokumen-dokumen transfer dana yang tidak wajar semuanya mengarah padamu. Apa kamu pikir aku sebodoh itu untuk mengambil keputusan tanpa dasar?” Elias meletakkan beberapa lembar kertas di meja, lalu mendorongnya ke arah Rafael.

Dengan tangan gemetar, Rafael meraih dokumen tersebut. Matanya menyisir angka-angka dan tanda tangan yang tertera di sana. Betul, itu tanda tangannya, atau lebih tepatnya, sebuah pemalsuan yang sangat mirip. Rafael menggelengkan kepalanya, hatinya berdebar keras.

“Ini tidak mungkin. Saya tidak pernah menandatangani dokumen ini!” serunya, suaranya naik karena emosi.

Elias hanya tertawa kecil, lalu berdiri dari kursinya. “Itu bukan urusanku lagi, Rafael. Keputusan sudah dibuat. Segera bereskan barang-barangmu sebelum saya memanggil petugas keamanan untuk mengantarmu keluar.”

Rafael berdiri terpaku di tempatnya. Napasnya berat, emosinya meluap-luap. Selama ini, dia bekerja siang dan malam untuk memberikan hasil terbaik, bahkan mengorbankan waktu pribadinya. Namun, semua itu sekarang tidak ada artinya. Penghinaan ini seperti tamparan keras di wajahnya.

“Aku tidak akan tinggal diam,” gumam Rafael dengan suara rendah. Matanya menatap tajam ke arah Elias. “Aku akan mencari tahu siapa yang menjebakku, dan aku akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah.”

Namun, dalam benaknya, Rafael tahu bahwa membuktikan kebenaran tidak akan mudah. Elias sudah melabelinya sebagai pelaku, dan tidak ada seorang pun di perusahaan yang akan berpihak kepadanya. Dunia terasa seakan berkonspirasi melawan dirinya.

Rafael keluar dari ruangan dengan perasaan hancur. Sekarang dia sudah kehilangan pekerjaan. Ke depannya, untuk memenuhi kebutuhan pokok pun akan menjadi masalah.

“Sialan!” umpat Rafael. “Apa yang harus aku lakukan selanjutnya.”

Rafael hanya bisa menghela napasnya. Pria itu lalu membereskan barang-barangnya dan meninggalkan kantor dengan perasaan kecewa.

Dia meletakkan kardus barang yang dia bawa ke dalam bagasi mobil tuanya. Kemudian, dia mencoba menghubungi nomor kekasihnya Calista, tetapi tidak kunjung di angkat. Dia pun memutuskan naik ke dalam mobil dan meninggalkan area kantor.

Di tengah perjalanan, Rafael melihat ada pesan masuk ke ponselnya. Dia membuka pesan tersebut dan ternyata sebuah nomor tidak dikenal mengirimkan sebuah picture di mana, kekasihnya sedang berada di atas ranjang bersama seorang pria yang tidak asing baginya.

Degh!

“Calista dan Elias?”

Rafael merasa dadanya seperti dihantam palu godam. Jari-jarinya gemetar saat ia memperbesar gambar di ponselnya, berharap ada kesalahan, tapi tidak. Wajah di foto itu terlalu jelas untuk disangkal. Kekasihnya, Calista, tersenyum mesra di samping Elias, manajernya yang baru saja memecatnya tanpa perasaan.

Amarah dan rasa sakit bercampur aduk dalam dirinya. Rafael menghentikan mobilnya di tepi jalan. Napasnya memburu, matanya panas, dan tangan kanannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih.

“Sial! Jadi ini alasan dia tidak mengangkat teleponku?” Rafael memukul setir mobil dengan frustrasi. Kenangan akan Calista yang selalu tampak perhatian dan penuh kasih berputar-putar di pikirannya. Semua itu sekarang terasa seperti kebohongan besar.

Perasaan hancur itu berubah menjadi kemarahan yang membara. Dia tidak hanya dikhianati oleh orang yang dia percaya, tapi juga dihancurkan oleh orang yang menjadi atasannya.

“Mereka sudah menghancurkan semuanya… hidupku, pekerjaanku, dan sekarang ini?” gumamnya dengan suara rendah, hampir seperti desis ular.

Namun, di tengah amarah dan keputusasaannya, ponselnya kembali bergetar. Kali ini, sebuah pesan lain muncul.

“Rafael Elijah, jika kamu ingin membalas dendam, aku bisa membantumu. Pilih ‘YA’ untuk melanjutkan.”

Pesan itu dikirim oleh pengirim anonim, tanpa nomor yang terdeteksi. Rafael mengernyit.

“Apa-apaan ini?” pikirnya sambil menatap layar.

Keraguan memenuhi benaknya, tapi ketika dia kembali mengingat wajah Elias dan Calista di foto itu, bibirnya mengatup rapat. Dengan tangan yang masih gemetar, dia mengetik balasan.

“YA.”

Begitu Rafael menekan tombol kirim, ponselnya langsung bergetar hebat. Layarnya berkedip-kedip, dan muncul tulisan aneh yang tidak dapat ia pahami.

Sesaat kemudian, sebuah suara dingin namun tegas terdengar dari ponselnya.

“Selamat datang, Rafael Elijah. Sistem telah diaktifkan.”

Rafael terkesiap, jantungnya berdegup kencang. “Apa-apaan ini?” gumamnya sambil menatap ponsel yang tiba-tiba menampilkan antarmuka seperti aplikasi canggih.

Di sana terdapat beberapa pilihan menu: ‘Keterampilan,’ ‘Misi,’ ‘Sumber Daya,’ dan ‘Target Balas Dendam.’

Sebuah pesan baru muncul:

“Misi awal: Kumpulkan bukti pengkhianatan dan fitnah.”

“Target utama: Elias Raymon dan Calista Verena. Hadiah: Dana awal untuk memulai kembali hidupmu.”

Rafael menelan ludah. Ini gila, pikirnya. Tapi entah kenapa, bagian dalam dirinya merasa bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia lewatkan.

Dia mengklik menu ‘Target Balas Dendam’, dan segera muncul profil Elias dan Calista, lengkap dengan informasi detail tentang aktivitas mereka. Bahkan, ada data keuangan Elias dan bukti tambahan yang tidak pernah Rafael sangka bisa diperoleh.

“Mereka pikir mereka sudah menang,” bisiknya sambil mengepalkan tangan. “Tunggu saja. Kali ini, aku tidak akan jadi korban lagi.”

Dengan tekad baru yang membara, Rafael memutuskan untuk menerima bantuan sistem ini dan mengubah hidupnya, dimulai dengan mengungkap siapa yang benar-benar berada di balik kejatuhannya.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca