Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Pendekar Golok Iblis

Pendekar Golok Iblis

Jelata Cakrawala | Bersambung
Jumlah kata
311.5K
Popular
1.7K
Subscribe
128
Novel / Pendekar Golok Iblis
Pendekar Golok Iblis

Pendekar Golok Iblis

Jelata Cakrawala| Bersambung
Jumlah Kata
311.5K
Popular
1.7K
Subscribe
128
Sinopsis
18+FantasiFantasi TimurDewaPertualanganPendekar
Perang Dewa yang terjadi antara pasukan Siluman dan Dewa yang dipimpin oleh Maharaja Manusia bernama Jaka Geni melawan Kahyangan sudah berlalu 500 tahun. Manusia sudah kembali hidup nyaman dan damai dibawah perlindungan Mahadewa yang baru, yakni Batara Geni. Ketenangan di daerah Selatan ternyata tidak berpengaruh di kawasan Utara. Dimana Dewa Penguasa Alam yang sudah tiada karena perang besar tersebut menciptakan bencana besar. Rakyat yang sebelumnya makmur, harus menjalani kehidupan yang miskin dan sengsara. Dewa Ganesha yang menjadi Dewa Penasehat Istana Suci Kahyangan Selatan tinggal di daerah Nepal, Tibet dan kawasan perbatasan India dengan Zhuo Guo (Tiongkok) kembali memberikan kesempatan untuk Bara Sena yang telah tewas 500 tahun yang lalu. Seperti janjinya kepada Bara Sena, bahwa dia akan kembali memberikan kesempatan hidup untuk putra Bima Sena itu. Dan setelah 500 tahun, hal itu pun mulai terwujud. Hanya saja, Bara hidup kembali di tubuh orang yang di anggap sampah oleh keluarganya, yaitu keluarga Xiao. Bara Sena harus berjuang di dalam tubuh yang barunya tersebut untuk mendapatkan kembali kekuatan asli miliknya. Dengan tubuh kedua yang dia dapat dari seorang pemuda bernama Xiao Feng, Bara Sena pun menjalani kehidupan manusia yang tidak menyenangkan baginya. Perjalanan Bara Sena di tanah Zhuo Guo mempertemukan dia dengan banyak gadis cantik dan juga keturunan-keturunan Jaka Geni lainnya. Hingga akhirnya dia mendapatkan kembali Golok Luo Tian Long yang dia beri nama menjadi Golok Iblis!
Prolog

Dewa Ganesha duduk bersimpuh dan meletakkan gada besar yang bernama Sastrakrajaya miliknya. Sebuah senjata suci yang mempunyai kekuatan maha dahsyat dan sempat mengguncang kahyangan di masa lalu karena senjata itu adalah milik Batara Manikmaya.

"Saya menghadap Batara Geni..." kata Dewa berkepala seekor gajah putih tersebut. Batara Geni tersenyum melihat kedatangan Ganesha.

"Bangunlah Ganesha," sahut Batara Geni yang duduk di singgasana suci miliknya.

Ganesha bangun dari duduknya lalu mengambil kembali Gada Sastrakrajaya miliknya. Benda itu sebenarnya sangat berat dan konon hanya Ganesha seorang yang mampu mengangkatnya.

"Sudah seratus tahun berlalu Batara Geni sejak kita bertemu. Sekarang adalah waktunya. Sesuai janji ku kepada Bara Sena, aku akan memberikan dia kesempatan untuk hidup kembali sebagai manusia setelah lima ratus tahun kematiannya..." kata Ganesha.

Batara Geni alias Jaka Geni mengangguk sambil mengusap janggutnya yang tidak ditumbuhi bulu. Sudah lima ratus tahun berlalu, dia berharap akan tumbuh jenggot pada dagunya. Akan tetapi, jangankan jenggot lebat,satu lembar rambut pun tidak tumbuh di dagunya tersebut. Jaka Geni menduga itu karena hawa panas yang keluar dari dalam tubuhnya.

"Takdir apa yang akan kau berikan kepadanya?" tanyanya.

Ganesha menatap gada emas miliknya.

"Dia akan hidup kembali ke tubuh seorang pemuda di kota kecil yang ada di Zhuo Guo. Dan dari sanalah takdir dia akan dimulai sebagai seorang manusia." kata Ganesha.

"Hm...Lalu?" tanya Jaka Geni lagi.

"Sesuai yang Batara Geni inginkan, saya akan memberikan aura pemikat yang memudahkannya dalam mendapatkan wanita. Akan tetapi, dia harus sedikit berjuang meski aura pemikat itu saya tanamkan ke dalam jiwanya..." kata Ganesha.

"Apa maksudmu dengan sedikit berjuang?" tanya Jaka Geni.

"Tentu saja dia harus sedikit berjuang memenangkan hati kaum wanita. Apalagi jika wanita itu adalah salah satu dari keturunan Batara Geni atau keturunan dewa yang lain," sahut Ganesha.

"Huh? Aku lupa ada berapa anakku sekarang...Ckckck...Terlalu banyak pekerjaan yang menumpuk sehingga aku tak begitu memperhatikan istri-istri dan anakku..." kata Jaka Geni sambil mendesah masygul.

"Anda sekarang adalah seorang Mahadewa, sebenarnya anda lebih mudah meluangkan waktu anda. Bagaimana bisa anda tidak memperhatikan keluarga anda setelah menjadi seorang pemimpin dewa?" kata Ganesha mulai menegur Jaka Geni.

"Haaahh...Kau ini, setiap seratus tahun sekali bertemu, selalu saja ceramah yang terdengar menyebalkan..." kata Jaka Geni menggerutu.

Ganesha tersenyum.

"Anda menunjuk saya sebagai penasehat di Istana Suci. Jadi, itu adalah tugas saya memberi nasehat kepada Batara..." kata Ganesha.

"Baiklah, aku menerima nasehat darimu. Hm... Apalagi yang mengenai Bara Sena? Golok Luo Tian Long itu, apakah kau masih menguburnya di gunung Himalaya?" tanya Jaka Geni.

"Tentu saja Batara. Aku menyimpannya dengan aman di bawah kuil Dewa. Dan aku jamin, hanya dia yang bisa masuk ke dalam kuil tersebut," kata Ganesha.

"Baguslah...Sayang sekali aku yang sudah menjadi Dewa pun tetap saja tidak bisa menarik keluar jiwa yang di lahap oleh golok itu. Seandainya bisa, tentu saja Bima sudah ada di sini menemaniku," kata Jaka Geni.

"Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Itu adalah Golok Dewa Perang yang sangat sulit untuk dikendalikan oleh siapa pun, termasuk anda. Tapi, Bara Sena bisa menggunakannya dengan semuanya. Itu adalah hal yang unik bukan?" kata Ganesha.

"Dia memang ditakdirkan memiliki golok itu. Mau bagaimana lagi. Ayah mertuaku , Dewa Perang Luo Bao saja tidak bisa mengendalikannya, apalagi orang lain..." kata Batara Geni.

"Benar sekali. Sekarang, Dinasti Zhao yang dipimpin oleh keturunan anda sedang mengalami banyak masalah. Kaum iblis dan penyihir dari daratan utara membuat keturunan anda kesulitan mengatasi mereka. Ada kemungkinan dalam beberapa bulan ini dinding Gaib yang memisahkan dunia manusia dengan dunia iblis di Zhuo Guo akan jebol. Apakah anda akan berdiam diri saja melihat hal ini Batara?" tanya Ganesha.

"Hm...Bukannya aku tidak mau membantu Zhao Yin, Ganesha, kau tahu sendiri, Dewa tidak boleh ikut campur urusan di dunia manusia. Jadi, dia harusnya bisa mengatasi sendiri masalahnya. Apalagi nanti juga ada Bara Sena yang akan membantunya. Aku tak perlu khawatir. Banyak keturunanku yang lebih menyedihkan ketimbang Zhao Yin putriku," kata Batara Geni sambil menghembuskan napas keras.

Hembusan napasnya tersebut membuat istana suci itu bergetar. Ganesha segera membungkuk hormat.

"Tenangkan hati Batara...Jika perasaan gelisah itu terus muncul,takutnya pilar penyangga langit surga ini akan runtuh...!" kata Ganesha mengingatkan.

Batara Geni tertawa mendengar ucapan Ganesha yang baginya terdengar seperti berseloroh. Sementara, Ganesha hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Oh iya, Batara Geni...Bukankah lusa adalah waktunya Batara untuk turun ke bumi? Lusa adalah hari untuk ziarah ke makam guru anda...Mahameru," kata Ganesha mengingatkan.

"Benar sekali. Aku hampir saja lupa...Apakah kali ini kau akan ikut turun ke sana Ganesha?" tanya Jaka Geni.

Dewa berkepala gajah itu menggelengkan kepala.

"Saya banyak pekerjaan Batara. Waktu untuk ke Istana Suci juga terbatas dan hanya bisa saya lakukan seratus tahun sekali.." kata Ganesha.

"Haaah, kau ini...Selalu memikirkan pekerjaan. Sekarang, kau harus tinggal di sisiku selama satu tahun. Itu tugas dariku, dan kau tak boleh membantah." kata Jaka Geni membuat Ganesha ternganga.

"Lalu...Bagaimana dengan manusia yang membutuhkan pertolonganku?" tanya Ganesha.

Alis kanan Batara Geni terangkat.

"Tak perlu bingung, aku bisa mengutus salah satu istriku untuk menggantikan dirimu,mungkin Dewi Gangga cocok sebagai pengganti," kata Batara Geni.

"Dewi Gangga,...? Aduh...Saya merasa sungkan Batara..." kata Ganesha.

"Sungkan? yang benar saja. Aku yang memutuskan semuanya Ganesha, ingat itu." kata Batara Geni.

Ganesha tak bisa menyangkal lagi. Dia harus berada di sebelah Jaka Geni menjadi penasehat selama satu tahun.

"Baiklah...Mau bagaimana lagi jika Batara yang memintanya...?" sahut Ganesha membuat Jaka Geni tersenyum.

"Nah, begitu seharusnya. Aku ingin banyak berbincang dengan mu. Dewa-dewa yang melayaniku disini terlalu penakut dan kaku. Aku tidak suka," kata Jaka Geni.

"Itu karena anda seorang Mahadewa...Jelas anda ditakuti oleh mereka yang hanya pelayan dewa." sahut Ganesha.

"Itu sebabnya aku bosan berada di istana ini. Wisnu juga kaku jika di ajak bicara. Sama halnya dengan Dewa-dewa yang lain. Apakah aku memang begitu menakutkan? Atau diam-diam mereka membenciku?" gerutu Jaka Geni.

"Saya kurang tahu Batara. Tapi, satu hal yang aku tahu dari mereka, kekuatan anda membuat mereka ketakutan...Apalagi pengawasan anda yang begitu ketat di perbatasan dunia manusia dan dunia dewa, mereka menjadi ketakutan sendiri saat mempunyai kepentingan di dunia manusia..." kata Ganesha.

"Jika aku tidak memberikan peraturan yang ketat, bisa jadi manusia akan mengalami hal yang sama seperti di masa lalu..." kata Jaka Geni.

"Benar...Saya juga sangat menyayangkan sikap ayahku dulu.Seandainya dia tidak membiarkan Maruta dan Indra berulah, mungkin tak akan terjadi perang yang memusnahkan mereka..."

Batara Geni bangkit berdiri.

"Sepertinya aturan itu dipatuhi oleh semua dewa di kahyangan ini. Aku merasa lega. Dengan begitu,aku tak perlu banyak melakukan kekerasan seperti dulu," kata Jaka Geni.

"Anda tak perlu cemas. Tapi, bukan berarti kita tidak ada masalah Batara..." sahut Ganesha.

"Apa maksudmu?" tanya Batara Geni.

"Kartikeya, menantu Dewa Perang Ares,yang juga saudaraku masih menyimpan dendam kepada anda. Dia sangat didukung Dewa Ares dan Mahadewa Zeus. Zeus jelas tidak setuju dengan pengangkatan anda sebagai Mahadewa yang baru. Anda tahu sendiri, dia adalah kawan lama Dewa Siwa ayahku..." kata Ganesha.

Batara Geni mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tidak masalah. Jika mereka berani mengusikku, aku juga tak akan segan-segan menghabisi mereka..." ucap Jaka Geni dengan mata menyorot tajam.

"Baiklah. Saya juga akan menemani anda, Batara Geni..." kata Ganesha sambil tersenyum.

"Haha! Ganesha, sepertinya aku akan segera mempunyai hajat di dunia manusia," kata Batara Geni.

"Apakah ada anak anda yang akan menikah?" tanya Ganesha.

"Sepertinya begitu. Dia adalah anak yang nelangsa sejak dia lahir. Saatnya menemuinya dan memberinya hadiah yang pantas untuk dia dapatkan..." kata Batara Geni.

"Siapa dia Batara?" tanya Ganesha penasaran.

"Anakku dari istriku Ratu Nawang Wulan Ganesha. Namanya Maya Geni," shaut Batara Geni sambil tersenyum.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca