Seorang pemuda gagah terlihat bersimpuh di hadapan seorang pria tua yang duduk di sebuah teras rumah tahanan.
Tubuhnya tegap dengan otot-otot yang terlihat kuat dan liat dengan potongan rambut cepak.
Tatapannya tajam, namun membayang sebuah kekhawatiran.
"Maafkan aku ayah, tanah, rumah dan semua harta benda kita sudah aku jual, maafkan aku." Bisik Randy lemah.
Randy hanya bisa menangis di hadapan ayahnya yang terlihat lemah dan kurus dengan wajah yang mulai keriput namun masih terlihat bekas bekas kegagahan di masa mudanya dengan sorot mata yang cukup tajam. Walau sebenarnya usia ayah Randy masih cukup muda akan tetapi penderitaan di dalam penjara telah membuatnya terlihat lebih tua dari usia yang sebenarnya.
Pria tua ini sudah sebelas tahun mendekam di lembaga pemasyarakatan di kota S. Masih lima tahun lagi baru bisa bebas.
Dia tertangkap setelah membunuh seorang pengusaha kaya di kota ini.
Waktu itu dia sudah lolos dari kejaran polisi dan melarikan diri ke luar Jawa selama tiga tahun lebih.
Akan tetapi suatu saat dia mendengar kalau sang istri sakit keras sehingga dia pulang dan ternyata dia masih dalam bayang-bayang pengintaian pihak kepolisian.
Dia tertangkap ketika hari dimana istrinya pergi untuk selama lamanya.
Dia dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara kurungan, namun karena perilaku baik dan penyesalan yang ditunjukkan oleh laki-laki ini, maka dia telah mendapatkan remisi sehingga dia tinggal menjalani pidana kurungan beberapa tahun lagi.
Orang tua ini menarik nafas panjang, harta benda yang di kumpulkannya selama ini sudah di hambur-hamburkan oleh anak semata wayangnya ini.
Sejak kecil Randy sudah di manjakan oleh ayahnya, segala keinginannya selalu di penuhi, karena dia tahu, dia tidak selalu ada untuk Randi.
Sekarang dia menyesal karena dia telah salah dalam mendidik Randy, putra semata wayangnya.
Randy sudah ditinggal ibunya sejak umur delapan tahun, dan sejak itu pula dunianya seakan-akan berubah seratus delapan puluh derajat!
Dia menjadi anak yang pemurung dan mudah marah. Sosok ibu yang biasanya menenangkan ketika dia menangis, ketika selalu membelanya ketika dia di nakali oleh anak tetangga. Sosok ibu yang menemaninya ketika dimalam hari dia terbangun dan ingin pipis, sekarang sudah tidak ada lagi, pergi untuk selama-lamanya akibat kanker yang di deritanya.
Sekarang dia hidup bersama pembantu rumah tangganya yang walaupun sangat baik tetaplah tidak bisa menggantikan peran seorang ibu.
Tiap kali pulang sekolah baju seragamnya pasti kotor dan beberapa bagian tubuhnya pasti lebam-lebam, karena seringnya dia berkelahi dengan anak-anak lain yang kadang kala jauh lebih besar darinya.
Beberapa tahun yang lalu Randy telah menjual rumah aset milik ayahnya dengan alasan untuk mengikuti seleksi masuk dinas militer. Dia sudah minta ijin dari ayahnya, dan ayahnya pun mengijinkannya.
Memang Ayah Randy mempunyai beberapa rumah di beberapa tempat.
Dulunya orang tua Randy memang kaya raya, akan tetapi lambat laun harta bendanya mulai menipis.
Apalagi sejak ayahnya masuk penjara, hartanya semakin menipis, dia harus mengeluarkan banyak biaya untuk membayar pengacara hebat.
Akan tetapi ayahnya hanya bisa terbebas dari tuntutan hukuman mati saja dan harus tetap menjalankan hukuman di balik jeruji besi.
Beberapa saat kemudian Randy masuk dinas militer.
Alangkah bangganya sang ayah ketika dengan baju militer lengkap dia menjenguk ayahnya di sel tahanan.
Akan tetapi belum genap dua tahun menjalani dinas kemiliteran dia sudah harus desersi karena terlalu banyak indisipliner.
"Rumah itu tinggal satu satunya milik kita anakku, kamu mau tinggal kemana lagi, kata sang ayah berusaha untuk bijak.
"Aku tidak tahu lagi ayah," jawab Randy.
Walaupun Randy anak berandalan dan berkarakter keras dan tidak kenal takut, akan tetapi menghadapi ayahnya, dia masih sangat hormat dan sayang.
Perilaku Randy ini mengingatkan pria tua itu akan masa- masa mudanya dulu! Hampir seperti Randy.
Namun ada setitik kekecewaan yang tergurat di wajahnya yang penuh keriput, namun pria tua ini berusaha menyembunyikannya di depan Randi.
Randy ini ternyata seorang yang keranjingan judi Online, Tiap hari kerjaannya hanya bermain Judi Online. Puluhan ribu sampai puluhan juta bahkan ratusan juta tiap kali memasang taruhan.
Dalam berjudi, dia sering kalahnya daripada menangnya.
Pada awalnya memang sering menang, akan tetapi lambat laun dia lebih sering kalah daripada menangnya.
Memasang taruhan sepuluh kali satu kali baru bisa menang dan itupun jika menang langsung di gunakan untuk berfoya-foya dengan teman-teman dan sahabatnya.
Dari tempat karaoke di pinggir jalan sampai yang kelas high dengan bayaran Lc bisa mencapai puluhan juta.
Setelah mencurahkan segala keluh kesahnya, Randy kemudian pulang ke rumah kecil , kontrakannya yang terletak di pinggiran kota S
Hari ini uangnya hanya tinggal beberapa ratus ribu saja untuk dia hidup sehari- hari.
Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, untuk menyambung hidupnya kadang dia memalak ataupun membegal orang.
Sangat mudah bagi dirinya untuk melakukan kejahatan kecil- kecilan seperti ini.
Latar belakang sebagai seorang mantan anggota pasukan khusus menjadi jaminan akan kehebatan nya dalam ilmu beladiri dan tata kelahi, apalagi dia bukanlah anggota sembarangan dalam kesatuannya, dia adalah lulusan terbaik dalam pendidikan militer.
Kekuatan fisik dan kemampuan inteligensia diatas rata-rata, jadi tak heran jika dia berkembang menjadi seorang anggota yang hebat dan kuat dalam berbagai aspek. Dia selalu menjadi andalan dari tiap operasi militer yang di jalankan kesatuannya.
Akan tetapi semua kehebatannya tidak didukung oleh mental dan kepribadian yang baik.
Beberapa tahun setelah menjadi anggota pasukan khusus dan menjalani berbagai tugas militer , mulailah terlihat belangnya dan kebiasaannya yang buruk. Judi, !
Ya judi online yang menjadi awal petaka kehancuran dirinya.
Dari judi sambung ayam, judi kuda lari , sampai togel dan kini Judi Online.
Dari judi berimbas pada keuangannya, sehingga kadang dia mengambil Job di luar kedinasan yang nota bene sangat dilarang kesatuannya , apalagi Job yang diambil suatu saat adalah mengawal pengiriman barang-barang haram. mengawal Ganja dari Aceh menuju Jakarta.
Alhasil, itulah hari terakhir dirinya berada di lingkungan pasukan khusus, dia dipecat dengan tidak hormat!
Malam ini Randy mengendarai motor, berputar-putar kota S, beberapa hari ini uangnya sudah habis untuk taruhan judi bola online.
Dia berputar putar mengendarai motor butut mencari sasaran.
Ketika di salah satu sudut jalan yang agak sepi, Randy mengendarai motor dengan pelan, dilihatnya seorang gadis remaja mengendarai sebuah motor, Randi segera mendekati dan memepet serta menghentikan motor sang gadis.
Dengan sigap Randy menodong dan menggertak sang gadis dengan pisau belati yang di bawanya dan memerintahkan si gadis untuk mengeluarkan dompetnya.
Gadis itu tampak sangat ketakutan, tapi dia kelihatan ragu-ragu untuk menyerahkan dompetnya.
Randy yang mengetahui keraguan sang gadis segera menggertak.
"Serahkan uangmu cepat, atau aku akan melukaimu!" Seru Randy.
"Mas, tolonglah sekali ini saja, jangan ambil uang aku, ini untuk membelikan ayah obat, sangat penting bagi kami, tolong mas," hiba gadis itu. Airmata gadis ini seketika meleleh di kedua pipinya.
"Andai aku tidak bisa menebus obat, kemungkinan ayah ku tidak akan bisa bertahan lebih lama, tolonglah mas," dengan menangis sedih gadis itu menghiba pada Randy.
Begitu mendengar tangisan gadis ini, hati Randy tergetar dan tergoncang, dia teringat pada almarhum ayahnya yang telah meninggal dengan memendam kekecewaan padanya.
Dengan lemah lunglai, Randy akhirnya melepaskan korbannya.
"Terimakasih mas, terima kasih," kata si gadis pada Randy yang tidak jadi membegalnya.
Tampak sekali si gadis sangat bersyukur karena Randy melepaskannya. Randy hanya mengangguk pelan dan menyuruh si gadis untuk segera berlalu.
Pikiran Randy menjadi kacau, karena memikirkan kejadian barusan. Akhirnya dengan perasaan yang tidak menentu dia pulang kembali ke rumah kontrakannya.