Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Dewa Masak: Sistem Kelipatan

Dewa Masak: Sistem Kelipatan

Eagle Fire | Bersambung
Jumlah kata
459.3K
Popular
140.8K
Subscribe
2.1K
Novel / Dewa Masak: Sistem Kelipatan
Dewa Masak: Sistem Kelipatan

Dewa Masak: Sistem Kelipatan

Eagle Fire| Bersambung
Jumlah Kata
459.3K
Popular
140.8K
Subscribe
2.1K
Sinopsis
PerkotaanAksiSistemKayaMiliarder
Karena ditolak pada saat pengakuan cinta, Gervan mendapatkan sistem keuntungan tingkat tinggi. Selama beruntung, sistem akan menggandakannya. Jika dia menghasilkan 500, sistem akan memberinya 1000. Jikalau sistemnya naik level, Gervan juga bisa mendapatkan hadiah tambahan! Gadis yang menolaknya: ""Gervan, aku menyesal, mari kita jadian."" Gervan: "Bye!"
Bab 1

"Ah, sial! Nyawaku tinggal dua, mana uangnya sudah habis," keluh seorang pemuda yang tengah menatap layar komputer di hadapannya.

Sudah dua jam berlalu Gervan memainkan game berburu hewan buas di komputernya, tetapi ia tak juga memenangkan tahap terakhir permainan. Semua senjata, nyawa, serta uang yang ia kumpulkan di dalam game sudah habis dan itu artinya ia sudah tidak memiliki harapan untuk memenangkan permainan.

"Aku menyerah!"

Tetikus yang berada di genggaman tangan kanannya itu ia lemparkan begitu saja. Dirinya langsung bangkit dan merebahkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang kamar kosnya, mengabaikan komputer miliknya yang masih dalam keadaan menyala.

Bunyi keroncongan dan rasa kosong di perut Gervan membuatnya bangun kembali. Ia merasa lapar karena memang belum sempat makan apa pun sejak pagi. Dirinya hendak bangkit, tetapi matanya justru teralihkan pada layar komputernya yang berubah hitam.

"Apa ini?" gumam Gervan yang kini kembali duduk di depan layar komputernya, memeriksa layar tersebut yang berubah warna menjadi hitam.

[Sistem Keuntungan Tingkat Tinggi: Level 1]

[Pemilik: Gervan Halim]

[Usia: 20 Tahun]

[Tinggi Badan: 178 cm]

Napas Gervan tiba-tiba tercekat membaca biodata yang muncul di layar komputernya. Nama lengkap, umur dan tinggi badan yang ada di layar merupakan data diri miliknya. Ia pun kembali mengulir tetikus yang ada di genggaman tangan kanannya dan mulai membaca informasi selanjutnya.

[Penampilan: 67]

[Kekayaan Pribadi: Rp5.000.000]

[Fisik: 70]

[Kekuatan Mental: 72]

[Daya Tarik: 55]

[Kelipatan Pendapatan: 1x]

[Paket Pemula: Belum Diterima]

[Hadiah Undian: Tidak Ada]

[Pengalaman: Tidak Ada]

Tangan kiri Gervan refleks memijat keningnya saat membaca informasi yang ada di layar komputernya. Ia tidak tahu dengan apa yang terjadi dan bagaimana sistem di hadapannya bisa muncul. Pikirannya seolah terbang jauh memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa jangan-jangan ada yang meretas komputerku?" tanya Gervan pada dirinya sendiri. Namun, ia segera menepis pikiran konyol tersebut dan lebih memilih membaca lebih jauh tentang sistem di hadapannya.

"Setiap pendapatan yang diperoleh akan dikembalikan dalam jumlah tertentu oleh sistem," ucap Gervan saat membaca informasi yang muncul di layar. "Apa maksudnya, aku tidak paham."

Tangannya kembali mengulir tetikus yang ia gunakan dan membacanya dengan sangat perlahan. Ia mencoba untuk mencerna semua informasi yang muncul dan berkat kesabarannya, ia mulai memahami fungsi sistem tersebut.

Gervan akan mendapatkan gaji dari bekerja sambil belajar. Gaji harian yang akan didapatkannya sebanyak Rp80.000 dan sistem akan mengembalikan sebanyak Rp80.000 juga, sehingga pendapatannya akan berlipat satu kali. Setiap dirinya naik level, maka pengembalian yang akan ia terima juga ikut naik dua kali lipat untuk level 2, tiga kali lipat untuk level 3, dan seterusnya. Setiap kali dirinya naik level, ia juga akan mendapatkan hadiah undian dan poin atribut.

"Menarik," komentar Gervan yang kembali membaca informasi selanjutnya.

Setiap Rp100 yang dirinya peroleh, maka Gervan akan mendapatkan 1 poin pengalaman. Dari level 1 dan naik ke level 2 membutuhkan 10.000 poin pengalaman yang mana setara dengan pendapatan Rp1.000.000.

"Haruskah aku coba memainkannya?"

Jari Gervan mengetuk-ketukkan meja tanda dirinya tengah berpikir keras. "Tidak ada ruginya aku mencoba. Siapa tahu uang tersebut memang akan dikirimkan padaku. Jika tidak, anggap saja aku tengah bermain game."

Dengan cepat, Gervan menggerakkan kursor dan berhenti tepat di salah satu kotak berwarna biru tua. Telunjuk kanannya segera menekan tetikus di genggamannya, lalu dalam sekejap layar di komputernya langsung berubah.

"Paket pemula telah dibuka, selamat kepada pemilik sistem yang telah mendapatkan resep dasar kuah hotpot super," ucap Gervan saat membaca tulisan yang muncul di layarnya.

Rasa kecewa tiba-tiba menghampirinya. Bagaimana tidak, ia sudah membayangkan berbagai skenario yang muncul di pikirannya. Ia berpikir akan mendapatkan tugas mengungkap rahasia kejahatan seperti yang pernah ia tonton di drama dahulu, tetapi ternyata dirinya hanya mendapatkan sebuah resep.

"Apakah resep ini bisa dijual?"

Gervan mencoba berpikir kembali, tetapi tiba-tiba perutnya yang kosong kembali berbunyi. Ia menyerah dan segera bangkit berdiri, memilih untuk mengisi perutnya dahulu dan kembali melanjutkan memainkan sistem yang ia dapat.

Sebuah ide cemerlang pun tiba-tiba muncul di pikirannya. "Oh, bagaimana kalau aku mencoba membuat hotpot menggunakan resep ini?" Tanpa pikir panjang, dirinya segera memfoto layar komputernya dan segera pergi ke supermarket yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Kalau resep ini ternyata enak, aku akan menjualnya dengan harga mahal. Jadi, aku bisa mendapatkan uang dari dua tempat sekaligus, dari menjual resep dan satunya berasal dari sistem itu jika memang benar mereka mengirimkannya!" seru Gervan yang mulai bersemangat kembali.

"Masalahnya ke mana aku akan menjual resep ini?"

Dirinya mencoba mengingat restoran hotpot yang pernah ia kunjungi sebelumnya. Ia pikir bisa menjual resep tersebut ke salah satu resto yang pernah ia kunjungi. Tiba-tiba ia teringat jika teman sekelasnya di kampus, Felina, memiliki restoran hotpot.

"Jika resep yang akan aku buat benar-benar enak, aku akan menjualnya ke Felina." Gervan kembali bersemangat dan mulai mengambil bahan-bahan yang akan ia gunakan. "Itu sebabnya masakanku kali ini harus berhasil!"

Setelah berhasil mendapatkan semua bahan yang ia butuhkan, Gervan segera membayarnya dan pulang kembali ke kosnya. Ia segera mencoba resep tersebut menggunakan peralatan seadanya.

"Sepertinya enak," gumam Gervan saat mencium aroma kuah hotpot yang berhasil ia masak.

Dengan cekatan, Gervan pun mulai memasukkan potongan daging sapi gemuk dan daging ayam yang telah ia beli sebelumnya. Aroma segar dari hotpot yang ia masak mulai memenuhi ruangan. Ia pun segera membuka jendelanya lebar-lebar, membuat aroma masakan tersebut kini keluar hingga bisa dirasakan oleh tetangga kamar kosnya.

Tiba-tiba ia mendengar pintu kamar kosnya diketuk. Dirinya begitu terkejut ketika mendapati seorang gadis dengan wajah sangat proporsional dengan kulit putih layaknya campuran ras berdiri di depan pintu kamarnya. Ia mengenal gadis di hadapannya, Cindy yang merupakan anak dari pemilik kos yang masih duduk di kelas tiga SMA. Piyama yang tengah dikenakan oleh Cindy pun terangkat cukup tinggi, menunjukkan tubuhnya yang masih muda sudah berkembang dengan baik.

"Ada apa?" tanya Gervan yang tiba-tiba tersadar dengan kedatangan Cindy yang tiba-tiba.

"Kamu sedang memasak sesuatu?" Cindy bertanya sembari matanya mencoba untuk melirik ke bagian dalam kamar kos milik Gervan.

"Aku sedang membuat hotpot. Kamu mau mencobanya?" tawar Gervan yang mana langsung dibalas anggukan semangat oleh Cindy.

Anak pemilik kos tempat Gervan menyewa pun langsung masuk begitu saja ke dalam kamar kosnya. Bisa dilihatnya Cindy langsung meraih sumpit bekasnya dan langsung memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

"Hei, itu punyaku. Aku bisa mengambilkan yang baru untukmu," seru Gervan yang buru-buru mengambilkan mangkuk dan sumpit baru untuk Cindy, tetapi gadis itu tampak tidak keberatan.

"Ini enak sekali! Aku tidak pernah makan hotpot seenak ini," puji Cindy yang membuat Gervan merasa puas akan hasil masakannya. Dirinya pun kini ikut duduk berhadapan dengan Cindy dan mulai menikmati hasil masakannya juga.

"Tunggu dulu!" Sumpit Cindy tiba-tiba tertunjuk ke dalam panci hotpot. "Apa itu?"

Gervan pun mendekatkan wajahnya ke arah panci untuk melihat lebih jelas ke arah yang ditunjukkan oleh Cindy. Sesuatu yang kecil, coklat dan terlihat mengambang di dalam kuah hotpot. Perut Gervan tiba-tiba terasa mulas ketika mendapati benda itu terlihat.. bergerak.

---

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca