Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Anak Terbuang Pewaris Dewa Api

Anak Terbuang Pewaris Dewa Api

Aqbar | Bersambung
Jumlah kata
48.0K
Popular
933
Subscribe
101
Novel / Anak Terbuang Pewaris Dewa Api
Anak Terbuang Pewaris Dewa Api

Anak Terbuang Pewaris Dewa Api

Aqbar| Bersambung
Jumlah Kata
48.0K
Popular
933
Subscribe
101
Sinopsis
FantasiFantasi TimurFantasi TimurPewarisDewa ApiKultivasiKultivatorKeturunan DewaMembalas DendamKultivatorKultivasiNagaBela DiriPewaris
Zen Sadewa, anak yang dibuang dan dipandang hina, menyimpan rahasia besar: warisan Dewa Api mengalir dalam dirinya. Dengan kekuatan api yang mampu melahap langit dan petir yang sanggup merobek bumi, ia bersumpah menapaki jalan kultivasi hingga ke puncak tertinggi!! Dan kini, dunia akan segera tahu… nama Zen Sadewa akan terukir abadi dengan api dan petir!
Awal Kisah

Penyerangan Raja Zergon dari dimensi lain, yang berambisi menguasai Negeri Surgawi beserta empat negara besar di dalamnya, akhirnya mendapat perlawanan hebat.

Keempat negara besar itu, masing-masing memiliki kekuatan elemen api, air, tanah, dan angin, bersatu menghadapi pasukan Zergon. Pertempuran besar pun meletus, mengguncang dunia surgawi.

Seorang laki-laki tua dengan seluruh rambut di tubuhnya telah memutih muncul dari pengasingannya.

Ia bernama Jeki, pelindung Negeri Surgawi sekaligus satu-satunya manusia yang menguasai keempat elemen.

Kemunculannya mengubah jalannya perang—pasukan Raja Zergon berhasil dipukul mundur, hingga akhirnya sang raja sendiri turun tangan untuk melawannya secara langsung.

Pertarungan sengit pun terjadi selama berhari-hari. Negeri Surgawi porak-poranda akibat benturan dua kekuatan besar yang berusaha saling menghancurkan.

Pada akhirnya, Jeki berhasil membunuh Raja Zergon dan menyegelnya jauh di kedalaman bumi.

Kemenangan itu disambut gembira oleh empat negara besar. Namun, bagi Jeki, kemenangan tersebut bukanlah akhir dari ancaman.

Dalam hatinya, ia merasakan firasat bahwa suatu hari nanti Raja Zergon akan bangkit kembali.

Dalam keadaan luka parah, sebelum ajal menjemput, Jeki menciptakan sebuah kekuatan baru hasil penelitian panjangnya selama masa pengasingan: kekuatan penggabungan Api Phoenix dan Petir Surgawi.

Ia bermaksud mewariskan kekuatan itu kepada keturunannya, meski belum diketahui siapa yang akan menjadi pewaris sejatinya.

Setelah itu, Jeki benar-benar meninggal dunia. Bersamaan dengan kematiannya, kekuatan besar itu pun turut menghilang meninggalkan misteri tentang siapa keturunan sejatinya yang akan mewarisi warisan kekuatan sang pelindung Negeri Surgawi.

*****

Seribu tahun telah berlalu. Negeri Surgawi kini menjelma menjadi negeri yang makmur, dihuni oleh empat negara besar.

Di sisi barat, keluarga Demian mendominasi di antara keluarga-keluarga ternama. Semua itu berkat garis keturunan Jeki, sang pelindung legendaris yang pernah menguasai empat elemen.

Wilayah barat dikenal sebagai Negara Api, pusat kekuatan elemen api. Pemerintahannya dipegang oleh Istana Api, dengan keluarga Demian sebagai penguasa tertinggi.

Di sebuah desa terpencil di negara itu, hidup sebuah keluarga kecil yang juga masih memiliki garis darah Jeki. Keluarga ini telah tersisih karena kalah bersaing dengan keluarga besar lainnya.

Muel, sang kepala desa, memimpin mereka dengan tenang. Meskipun hidup sederhana, desa itu masih bisa disebut sejahtera berkat tambang batu energi yang menjadi sumber penghidupan utama bagi seluruh warga.

Seorang anak bernama Zen Sadewa berusia 15 tahun selalu terasingkan dari anak anak sebayanya.

Semua itu akibat di usianya yang ke 15 masih belum mampu membangkitkan kekuatan element api seperti anak-anak sebayanya, yang membuatnya memilih menjadi anak penyendiri tanpa adanya teman.

Sang ibu selalu sayang kepada Zen walaupun di dalam hati terus saja merasa khawatir akan masa depan putranya.

Karena tak memiliki dasar menjadi seorang cultivator, sang ibu bernama Santi lebih memilih untuk melatih putranya sendiri dalam mengembangkan tehnik element api, dari pada mengikut sertakan putranya untuk belajar di akademi pelatihan generasi muda yang ada di desa itu.

Di sisi lain, Zen merasa hanya sebagai beban keluarga setelah ayahnya tiada di usia 10 tahun akibat bertarung melawan binatang Roh ditambang batu energi.

Oleh karena itu, dia memberanikan diri meminta kepada ibunya agar dapat ikut bekerja di tambang batu energi agar bisa membantu perekonomian keluarga.

"Ibu aku telah dewasa, selama ini aku telah menjalani kehidupan ku sebagai bahan gunjingan dan di cap sebagai sampah di keluarga ini karena tak bisa melakukan apa apa di usiaku yang telah remaja.

Ibu untuk menjadi seorang cultivator tak akan mungkin lagi kuraih karena aku masih belum mampu membangkitkan kekuatan element api, dan aku berharap ibu mengizinkan aku untuk ikut bekerja di tambang batu energi," pinta Zen.

Santi sangat terkejut mendengar permintaan putranya, tapi Santi lebih memilih untuk mencerna perkataan putranya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.

Karena Santi tau apapun jawaban yang akan di berikannya, Zen pasti tak akan menolaknya.

"Aku tak mungkin menolak permintaan putraku, mungkin dengan mengijinkannya bekerja di tambang batu energi, putraku akan dapat sedikit melepaskan beban yang selama ini menghimpit hatinya," pikir Santi.

Dengan kasih sayang dari seorang ibu yang tak ingin anaknya kecewa dan terluka akibat menolakannya, Santi pada akhirnya mengizinkan putranya untuk bekerja di tambang batu energi.

"Jika memang itu sudah menjadi ke putusanmu, maka ibu akan mengizinkanmu untuk bekerja di tambang batu energi dengan pamanmu, dan ingat kau harus tetap berhati hati saat berada di sana," jawab Santi.

Setelah mendengar jawaban ibunya Zen kemudian memeluk sang ibu dan berkata," trimakasi ibu".

Ke esokan paginya Zen dan paman Sabri yang merupakan adik laki laki Santi pergi bersama menuju ke tambang batu energi, setelah cukup jauh berjalan mereka berdua pada akhirnya sampai ke daerah tambang batu energi.

Aura panas seketika itu menyeruak ke permukaan dan langsung dirasakan oleh Zen. Paman Sabri yang menyadari keponakannya itu tak memiliki kemampuan untuk menghalau aura panas dari tambang batu energi, kemudian memegang pundak Zen dan memberikan sebuah pil dan berkata.

"Zen telanlah pil ini agar hawa panas di tambang batu energi dapat dinetralkan oleh tubuhmu," ucap nya.

Zen menerima pil pemberian paman Sabri sambil menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian pil itu langsung ditelan oleh Zen.

Aura panas kini tak dapat lagi dirasakan oleh Zen yang membuat paman Sabri merasa lega, kemudian membawa Zen masuk ke dalam tambang yang berbentuk terowongan.

Setelah melewati terowongan yang panjang Zen dapat melihat banyak warga desanya yang tengah menggali untuk mendapatkan bongkahan batu berwarna merah darah yang merupakan batu energi.

"Zen ambillah peralatan ini yang akan kau gunakan untuk menggali demi mendapatkan bongkahan batu energi, apapun yang kau peroleh nanti akan dikumpulkan dan hasilnya akan dibagi bersama warga desa begitupun juga apa yang didapatkan oleh warga desa akan dibagi dan kau pun akan mendapatkannya," ucap paman Sabri.

Zen Ze menerima peralatan yang di berikan paman Sabri, dengan semangat Zen berkata, "Aku tak akan mengecewakan paman, aku akan bekerja semaksimal mungkin dengan seluruh kemampuan yang kumiliki, terima kasih paman Sabri," jawab Zen.

Zen kemudian mencari tempat untuk mulai bekerja menggali batu energi, Zen lebih memilih mencari tempat yang jauh dari para pekerja lainnya karena merasa minder sebagai pekerja baru.

Zen berjalan ke sisi barat di mana di sana tak ada satupun pekerja yang menggali, namun setelah berada di sana tiba-tiba saja Zen merasakan adanya Aura yang sangat kuat seperti ingin menuntunnya ke sebuah tempat.

Zen yang merasa penasaran dengan Aura itu akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju sumber Aura kuat yang dirasakannya, hingga akhirnya Zen menemukan cahaya menyilaukan dari sebuah bunga teratai yang tumbuh mekar di sela-sela celah bebatuan yang ada di depannya.

"Bunga teratai jenis apa ini mengapa dia bisa tumbuh di tempat seperti ini?" pikir Zen Zu.

Tiba tiba Zen Zu merasakan kepalanya sangat pusing dan pandangan matanya perlahan-lahan mulai gelap, hingga akhirnya Zen tak sadarkan diri di tempat itu.

Di bawah alam sadarnya Zen berada di sebuah pegunungan, di sana dia melihat seorang laki-laki tua memakai pakaian serba putih dengan seluruh rambut di tubuhnya juga telah memutih semuanya.

Laki laki tua itu tersenyum ke arah Zen dengan penuh wibawa dan berkarisma, Zen kemudian membalas menatap laki-laki tua dengan tanda tanya besar di dalam hatinya, mengapa dirinya bisa bertemu dengan laki laki tua penuh karisma di tempat seperti ini. Karena penasaran Zen Zu mulai angkat bicara.

"Kakek aku tak mengenalmu, maafkan aku jika aku telah menyinggungmu sehingga aku bisa berada di tempat ini," ucap Zen dengan raut wajah yang dipenuhi rasa ketakutan.

"Ha..., ha..., ha..., kau tak perlu sungkan pada ku karena kau memiliki garis darah dari keturunanku, Zen Sadewa aku telah memilihmu untuk menjadi pewaris dari kekuatan yang kumiliki dan aku ingin kau menerimanya," ucap laki-laki tua yang tak lain adalah jasad halus kekuatan Jeki di masa lalu.

"Kakek aku ditakdirkan tak memiliki garis darah seorang cultivator karena tak bisa membangkitkan element api di usia ku yang sekarang ini, bagaimana aku bisa menerima warisan mu itu?. Kakek aku ingin kau mencari pewaris lain karena aku tak pantas mendapatkan warisanmu," jawab Zen.

"Aku telah melihat semua garis keturunanku yang ada di dunia ini, dan hanya dirimulah yang mampu untuk menerima warisan ku itu karena kau memiliki hati yang tulus, jujur dan semua hal baik tersimpan di dalam hatimu".

"Cucuku kali ini aku tak ingin penolakan darimu, bersiaplah untuk menerima warisanku," ucap laki laki tua itu kemudian menghilang dari pandangan Zen.

Zen merasakan tubuhnya menguap dan menghilang dari tempat itu hingga akhirnya Zen tersadar dari pingsannya, Zen bangkit berdiri menghadap bunga teratai yang tengah melayang di hadapannya, bunga teratai itu dengan cepat menabrak Zen hingga tubuh Zen kini terbungkus dalam kobaran api diiringi sambaran sambaran petir hitam di sekitarnya.

Zen dapat merasakan sensasi luar biasa dari kekuatan maha dahsyat yang merasuk kedalam tubuhnya, dan hal itu berlangsung per sekian detik hingga kekuatan besar dari teratai Phoenix terserap ke dalam tubuh Zen.

Tiba tiba Zen mendengar suara di telinganya, "Pelajari kekuatan yang kuberikan padamu tahap demi tahap, dan ingat setelah kau menguasainya maka kau harus menjadi seorang laki-laki sejati yang tahu akan benar dan salah, kau harus melindungi dunia surgawi dari ancaman apapun itu," ucap suara di telinga Zen.

Setelah mendengar suara itu Zen sambil menangkupkan kedua tangannya kemudian berkata, "Leluhur aku pasti akan menjalankan semua amanah yang kau berikan padaku, terima kasih".

Setelah mendapatkan warisan dari leluhurnya Zen kini dapat membangkitkan element api yang selama ini tak bisa di bangkitkan nya.

Bersambung

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca