Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Setelah Istriku Selingkuh

Setelah Istriku Selingkuh

Memat | Bersambung
Jumlah kata
668.0K
Popular
136.6K
Subscribe
2.7K
Novel / Setelah Istriku Selingkuh
Setelah Istriku Selingkuh

Setelah Istriku Selingkuh

Memat| Bersambung
Jumlah Kata
668.0K
Popular
136.6K
Subscribe
2.7K
Sinopsis
PerkotaanSlice of lifeMengubah NasibUrbanKonglomerat
Awalnya aku adalah seorang pengusaha sukses, tetapi karena kesalahan rekan kerjaku, akhirnya perusahaanku bangkrut. Pada saat kondisi ekonomiku sangat sulit, aku mengetahui bahwa istriku juga berselingkuh dengan seorang pria yang kaya raya. Istriku tidak mengakui perselingkuhannya, tetapi aku tidak bisa memaafkan pengkhianatan itu. Sehingga, aku membeli senjata untuk berduel dengan pria itu. Demi anak laki-lakiku yang masih kecil dan ibuku yang sudah tua. Aku harus bangkit kembali. Aku harus menyelamatkan keluargaku dan karirku yang gagal.
Bab 1

Namaku Damar Adiwijaya, seorang kurir pengiriman biasa. Selain rumah tua, satu-satunya harta berharga yang kumiliki adalah motor tua yang sudah rusak parah. Akan tetapi, keluargaku harmonis, aku memiliki seorang ibu, istri dan anak laki-laki yang mencintaiku. Demi mereka, aku bersedia bekerja lebih dari dua belas jam setiap harinya.

Akan tetapi, hari ini, anakku menelepon dan memberikan kabar yang mengejutkan.

"Papa, kapan pulang? Mama ngajak Om masuk ke kamar...."

Mendengar perkataan yang baru saja diucapkannya di telepon, kepalaku tiba-tiba terasa pusing.

Anakku baru berusia empat tahun. Dia baru saja masuk TK dan belum mengerti banyak hal.

Sedangkan aku adalah orang dewasa yang tentu tahu bahwa ini adalah sebuah perselingkuhan!

Mengingat semua ini, aku langsung dipenuhi amarah. Hal yang selalu aku khawatirkan, akhirnya benar-benar terjadi.

Hanya saja, aku tidak menyangka. Mereka berani berbuat begitu terang-terangan melakukannya di rumah sendiri.

Jika bukan karena telepon dari anakku, aku tidak akan mengetahui perselingkuhan ini.

Kenapa? Kenapa bisa begini?

Memikirkan semua ini, tubuhku gemetar.

Terpikir setahun yang lalu, saat itu aku masih berada di puncak kejayaanku. Bahkan, saldo di kartu ATM-ku mencapai empat puluh miliar rupiah!

Namun, sekarang aku sedang berada di masa terpuruk. Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan dua ribu rupiah dari sakuku.

Aku bertemu dengan istriku pada saat aku berada di puncak karirku.

Kami bertemu di sebuah pesta. Dia mengenakan gaun pesta berbahan sutera. Cantik dan rapi. Riasan di wajahnya juga sederhana, tetapi sedikit menggoda bagiku.

Pertama kali bertemu dengannya, aku langsung jatuh cinta kepadanya. Setelah itu, aku pun mulai mengejarnya tanpa henti.

Aku memberikan banyak barang-barang mewah dan bermerek kepadanya. Bahkan ketika melamar dia, aku langsung membelikan sebuah mobil Porsche Cayenne untuknya. Begitulah akhirnya aku berhasil membuatnya menjadi istriku.

Aku yang berdiri di puncak karir saat menikahinya, tentu membuatku tidak ragu-ragu. Saat itu, aku langsung memberikan ibu mertuaku hadiah uang tunai sebesar enam miliar rupiah.

Saat itu, enam miliar rupiah tidak terlalu berarti bagiku. Selain itu, setiap hari raya, angpau lebaran yang aku berikan kepada mereka juga selalu mulai dari jutaan rupiah.

Saat itu, mertuaku memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan setiap kali istriku berbuat sedikit kesalahan, mereka selalu membelaku. Terlebih lagi, mereka sering menelepon sekedar untuk menanyakan kabarku.

Ayahku telah meninggal ketika aku masih sangat kecil. Ibu mengasuhku dengan bekerja di sawah dan menyisihkan uang sebanyak mungkin untuk membiayai kuliahku sampai selesai.

Ibuku sendiri tidak tega untuk makan atau pun membeli pakaian baru untuk dirinya. Meskipun begitu, ibu tidak pernah pelit kepadaku.

Tidak lama setelah lulus, aku dan teman sekelasku membangun sebuah perusahaan internet bersama. Kami fokus membuat program untuk perusahaan lain.

Pada tahun pertama, aku menerima pesanan senilai puluhan juta dan pada tahun kedua, asetku sudah melebihi seratus juta.

Saat itu, aku sangat sukses. Aku selalu dijemput dengan mobil mewah setiap kali keluar dan orang-orang di sekitarku sangat menghormatiku.

Sukses dalam karir dan keluarga, orang lain juga iri kepadaku. Iri pada keberhasilanku di usia muda. Iri pada istriku yang cantik seperti bunga.

Aku juga membawa ibu dari desa ke kota untuk tinggal bersama. Namun, ibu tidak terbiasa dengan kehidupan di kota. Dia tidak suka ditinggal sendiri di rumah setiap hari dan ingin kembali ke desa.

Jadi, aku merenovasi rumah gubuk di desa. Ibuku setiap hari menanam sayuran dan beternak ayam. Aku dan istriku sesekali ke sana untuk melihatnya.

Sayangnya, kehidupanku yang damai ini tidak bertahan lama.

Dua tahun lalu, rekan bisnis yang membuka perusahaan bersamaku melakukan kesalahan besar karena mabuk. Hal ini membuat data semua klien yang bekerja sama dengan kami saat itu bocor.

Kami digugat ke pengadilan dan menghadapi ganti rugi yang mencapai lebih dari empat puluh miliar.

Setelah itu, temanku yang menjadi rekan bisnisku itu menjadi gila. Sampai sekarang dia masih berada di rumah sakit jiwa.

Peristiwa mendadak ini seperti palu besar yang menghantam telak kepalaku. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Meskipun belum gila, tapi untuk membayar hutang, aku pun menjual perusahaan dan rumah. Semua usaha yang sudah kulakukan selama beberapa tahun ini talah sia-sia.

Aku kembali seperti ketika baru lulus kuliah. Semuanya kembali dari nol!

Namun yang berbeda saat itu adalah jika aku kenyang, seluruh keluarga tidak akan merasa lapar.

Sekarang aku masih memiliki istri dan anak yang menunggu untuk makan bersama. Aku tidak punya pilihan selain membeli motor dan mulai bekerja sebagai pengantar makanan.

Selama bekerja sebagai kurir, aku juga berpikir tentang berbagai cara untuk mengumpulkan uang.

Karena reputasiku sudah tercemar sebagai seorang desainer program, aku tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan dalam pemrograman.

Aku pernah mencoba meminjam uang kepada mertua, tetapi mereka langsung menolakku sebelum masuk ke rumah. Bahkan, mereka selalu menelepon istriku dan memintanya untuk menceraikanku.

Sekarang sudah terlihat jeleknya. Mertuaku hanya mau uangku.

Dulu ketika aku kaya raya, mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak kandung mereka sendiri.

Sekarang saat aku sudah jatuh miskin, aku pun jadi bukan siapa-siapa di mata mereka.

Aku hampir berusia tiga puluh tahun. Jika bukan karena terpaksa oleh kondisi ekonomi ini, siapa yang mau mempermalukan dirinya meminjam kepada mereka?

Sungguh menyebalkan! Manusia sepertiku jelas tidak bisa dibandingkan dengan binatang!

Bukankah tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa mencintai kita lebih dari orang tua?

Kemudian, ibuku. Karena hampir setiap hari bekerja terlalu keras di masa mudanya, sekarang dia menderita berbagai penyakit. Dulu, dia hampir menjual rumah keluarga kami karena takut aku tidak bisa melunasi hutang.

Sejak saat itu, sikap istriku kepadaku berubah. Dia seringkali berteriak kepadaku tanpa alasan yang jelas. Bahkan, kehidupan rumah tangga kami pun menjadi jauh lebih dingin.

Bagaimana juga, aku tidak bisa menyalahkannya.

Karena memang benar bahwa kegagalan bisnisku sendiri yang telah menyebabkan kehidupanku menjadi lebih buruk. Terlebih lagi, istriku juga harus menderita bersamaku. Aku jadi merasa bersalah.

Akan tetapi, tetap saja hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk memperlakukanku dengan dingin seperti ini.

***

Saat aku kembali teringat kata-kata yang diucapkan oleh anakku di telepon tadi, air mataku tiba-tiba menetes.

Mengingat sejak menikah hingga sekarang, aku selalu baik kepadanya. Bahkan jika aku bangkrut sekarang, aku tidak pernah membiarkannya bekerja sehari pun. Aku memanjakannya seperti seorang ratu.

Aku berusaha keras menghasilkan uang tanpa henti dengan harapan suatu hari nanti bisa bangkit kembali.

Akan tetapi belum sampai hari itu tiba, yang kudapatkan malah berita bahwa istriku berselingkuh.

Berita ini, seperti petir di siang bolong dan telah menghancurkan hidupku menjadi berkeping-keping. Hal ini tentu membuatku kehilangan semua semangat untuk bangkit.

Asal tahu saja, aku masih bisa bertahan dan berusaha keras seperti ini hanya untuk dia, istriku.

Dia adalah keyakinanku. Aku ingin membuatnya kembali menjalani hidup yang lebih baik seperti dulu. Hanya itu alasanku berusaha keras selama ini.

Dan sekarang, semua keyakinan itu telah hancur. Hancur sampai tidak tersisa lagi.

Rasa sakit hati dan putus asa akibat dikhianati oleh istri sendiri, ternyata lebih hebat sakitnya dibanding saat aku mengalami kebangkrutan.

Setiap kali aku mengingat perkataan yang diucapkan oleh anakku lewat telepon tadi, aku merasa marah sampai tubuhku gemetar.

Aku benar-benar hancur.

Aku mematikan ponsel, lalu mengendarai motor untuk pulang ke rumah.

Rasanya aku ingin membunuh mereka di tempat!

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca