Charlie sama sekali tidak bisa membayangkan dia akan menerima foto seksual dari pacarnya di hari ulang tahunnya.

Baru saja selesai bekerja, saat turun dari gedung perusahaan magang, Charlie menerima pesan misterius. Setelah dibuka, hanya ada satu foto, tanpa informasi teks apa pun.

Dalam foto, seorang gadis terbaring di tempat tidur sebuah kamar hotel. Hampir tidak memakai apa-apa, dan menampakkan banyak kulit putihnya. Ditambah dengan cahaya lampu kuning gelap dari kamar hotel, membuat seluruh foto penuh dengan petunjuk yang samar-samar.

Meskipun wajah gadis itu sebagian besar tersembunyi oleh poni, Charlie merasa gadis itu mirip sekali dengan pacar pandangan pertamanya, Gretha.

Pacar yang biasanya sangat murni di depannya, ternyata memotret foto dengan skala besar. Dan itu bukan selfie. Sebenarnya, siapa yang memotretnya?

Dalam hatinya, Charlie merasa sangat ragu karena pengirim pesan itu adalah nomor anonim. Dengan penuh keraguan, akhirnya Charlie menaiki sepeda listrik kecilnya menuju kampus.

Hari ini adalah ulang tahun Gretha. Awalnya, Charlie berencana untuk memberinya kejutan. Namun, setelah menerima foto vulgar yang dicurigai sebagai pacarnya, Charlie pun berubah pikiran. Suasana hatinya memburuk.

Charlie dan Gretha sama-sama mahasiswa tahun keempat di Universitas Bina Nusantara.

Karena Gretha tidak suka tinggal di asrama, Charlie menyewa tempat tinggal di luar kampus untuk kekasihnya itu.

Beberapa menit kemudian, Charlie tiba di bawah bangunan berlantai dua. Banyak mahasiswa masuk dan keluar dari sini.

Charlie berlari naik ke lantai dua dalam satu tarikan nafas. Sesampainya di depan pintu 020. Dia hendak mengetuk pintu, tetapi terdengar suara yang aneh berasal dari dalam ruangan.

Charlie sangat terkejut dan marah setelah menyadari suara apa dari dalam ruangan itu. Apakah pacarnya benar-benar telah mengkhianatinya?

Dalam kemarahan, Charlie mengambil kunci untuk membuka pintu, tetapi sayangnya pintu telah dikunci dari dalam.

"Sialan!" Charlie mengumpat. Darahnya mendidih. Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri dan memukul pintu dengan keras.

Bang bang bang!

Suara gedoran di pintu menarik banyak mahasiswa yang tinggal di kost itu untuk berkerumun.

Charlie berulang kali menggedor pintu, tetapi orang di dalamnya seolah-olah tidak mendengar, apalagi memiliki sedikit niat untuk membuka pintu.

"Gretha, buka pintunya!" teriak Charlie. "Apa kamu menyembunyikan seorang pria di dalam? Cepat buka pintunya!"

Para siswa yang berkumpul, memandang Charlie dengan penuh belas kasihan.

Sebenarnya, apa yang terjadi di dalam sudah sangat jelas. Pria miskin itu jelas telah diselingkuhi oleh pacarnya.

Setelah lima menit, pintu kos itu akhirnya dibuka. Seorang pria dan gadis muda berjalan keluar. Dialah Gretha, gadis yang cukup cantik. Hanya saja, rambutnya berantakan dan pakaiannya kusut. Dia juga tidak merasa bersalah atau malu saat menatap Charlie.

Pria itu hanya mengenakan underwear. Kulitnya lebih putih dan halus daripada Gretha. Sekilas, pria itu berasal dari keluarga kaya raya. Pria itu menatap Charlie dengan ekspresi yang penuh cemoohan dan penghinaan.

Melihat dua orang keluar, otak Charlie seolah-olah terkena sambaran petir. Seketika menjadi kosong.

Beberapa detik kemudian, Charlie akhirnya mengambil napas dalam-dalam, dan bertanya dengan mengatupkan gigi, "Gretha, kenapa? Beri aku satu alasan!"

"Apakah aku harus bilang kalau kamu itu tolol? Gretha sekarang bersamaku. Apa kamu buta hingga tidak bisa melihat? Jadi, lebih baik sekarang kamu enyah dari pandanganku," sergah pria itu lalu merangkul bahu Gretha.

Para siswa yang sedang menyaksikan cepat-cepat mengenali identitas pria tersebut. "Itu Marco!"

Marco adalah tokoh terkenal di Universitas Bina Nusantara. Namun, dia terkenal karena sikapnya yang hedonis dan suka berpesta. Kabarnya, Marco telah berganti-ganti pacar.

Hanya karena dia berasal dari keluarga kaya, banyak para gadis yang rela memberikan diri mereka kepadanya.

Charlie sendiri telah sudah mendengar sedikit banyak tentang hal itu. Dan dia tidak menyangka bahwa pacar yang sangat dia percaya akan setia, ternyata bisa bersama dengan orang seperti Marco.

Bagaimana dia bisa menerimanya?

"Gretha, aku ingin mendengar penjelasan langsung dari mulutmu! Aku tidak percaya kamu gadis seperti itu!" Mata Charlie bahkan memerah, hampir berteriak ketika berkata.

"Memangnya, aku gadis seperti apa? Charlie, lihatlah dirimu yang miskin dan menyedihkan! Apakah kamu merasa berhak meremehkan orang lain?" balas Gretha dengan penuh penghinaan.

"Kamu menghabiskan sehari penuh berkendara dengan sepeda listrik yang jelek. Gaji magang satu bulan hanya tiga juta. Bahkan tidak mampu membeli kosmetikku. Tanyakan pada hatimu sendiri, mampukah kamu membiayai hidupku?"

Setiap perkataan dari Gretha, seolah-olah seperti sebilah pisau yang sedang memotong hati Charlie. Dan teman sekelas yang hanya diam menonton di sekeliling, membuat wajah Charlie semakin panas. Saat ini, hatinya sudah berdarah-darah.

Di tengah rasa sakit dan kemarahan, Charlie tiba-tiba teringat tentang foto vulgar itu.

"Marco, apakah foto itu kamu yang ambil?" tanya Charlie dengan tegas dan berani. Dia menatap Marco dengan tajam.

Charlie merasa bahwa foto vulgar yang baru saja diterima dari Gretha melalui ponselnya, adalah sengaja dikirim oleh Marco untuk mempermalukannya.

Marco terlebih dahulu terperanjat, lalu melihat Charlie seperti melihat orang bodoh. "Foto apa? Aakah kau sudah gila?"

"Kamu merusak hubungan ku dan masih berani berbicara dengan begitu percaya diri? Aku harus memberimu pelajaran!"

Charlie tidak bisa lagi menahan kemarahannya. Tangannya telah siap memberikan pukulan pada Marco. Namun, Marco tidaklah lemah. Ditambah dengan bantuan Greta. Charlie malah dipukul mundur oleh Marco.

Beberapa teman laki-laki di lantai itu yang akrab dengan Marco datang bersama-sama dan mengelilingi Charlie, lalu mendorongnya ke pintu tangga.

Charlie terdorong hingga jatuh di tikungan tangga. Seketika dia merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya.

"Pergilah menjauh dariku! Berani memukulku, akan kupatahkan semua tulang-tulangmu!" bentak Marco sambil memeluk Gretha.

Charlie menggertakkan giginya erat-erat, menahan kemarahan dan rasa sakit. Di bawah tawa ejekan dari Marco dan tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya, dia dengan sangat tidak rela berlari turun tangga.

Marco memiliki begitu banyak teman sekolah yang membantu. Charlie tahu dia tidak bisa mengalahkan anak orang kaya ini. Dia hanya bisa kembali ke asrama dengan hati yang hancur.

Malam itu, dia meminum banyak alkohol hingga tidak sadarkan diri. Baru setelah beberapa teman sekamar membantunya naik ke tempat tidur, dia jatuh tertidur dalam keadaan mabuk.

Tidak tahu berapa lama telah berlalu, dalam keadaan bingung, Charlie merasakan kehangatan yang datang dari dadanya, tempat di mana ada sepotong Giok kuno warisan keluarga yang telah dia kenakan sejak kecil.

Makin lama makin panas. Kesadaran Charlie juga semakin jernih. Tiba-tiba, otak Charlie bergemuruh, mengirimkan sebuah nada jernih yang hanya bisa didengarnya.

"Charlie, generasi muda, terimalah warisan pengobatan jahat saya yang dahsyat."

Seiring dengan suara misterius dan kuno itu, pengetahuan medis yang tak terhitung jumlahnya dan luar biasa mengalir ke dalam pikiran Charlie. Teknik akupunktur rahasia kuno dan ajaib dari dokter iblis. Teknik mata dewa dokter iblis yang mampu melihat melalui segala sesuatu.

Metode-metode medis ini terus berdatangan, segera menjadi satu dengan ingatan Charlie, seolah-olah sudah ada sejak lahir.

"Dokter saya, bisa memahami jalan surga, rajin berlatih, manfaatnya tak terhingga!"

Suara misterius dari dokter jahat terus merasuki pikiran Charlie. Sementara itu, batu Giok kuno di dada Charlie juga seketika menjadi panas.

Jika Charlie membuka matanya, dia akan melihat pemandangan yang membuatnya sangat terkejut. Batu Giok kuno yang diwariskan dalam keluarganya telah meleleh!

Jade kuno berubah menjadi aliran udara yang kuat dan kuat. Kemudian, meresap ke dalam tubuh Charlie, lalu perlahan-lahan mengalir ke seluruh anggota tubuh dan tulangnya.

Otot dan rangka Charlie dipelihara oleh aliran udara ini, dan secara bertahap menjadi kuat. Beberapa cacat dan luka pada tubuh juga diperbaiki satu per satu, hingga sempurna tanpa cela.

"Menerima energi spiritualku, mulai sekarang kamu akan luar biasa dan bukan orang biasa. Jangan merusak namaku uang sudah terkenal!"

Suara terakhir tiba-tiba berhenti. Charlie hanya merasa seluruh tubuhnya sangat santai, tidak bisa menggambarkan betapa nyamannya, dan segera tenggelam kembali dalam tidur yang dalam.

"Charlie, cepat bangun! Kamu akan terlambat kerja!" Sebuah suara yang akrab terdengar. Charlie membuka matanya, melihat sinar matahari langsung masuk dari jendela.

Di sisi tempat tidur ada seorang laki-laki yang tampak sederhana dan sedikit gelap, yang sedang terus mengguncang bahunya. Itu adalah sahabat terbaik Charlie di universitas, Kevin. Sifatnya agak lemah.

"Kevin, jam berapa sekarang?" tanya Charlie dengan cepat.

"Sudah hampir jam delapan."

Mendengar hal itu, Charlie langsung melompat dari tempat tidur. Dia baru saja patah hati semalam, dan dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya karena terlambat.

Perusahaan mulai bekerja pada pukul sembilan, tetapi manajer gila dari departemen Charlie menuntut karyawan departemennya agar datang setengah jam lebih awal setiap hari.

Ini berarti sebelum jam setengah sembilan, Charlie harus sampai di perusahaan. Jika tidak, manajer yang tidak waras itu pasti akan memecatnya.

Dia pernah mengeluh tentang hal ini kepada Kevin. Itulah sebabnya Kevin menyuruhnya lekas bangun.

"Eh?" Charlie tiba-tiba teringat sesuatu, lalu merogoh dada sendiri. "Apakah mimpi semalam itu benar-benar nyata?"

Batu Giok kuno yang diwariskan dan dikenakannya di dada, tiba-tiba menghilang seluruhnya.

Setelah semalam mabuk, bukan merasa lelah. Charlie malah merasa pikirannya sangat jernih, dan tubuhnya seolah-olah penuh energi tanpa henti.

Charlie tidak bisa menahan rasa gembira di hatinya. Dia benar-benar merasa dirinya sangat berbeda dari sebelumnya.

"Warisan dokter jahat, ternyata itu nyata!"

Charlie merasa sangat gembira di dalam hati. Akan tetapi, saat itu dia kembali menerima sebuah pesan teks misterius di telepon genggamnya.

Charlie membuka pesan yang berisikan foto vulgar. Akan tetapi, gadis di foto bukanlah Gretha.

Kamar penginapan yang sama, cahaya lampu kuning yang sama, gadis yang sama tanpa sehelai benang pun. Hanya saja, wajahnya menjadi lebih kabur. Ditambah dengan penyamaran rambut depan, membuat Charlie untuk sementara waktu tidak bisa mengenali siapa dia.

Namun beberapa detik kemudian, Charlie tersentak. Gadis dalam foto itu, kenapa sangat mirip dengan gadis tercantik di kampusnya?