Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Papaku adalah Dewa Perang!

Papaku adalah Dewa Perang!

Raja Edan | Bersambung
Jumlah kata
528.5K
Popular
380.7K
Subscribe
5.0K
Novel / Papaku adalah Dewa Perang!
Papaku adalah Dewa Perang!

Papaku adalah Dewa Perang!

Raja Edan| Bersambung
Jumlah Kata
528.5K
Popular
380.7K
Subscribe
5.0K
Sinopsis
PerkotaanSlice of lifePecundang KultivasiKultivatorDewa PerangTransmigrasiUrban
Dewa Perang Alam Abadi membantu sahabatnya memperluas wilayah kekuasaan, tapi malah dikhianati sahabatnya. Ia pun bertransmigrasi menjadi seorang pemabuk yang diusir keluar oleh istrinya. Tubuhnya penuh luka serius, miskin, dan dipandang remeh, bahkan juga sering menyiksa putrinya yang berusia lima tahun. Transmigrasi ke dunia lain, Felix memutuskan menggunakan kultivasinya untuk merawat putrinya yang lucu dan pengertian. Anaknya ingin makan semangka, Felix pun menanamnya dengan energi spiritual. Selain bisa jadi cantik, juga bisa panjang umur. Anaknya ingin makan daging, Felix pun menangkap semua hewan dan menjadikannya makanan. Ia akan berdiri di puncak dengan kultivasi dari kehidupan sebelumnya!
Bab 1

Malam yang kelam dengan suara guntur yang memekakkan telinga terdengar. Vivi yang sedang mengambil piring keramik ketakutan dan tidak sengaja menjatuhkannya ke lantai. Dia menangis memanggil 'ayah', berjalan seraya meraba-raba menelusuri dalam gelapnya malam.

Vivi menemukan seorang pria yang terbaring di atas ranjang. Pria itu kira-kira berusia tiga puluh tahun, memiliki wajah tampan namun ekspresinya tampak menderita. Dia jelas sekali merasakan sakit meski dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Vivi memeluk pria di ranjang seraya menyalahkan diri sendiri. "Ayah, Vivi salah. Maafkan Vivi! Putrimu tidak akan berani menjatuhkan piring lagi."

Vivi terus terisak dan butir-butir sebening kristal tidak tertahankan mengalir di pipinya yang kemerahan.

Guntur keras kembali meraung dan memekakkan gendang telinga. Hujan perlahan turun membasahi bumi, seolah-olah telah beresonansi dengan tangisan Vivi.

Gadis kecil itu bergetar ketakutan terhadap suara guntur yang menggelegar. Dia mengguncang tubuh ayahnya yang terbaring di atas ranjang. "Ayah, sadarlah! Vivi takut sendirian. Ayah, bangun! … Ayah!"

Setelah beberapa kali goncangan keras, pria itu membuka mata dan meracau dalam erangan yang tidak jelas. "Kaisar Langit, kenapa kamu menusukku dan mengkhianati ku? Bukankah kita sahabat yang sangat baik."

Tangan pria itu juga melakukan gerakan dorongan sehingga Vivi terdorong satu langkah. Gadis kecil itu ketakutan dan terdiam tanpa kata.

Pria di atas ranjang semakin menggila, jelas sekali emosinya tidak stabil. Sedih, marah, dan kecewa bercampur aduk. Dia menganggap Kaisar Langit sebagai sahabatnya. Namun, sahabat baik tersebut malah melakukan hal kejam seperti itu kepadanya.

Pada saat itu, mata pria yang telah duduk di ranjang langsung memancarkan tatapan tajam, tangannya secara tidak sadar dikepalkan dengan erat hingga menusuk telapak tangan. Ada aura yang mengerikan memancar di sekeliling tubuhnya, itu membuat semua barang di kamar hancur.

Vivi yang ketakutan semakin ketakutan hingga memucat. Namun, tangisan terus terdengar dari mulutnya seraya berkata dengan terisak-isak. "Ayah, Vivi salah. Vivi tidak akan mengganggu tidur ayah. Vivi akan menjadi anak yang kuat. Ayah jangan marah lagi, Vivi sangat takut …."

Mendengar suara bocah di ruangan tersebut, Pria itu menundukkan kepala, menatap Vivi dan tertegun. Aura kejam yang keluar dari tubuhnya perlahan menghilang. "Anak, kamu siapa?"

Vivi mengangkat kepala dan masih terus terisak. "Ayah, aku Vivi, putrimu. Apakah ayah sudah tidak menginginkan Vivi? Apakah Ayah juga akan membuang Vivi seperti yang telah dilakukan Ibu?"

Vivi menjatuhkan lutut ke atas lantai, tangisannya tidak terbendung. "Ayah, jangan buang Vivi. Vivi takut sendirian. Ayah, Vivi dapat melakukan apa saja, menyapu, memasak dan mencuci baju. Ayah, jangan buang Vivi."

Suara gadis kecil itu benar-benar memedihkan hati, seolah-olah siapapun yang mendengarnya akan merasakan hati yang tersayat.

Pria itu menggumam nama Vivi, seketika ingatan lain di dalam kepalanya bermunculan. Itu adalah ingatan dari pemilik tubuh yang sebenarnya.

Felix Wijaya, Raja Serigala Wilayah Utara, sudah berhasil membangun kekuasaannya pada usia 25 tahun. Sebelum pensiun, dia juga menikahi wanita tercantik di Kota Bara, Sinta Santoso. Sinta melahirkan seorang putri untuknya, bernama Vivi Wijaya, yang sejak kecil sudah tidak bisa melihat.

Tiga tahun setelah pernikahan, Felix yang melakukan misi khusus mendapatkan kecelakaan. Semua tulang Felix hancur, meski akhirnya terselamatkan, tapi karena terluka parah, dia menjadi cacat dan dianggap sampah yang tidak kompeten.

Ayah yang cacat dan putri yang tidak dapat melihat, keduanya dianggap sebagai bintang yang membawa bencana bagi Sinta.

"Aku berada di langit dan kalian berdua hanyalah seonggok kotoran. Aku tidak dapat memelihara sampah yang tidak berharga. Melihat kalian berdua hanya mendatangkan penyakit dan wabah bagiku." Kata-kata kejam itu terukir jelas di kepala Felix.

Itu adalah kalimat yang diucapkan Sinta pada saat wanita jahat tersebut mengeluarkan koper dan pakaian sehari-hari milik Felix dan Vivi dari rumah besar mereka.

Ya, Felix dan Vivi diusir oleh Sinta dengan kejam. Wanita itu benar-benar tidak memiliki hati. Setelah hidup bersama selama 3 tahun, dia tetap saja melakukan hal demikian.

Bahkan orang yang memelihara anjing dan kucing juga akan memiliki perasaan setelah bersama selama 3 tahun. Ini hanya sifat kejam dan kejam yang ditunjukkan Sinta.

Felix, pemilik asli tubuh ini dengan kecewa membawa putrinya ke desa yang tidak ada seorang pun mengenali mereka sama sekali. Tiap hari dilaluinya dengan minum minuman keras. Bahkan setelah minum, dia juga memukuli putrinya.

Hal itu terus berlanjut selama 2 tahun, hingga malam ini tubuh yang lemah dan jiwa yang sakit secara perlahan membuat ia terbaring di ranjang dan tak sadarkan diri.

Sekarang, Felix memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

Setelah beberapa tarikan nafas, Felix kembali pada kenyataannya. Tatapan mata Felix pelan-pelan menjadi tajam dan berkata-kata pada diri sendiri. "Ternyata Felix ini juga sama kasihannya dengan diriku, kami sama-sama dikhianati oleh orang-orang terdekat."

Felix melihat ke arah Vivi dengan tatapan mata yang melembut, merasa kasihan kepada gadis kecil tersebut. Tidak hanya tidak bisa melihat, bahkan Vivi juga harus kena pukul, sambil merawat ayahnya yang tidak berguna ini.

Felix bangkit melangkah ke arah Vivi dan mengulur tangan, ingin menyentuh wajah Vivi. Namun gadis kecil itu ketakutan dan langsung mundur ke belakang.

Wajah Vivi memucat dan berkata dengan sedikit terbata-bata. "Ayah, maafkan Vivi! Vivi tidak sengaja menjatuhkan piring dan memecahkannya. Vivi hanya ingin memasak bubur untuk Ayah. Tapi suara guntur yang menggelegar telah mengejutkan Vivi."

Felix tentu saja mengerti bahwa Vivi takut dia akan memukulnya.

Felix melihat piring yang pecah, bubur yang berserakan dan tangan kecil Vivi yang penuh luka. Pria itu dapat membayangkan betapa sulitnya gadis kecil tersebut memasak bubur.

Hatinya tersentuh, sedangkan Vivi masih menangis meminta ayahnya jangan marah. Felix bergegas dan memeluk Vivi dengan erat. Tangan perlahan menepuk-nepuk punggung Vivi.

"Anak baik, ini semua salah ayah. Ayah yang seharusnya minta maaf padamu, sayang. Ayah janji tidak akan pernah memukul Vivi lagi dan akan menjadikan Vivi sebagai putri yang paling bahagia di dunia ini." Felix membisikkan kata-kata itu dengan lembut di telinga Vivi dan membujuk Vivi untuk berhenti menangis. Lalu tangan Felix dipindahkan, menghapus air mata di wajah Vivi. "Maukah Vivi memaafkan ayah, sayang?"

Felix merasa sakit melihat betapa menderitanya Vivi kecil. 'Felix, Sinta, kalau kalian berdua tidak menginginkan putri ini, maka aku menginginkannya. Vivi akan menjadi putri yang paling disayang oleh Dewa Astra.'

Benar, nama jiwa yang masuk ke dalam tubuh Felix saat ini adalah Astra, merupakan dewa perang di dunia kultivasi. Dia membuka sebuah wilayah untuk sahabatnya, Kaisar Langit. Tapi karena kontribusi Dewa Astra lebih banyak, Kaisar Langit yang iri kemudian mengkhianati sahabatnya serta menusuknya.

Pada saat genting, segumpal jiwa dari Dewa Astra berhasil melarikan diri, masuk ke dalam tubuh Felix yang sekarat di dunia orang biasa, dan mendapatkan seorang putri.

Dewa Astra memutuskan untuk menerima identitas Felix, serta menganggap Vivi sebagai putri sendiri. Sedangkan untuk si pemilik asli tubuh Felix, terserah dia mau bagaimana. Kesadaran terakhir milik Felix yang sekarat juga pelan-pelan menghilang dari tubuhnya, dia seperti memohon sesuatu sebelum pergi, namun Astra terlalu malas untuk mendengarnya.

Dalam hati Astra berkata, "Atas nama Dewa Perang Astra yang kusandang, aku berjanji akan merawat gadis kecil ini dengan sebaik-baiknya! Dan di satu hari, dendam kesumat yang kubawa untuk Kaisar Langit akan kutumpahkan kelak sepenuhnya dengan nama Felix Wijaya!"

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca