Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
IBLIS NO 999

IBLIS NO 999

VAD_27 | Bersambung
Jumlah kata
177.3K
Popular
2.3K
Subscribe
370
Novel / IBLIS NO 999
IBLIS NO 999

IBLIS NO 999

VAD_27| Bersambung
Jumlah Kata
177.3K
Popular
2.3K
Subscribe
370
Sinopsis
PerkotaanSupernaturalSupernaturalIblisUrban
Yang namanya hari sial, tidak pernah ada di kalender. Berniat masuk Akademi Pasukan Pembasmi Iblis, Raka malah berubah menjadi iblis itu sendiri.
1. Hanya Rumor

Seorang pria melompat melewati pembatas jembatan sebelum mengeluarkan kedua belah pedang dari sarungnya yang tersampir pada ikat pinggang, menebas asap hitam yang bergumul di tengah jalan raya membuat asap itu terbelah sebelum mengepul dan menghilang.

Sang penebas itu mendarat dengan sempurna di atas aspal jalanan sebelum sorakan riuh terdengar nyaring, mengelu-elukan namanya.

“Baik, pemirsa. Baru saja kita melihat langsung aksi pembasmian iblis dari Ketua Tim yang paling banyak menuai prestasi pembasmian iblis terbanyak, Kenzo Jiadaki.” Tutur wartawan wanita berambut bondol itu sebelum menghampiri pria berambut buzz cut.

“Ketua Tim Kenzo, bagaimana tanggapan anda tentang pembasmian kali ini?” Tanya wartawan sambil menyodorkan mic.

“Yang baru saja adalah iblis level rendah tipe asap, jadi dapat dibasmi dengan mudah. Tipe iblis asap biasanya merasuki atau merusak pikiran banyak orang jika terjebak dalam kepulan asapnya, jadi saya harap setiap warga waspada dan dengan cepat melaporkan bila terjadi sesuatu ganjil yang berhubungan dengan iblis.” Jawab Kenzo pada kamera sebelum mengangguk sopan.

“Begitulah tanggapan sang Ketua Tim Kenzo. Dihimpun pada semua penduduk untuk segera melaporkan bila terjadi kejanggalan yang berhubungan dengan ibl—,,”

Perkataan wartawan itu terpotong tatkala Raka menarik lepas earphone yang menyumbat kedua telinganya sebelum menekan tombol pause pada video Youtube yang baru saja dia tonton.

Raka membuka kolom komentar video yang baru diunggah kemarin itu sebelum membacanya dalam diam. Kebanyakan komentar berisi pujian untuk Kenzo dan sebagian yang lain adalah iklan peninggi badan.

Laki-laki berambut hitam dengan setelan jas hitam itu jadi mengulum senyum sebelum mematikan ponselnya.

“Ketua Tim Kenzo memang keren,” puji Raka pelan. Tidak sia-sia selama tiga tahun di SMA ini dia habiskan dengan mengidolakan ketua tim pembasmi iblis terbaik dalam negaranya.

“Acara selanjutnya adalah penyampaian pidato oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Jaya, waktu dan tempat ... saya persilahkan.”

Raka menatap lurus pada podium di bawahnya tatkala pembawa acara itu turun dari podium dan Kepala Sekolahnya naik sebelum memberikan pidato.

Bibirnya mengulum senyum samar, tiga tahun lalu dirinya duduk di jajaran kursi penonton sebagai murid baru, namun kini dia duduk sebagai calon alumni mengingat acara kelulusannya akan selesai beberapa jam lagi.

Hal yang paling membosankan adalah mendengarkan orang tua berpidato, Raka jadi menguap sebelum menoleh tatkala teman sekelas di sampingnya malah asik mengobrol.

Sepertinya bukan Raka saja yang bosan.

“Kau tahu kakak kelas kita yang bernama Jaka?”

“Mantan ketua tim basket?” gumam Raka ketika dengan sengaja menguping teman di sebelahnya.

“Ada apa dengan dia?”

“Setelah lulus SMA, dia mendaftar ke Akademi Pembasmi Iblis namun gagal karena energi baiknya mentok di lima puluh persen.” Tutur si pembawa gosip itu, berbisik heboh.

“Lalu?” tanya temannya yang lain.

“Kau tahu sendiri, dua hal yang tidak bisa diubah oleh seseorang di dunia ini adalah ... kematian dan jumlah energi baik dalam tubuh manusia. Tapi anehnya, di tahun berikutnya, Jaka di terima di Akademi Pasukan Pembasmi Iblis. Bukankah itu sangat aneh? Sekaya apapun, jika energi baikmu tidak lebih dari lima puluh persen, Akademi itu menutup pintu rapat-rapat.” Ujarnya sebelum teman di sampingnya membelalak sambil memukul, teringat sesuatu.

“Bukankah ini mirip rumor yang sedang viral di internet akhir-akhir ini?” tanya temannya sebelum melanjutkan.

“Di internet, banyak kejanggalan-kejanggalan serupa seperti orang yang menjadi kaya dalam satu hari, juara kelas dan lain sebagainya. Seperti rumor dalam keluargaku sendiri. Kau tahu bibiku yang selalu memakai mobil jika main ke rumahku?”

“Ah, Bibimu yang kaya namun bangkrut karena ditipu?” tanyanya membuat temannya mengangguk.

“Bibiku sampai depresi dan berniat bunuh diri, dia meninggalkan surat wasiat dan menghilang entah kemana. Tapi dua hari kemudian dia kembali, dan kau tahu apa yang terjadi? Kekayaannya kembali.”

“Gila.” Komentar teman di sampingnya.

“Persamaan dari cerita-cerita mustahil ini adalah, mereka semua sempat ingin bunuh diri namun mereka kembali. Ada rumor yang bilang bahwa saat akan bunuh diri, mereka bertemu dewa yang dapat mengabulkan permohonan apapun dengan bayaran tertentu.” Ujarnya membuat Raka yang menguping jadi menoleh.

“Aku jadi penasaran, apa bayarannya.”

“Apapun bayarannya, pasti resikonya besar bukan?” tanyanya membuat temannya mengangguk.

Raka jadi termenung sebelum tersentak tatkala semua orang di aula bertepuk tangan untuk pidato kepala sekolahnya membuat Raka ikut bertepuk tangan pelan.

*

“Cerita aneh.” Komentar Raka sambil menatap buku rapornya, melangkah menyusuri jalanan gang sempit yang diapit gedung.

Raka membuka ponselnya yang bergetar sebelum mendekatkannya ke telinga.

“RAKA, SELAMAT HARI KELULUSAN!”

Laki-laki itu mengulum senyum sebelum tertawa pelan.

“Kau dimana? Sudah di jalan pulang bukan? Cepat! Jangan mampir kemana-mana! Kita rayakan kelulusanmu di rumah!”

Raka tertawa sebelum mengangguk. “Siap! Terima kasih ... Paman, Bibi.”

Raka menutup telepon setelah melihat jam, acara kelulusannya memakan waktu lama. Sudah hampir petang, dan Raka belum setengah jalan.

Untung jarak dari sekolah ke rumahnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Raka melirik walpaper ponselnya yang bergambar gedung Akademi Pembasmi Iblis sebelum menghembuskan napas panjang. Waktu yang sudah dia tunggu, akhirnya tiba. Raka akan mendaftar masuk Akademi itu tahun ini dan berniat menjadi Pembasmi Iblis.

Raka sudah mempersiapkan dirinya sejak awal, dari mulai latihan fisik dan mempelajari iblis dari buku yang dia pinjam di perpustakaan kota.

Hanya masalah jumlah persen energi baik dalam tubuhnya ... Raka jadi mengangguk yakin.

Paman dan Bibinya selalu meyakinkan bahwa persenan energi baik Raka akan tinggi karena Raka bukan anak nakal, dia bahkan tidak pernah melakukan atau bahkan memikirkan tindak kejahatan sekalipun.

“Benar akan baik-baik saja bukan?” gumam Raka mengerjap sendu.

Karena pada dasarnya ... tidak ada yang tahu isi hati terdalam manusia.

Darah, jerit tangis, rumah roboh dan kebakaran.

Sekelebat bayangan itu terlintas di benaknya membuat Raka tersentak dengan napas memburu dan keringat membasahi pelipis. Raka meneguk ludahnya sebelum mengepalkan tangan.

Tentu saja dia akan membalaskan ingatan kelamnya.

Pada siapa lagi jika bukan iblis.

Genggaman tangannya semakin kuat dengan gigi menggertak. Raka berjanji setelah dia menjadi anggota Pembasmi Iblis, dia akan menghabisi iblis sialan itu.

Atau tidak iblis manapun yang dia temui.

Raka mengatur napasnya untuk tenang sebelum membuka netranya yang memejam. Netranya membelalak tatkala tiba-tiba asap hitam mengepul di sekitarnya, menyumbat pernapasannya dan membuat tenggorokan gatal.

“Uhuk-uhuk!” Raka terbatuk sebelum mencoba mengenyahkan asap itu menggunakan rapornya.

“Iblis?” gumam Raka pelan. Tidak salah lagi, ini adalah iblis level rendah tipe asap.

Raka jadi beranjak berlari sambil menutup hidup sebelum keluar dari jalanan sempit itu, dia menendang tong-tong yang disimpan di samping bangunan guna menutup jalan agar tidak ada yang masuk.

Kakinya terus di bawa berlari, dia membuka ponsel sebelum menghubungi nomor darurat jika terjadi penyerangan iblis. Raka berlari di jalanan aspal kecil yang diapit oleh lapangan berumput dengan sungai di bawahnya.

Kulit kepalanya dingin, Raka dapat merasakan bulir air perlahan jatuh membasahi tubuhnya. Awan-awan kelabu bergerak dan angin berhembus kencang. Raka jadi menoleh ke belakang, ingin melihat asap tadi sebelum terpeleset batu dan terjatuh membuat ponselnya terlempar.

“Sialan.” Umpat Raka pelan ingin beranjak namun gerakannya terhenti.

Raka membelalak tatkala seekor serigala berdiri beberapa meter di depannya, tubuhnya terbuat dari asap hitam yang mengepul, bola matanya keseluruhan merah dengan gigi tajam.

“Iblis.” Gumam Raka dengan napas memburu.

Kepalanya mendongkak tatkala asap hitam yang tadi mengepul di gang sempit terbang ke atasnya sebelum masuk ke tubuh iblis serigala di depannya.

Iblis level menengah.

Dua iblis level rendah yang saling menyatu.

Iblis yang harus di dibasmi langsung oleh Pembasmi Iblis.

Dan lagi ... memang semua iblis hanya bisa dibasmi oleh Pembasmi iblis.

Raka meneguk ludah dengan jantung berdebar dalam artian buruk, dia beranjak berdiri secara perlahan sebelum melirik ke ponselnya yang terlempar jauh ke belakang tubuh iblis.

Netranya mengedar sebelum mendapati balok kayu yang hanyut terbawa arus sungai. Raka berlari membuat serigala itu melolong, ikut berlari mengejarnya.

Kakinya dia tekuk sebelum menjulurkan tangan untuk meraih kayu bersamaan dengan serigala tadi yang melompat menerjangnya. Raka menoleh sambil mengayunkan balok kayu menghantam iblis serigala namun balok itu menembus tubuh asapnya sebelum tubuhnya kembali seperti semula.

Raka beranjak berlari membuat serigala itu menerjang tempat kosong. Langkah Raka terseok mundur ketika iblis serigala itu menggeram ke arahnya.

Raka tahu manusia biasa sepertinya tidak akan bisa melawan iblis. Raka jadi meraih ponsel tergeletak yang memang itu tujuan awalnya. Tangannya mengetik tombol dengan cepat sebelum mundur dengan napas memburu tatkala iblis serigala itu mendekat perlahan, menikmati keresahan, dan ketakutan Raka sebelum melompat menerjang.

“Sialan.” Umpat Raka pelan.

Apa hidupnya hanya sampai di sini?

Apa hidupnya hanya akan berakhir tanpa melakukan apa-apa?

Katanya dua hal yang tidak bisa di rubah manusia adalah jumlah energi baik dan kematian.

Maka dari itu yang terjadi sekarang adalah sial.

Raka mengerjap sebelum terkesiap tatkala sesuatu terbang di atas kepalanya sebelum tebasan putih menebas tubuh iblis serigala yang menerjangnya menjadi dua, dan menguap di udara.

Lututnya lemas membuat tubuhnya ambruk, napasnya masih memburu sebelum netranya mengerjap di bawah terpaan hujan yang semakin deras.

Dua belah pedang itu ... Raka sudah sangat mengenalinya.

Tidak mungkin bukan?

“Ke-ketua Kenzo?”

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca