Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Pemuda Miskin Ternyata Konglomerat

Pemuda Miskin Ternyata Konglomerat

Penulis Maya | Bersambung
Jumlah kata
150.8K
Popular
29.6K
Subscribe
1.7K
Novel / Pemuda Miskin Ternyata Konglomerat
Pemuda Miskin Ternyata Konglomerat

Pemuda Miskin Ternyata Konglomerat

Penulis Maya| Bersambung
Jumlah Kata
150.8K
Popular
29.6K
Subscribe
1.7K
Sinopsis
PerkotaanSlice of lifePria MiskinKarya KompetisiKonglomerat
Terlahir menjadi anak orang kaya membuat keangkuhan Zyan semasa sekolah menjadi- jadi. Sayang takdir buruk membuat dirinya harus menjalani kehidupan seperti orang biasa. Bagaikan mimpi buruk, seolah dilupakan oleh orang-orang yang dulu menjadi kerabat baiknya, saat itu pula Zyan harus memulai segalanya dari Nol. Nasib baik dari sebuah takdir yang mempertemukannya dengan keluarga kaya raya dan dimanfaatkan Zyan untuk membalaskan sakit hatinya kepada orang-orang yang menyepelekannya itu. Akankah takdir membawanya kepada keberuntungan-keberuntungan lainnya sehingga memudahkan jalannya untuk merebut kembali kekuasaan dan kekayaannya yang dulu?
Bab 1

"Permisi Tuan Zyan, apakah Tuan tidak bersiap-siap?" tanya sang pengawal bernama Rocky.

"Bersiap-siap untuk apa?" tanya Zyan kepada pengawalnya itu.

"Apakah Tuan tidak tahu kalau Nyonya dan Tuan Jorce akan tiba. Mereka sebentar lagi akan landing. Apakah Tuan tidak jngin menjemput mereka ke bandara?" tanya Rocky.

"Apa kau bercanda? Baru kemarin Ibu menelponku. Dia bilang dalam waktu dekat akan kemari. Astagaaaa ... apakah maksudnya jika saat menelponku, Ibuku sedang transit menuju kemari?" Zyan langsung bangkit dari tempat duduknya hendak bersiap-siap namun tiba-tiba dia urungkan.

"Ah tidak. Aku tidak ikut ke bandara. Aku menunggu di apartemen saja," ucap Zyan lagi.

"Ada apa, Tuan? Apa Tuan tidak merindukan mereka? Sudah tiga tahun tidak bertemu, mereka juga pasti merindukan Tuan muda."

"Mereka kemari tidak sungguh-sungguh karena merindukanku. Ayah sibuk dengan urusan bisnisnya, sementara ibuku ... dia kesini untuk berlibur. Aku yakin dia sudah mengatakan banyak hal mengenai liburannya kemari kepada teman - teman sosialitanya," sahut Zyan.

"Baiklah kalau begitu, Tuan ... saya akan pergi sendiri ke bandara menjemput Tuan Jorce dengan Nyonya Rika," ucap Rocky sambil membungkukkan badannya , izin berpamitan.

Baru saja Rocky akan berpamitan tiba-tiba tersiar kabar melalui televisi mengenai sebuah kecelakaan pesawat. Bertepatan dengan berita itu, suara ponsel Rocky berdering. Ternyata itu telepon dari maskapai penerbangan yang menghubunginya untuk menjelaskan bahwa penerbangan menuju Swiss mengalami kecelakaan dan hilang kontak.

"Tuan ...," ucap pengawal Rocky dengan sedikit bergetar.

"Katakan apa yang diberitakan di televisi itu, tidak ada sangkut-pautnya dengan telepon yang baru saja engkau terima," ucap Zyan menahan kerisauan di hatinya.

"Maafkan saya, Tuan ... tapi telepon barusan memang benar dari maskapai penerbangan yang ditumpangi oleh Tuan Jorce dan Nyonya Rika," jawab pengawal Rocky.

Zyan terhuyung seketika, dia lantas mengambil jaket kulitnya lalu mengajak Rocky untuk segera pergi ke bandara, mencari informasi mengenai kecelakaan yang menimpa Ayah dan Ibunya itu.

"Ayo kita pergi sekarang! Aku harus memastikan informasinya terlebih dahulu itu benar atau tidak," ucap Zyan sedikit panik.

"Tuan ... tenang saja duduk di disini saja, biar saya dan tim yang lain yang mengurusnya. Jika ada apa-apa, saya akan segera menghubungi, Tuan," ucap Rocky.

"Tidak kali ini aku yang akan pergi ke bandara langsung sendiri. Ini bukan persoalan biasa, ini menyangkut kedua orang tuaku," tandas Zyan dengan tatapan dinginnya kepada Rocky.

****

Di sepanjang perjalanan menuju bandara, Zyan tak henti membuang pandangannya ke luar kaca jendela mobil. Kakinya dihentak-hentakkan ke lantai mobil, tak bisa diam. Ada keresahan yang berkecamuk di dalam batin seorang Zyan.

Selama Zyan dikirim sang Ayah ke Swiss untuk menempuh pendidikan universitas di sana, baik Ayahnya maupun ibunya tidak sama sekali mengunjunginya di sana. Zyan memang terlihat dingin dan cuek hanya saja tidak bisa dia pungkiri, berjauhan dengan orang tuanya membuat hatinya merindu juga.

Zyan kembali teringat percakapannya kemarin dengan sang ibu yang berujung Zyan mematikan telepon lebih dulu. Zyan tidak pernah menduga, itu menjadi percapakan terakhir dirinya dengan sang ibu. Dirinya sempat salah paham dan memperkarakan kalau kedatangan kedua orang tuanya di Swiss bukan semata-mata untuk dirinya tapi hanya kebetulan karena sang ayah ada keperluan bisnis dan ibunya ingin berlibur ke Swiss juga.

"Harusnya kemarin, aku tidak mempermasalahkan alasan ayah terbang ke Swiss bersama ibu. Tidak penting aku menjadi prioritas atau tidak, aku sebenarnya merindukan mereka juga," ucap Zyan membatin.

****

Zyan adalah salah satu pewaris di Keluarga van Harmburg. Keluarga yang memiliki aset dan bisnis di mana-mana di belahan Eropa. Tuan Jorce sebenarnya dulu pernah memiliki istri dan anak juga. Nyonya Laurine adalah istri pertama Tuan Jorce. Mereka berpisah saat Nyonya Laurine sedang mengandung.

Tuan Jorce sangat percaya bahwa mantan istrinya itu sudah berselingkuh di belakangnya. Imbasnya adalah Tuan Jorce tidak mau mengakui Roberto sebagai anaknya. Terlebih saat palu hakim memutuskan mereka resmi berpisah, tak lama kemudian Nyonya Laurine menikah lagi dengan Tuan Leonard, salah satu pesaing bisnis Tuan Jorce. Betapa murkanya Tuan Jorce saat itu.

Beruntunglah Nyonya Rika yang dulu adalah mantan sekretarisnya dipersunting oleh Tuan Jorce dan akhirnya mengandung Zyan. Dengan masa lalu yang begitu kelam, Tuan Jorce hanya menganggap bahwa Zyanlah anak satu-satunya yang akan mewarisi tahta dan kekuasaannya. Dia sama sekali tidak mau mengakui Roberto sebagai anaknya bahkan sampai Roberto sedewasa sekarang.

Diam-diam, Tuan Jorce masih mengintai mantan istrinya itu dan Roberto. Tuan Jorce menyiapkan Zyan untuk menghancurkan Keluarga Leonard guna membalaskan rasa sakit hatinya karena merasa terkhianati oleh masa lalunya itu.

Untuk itulah, Zyan harus dikirim ke luar negeri untuk meneruskan pendidikannya agar Zyan bisa lebih matang dalam meneruskan bisnis keluarga van Harmburg. Tuan Jorce tidak mau kalau nanti Zyan kalah dalam persaingannya dengan Roberto. Tuan Jorce sangat ingin menaklukkan bisnis dan perusahaan Tuan Leonard agar hanya dia satu-satunya keluarga terkaya di salah satu belahan Benua Eropa itu.

Sejak hilangnya pesawat yang ditumpangi Tuan Jorce dan Nyonya Rika. Zyan sebenarnya ingin segera langsung pulang ke negara asalnya untuk mengurus segala hal disana.

Hanya saja seperti sedang ada sebuah permainan. Ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Selalu saja Zyan dipersulit untuk pulang ke negaranya itu sehingga kurang lebih sekitar tiga minggu kemudian barulah Zyan bisa pulang ke negara asalnya.

Betapa terkejutnya Zyan, saat ia kembali ke istananya yang megah itu, tiba-tiba penghuni di rumahnya sudah berganti orang. Siapa lagi kalau bukan Nyonya Laurine beserta anaknya Roberto dan suaminya Leonard.

"Sedang apa kalian di rumahku?" tanya Zyan dengan tatapan tajam menghunus jantung lawan bicaranya itu.

"Rumahmu? Apa kamu tidak salah, anak muda? Hahaha ...," ledek Tuan Leonard.

"Ini rumahku, ini rumah orang tuaku," ucap Zyan sekali lagi.

"Yang benar adalah ini rumah keluarga van Harmburg bukan rumah ayahmu dan juga ibumu! Apa kau tidak tahu setelah kematian mereka, dewan direksi langsung mengadakan rapat besar. Mereka memutuskan seluruh harta warisan dan kekayaan ayahmu jatuh kepadaku dan juga anakku, Roberto." Nyonya Laurine kini buka suara.

"Apa kau sudah gila, hah? Kau dan ayahku sudah lama berpisah dan Roberto ... anakmu ini bukanlah anak kandung Ayahku! Kalian tidak memiliki hak apapun terhadap harta dan tahta di keluarga besar van Harmburg," tandas Zyan dengan berapi-api.

"Silahkan kalau kamu tidak percaya, kamu bisa menghubungi pengacara. Sudah sangat jelas kamu bukan siapa-siapa dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi di sini. Sebaiknya kamu pergi dari sini atau pengawal yang akan mengusirmu dari sini!" ucap Tuan Leonard dengan nada mengancam.

"Silakan saja kamu suruh semua pengawal

untuk mengusirku. Mereka tidak akan mendengarkan perintahmu karena mereka tahu siapa pemilik rumah ini yang sebenarnya," tantang Zyan.

"Hahaha ... baiklah kalau begitu, anak muda. Sepertinya kamu sama sekali tidak takut dan begitu keras kepala," ucap tuh Leonard menyipitkan matanya dan menaikkan alisnya satu.

Tak disangka-sangka Tuan Leonard nekat memanggil seluruh pengawal untuk benar-benar mengusir Zyan dari rumahnya sendiri. Tidak ada yang bisa melawan perintah Tuan Leonard. Dengan sangat terpaksa seluruh anak buah yang dulu pernah bekerja dengan Tuan Jorce dan Nyonya Rika begitu juga yang pernah bekerja untuk Zyan, semuanya tunduk dengan perintah Tuan Leonard.

Zyan yang emosi dan marah akhirnya menyerah juga dan angkat kaki dari rumah itu. Kini Zyan bingung harus pergi kemana dengan Perasaan kacau seperti saat itu.

Akhirnya Zyan mencoba untuk mengunjungi rumah kerabat dekat sang ayah namun tak disangka-sangka seperti kacang lupa kulitnya, tak ada satupun kerabat dari sang ayah yang mau menolongnya. Bahkan mereka seolah melupakan begitu saja sosok Zyan.

"Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka semua bersekutu untuk menyingkirkanku? Sekarang aku harus kemana? Apakah aku harus kembali ke Swiss?" tanya Zyan dalam hati.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca