Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Dragon Warrior

Dragon Warrior

Scribble | Bersambung
Jumlah kata
406.5K
Popular
4.9K
Subscribe
329
Novel / Dragon Warrior
Dragon Warrior

Dragon Warrior

Scribble| Bersambung
Jumlah Kata
406.5K
Popular
4.9K
Subscribe
329
Sinopsis
FantasiFantasi TimurMisteriPerangPertualangan
Seorang anak laki-laki yang harus terpisah dari kedua orang tuanya karena perebutan tahta kekaisaran. Sejak bayi dia sengaja diasingkan oleh Ibunya agar terhindar dari pembunuhan. Ibunya meminta orang kepercayaannya untuk membawa jauh putranya ke luar dari wilayah Kekaisaran Naga. Tiga orang diantaranya satu perempuan dan dua laki-laki berjalan mengendap-endap keluar dari istana Keluarga Long di tengah malam serta hujan badai yang lebat. Ketiganya mengenakan jaket berbulu yang lebat dan dilapisi pakaian pelindung hujan pada bagian luar. Alas kaki mereka juga nampak tahan air. Si perempuan terlihat membawa keranjang yang terlihat mirip seperti keranjang buah namun tampak mewah. Bagian atasnya seperti ada kaca transparan namun elastis dan dapat mencegah air masuk ke bagian dalam. Bagian tepinya menjulur kebawah melebihi permukaan bawah kira-kira tujuh centimeter. Dibelakang bagian tepi terdapat celah seperti saluran angin diantara batang-batang emas yang menghubungkan dengan bagian bawah keranjang. Di atasnya dialasi dengan kain sutera tebal. Kemudian diatas sutera tersebut terdapat seorang bayi laki-laki yang lucu nan menggemaskan sedang tidur pulas dibaluti dengan selimut sutera lain yang membungkus seluruh badannya kecuali wajah. Sekilas tampak satu kata "MEWAH" untuk mendefinisikan keranjang tersebut dengan lapisan-lapisan emas yang terlihat. Namun keranjang tersebut juga dibalut kain sutra yang menyelimuti seluruh permukaan. Hanya menyisahkan celah kecil untuk melihat keadaan bayi bagi si pembawa. Keranjang bayi tersebut seolah-olah dibuat khusus untuk bayi tersebut ketika hendak bepergian dan menghadapi cuaca ekstrim seperti halnya malam ini. Ketiganya berjalan memutar menuju gerbang belakang yang terisolasi dari bangunan lain di area istana Kekaisaran Keluarga Long. Setelah melewati gerbang belakang, ketiganya mempercepat langkah mereka seolah-olah takut akan ada orang lain yang melihat. Selain bertugas untuk mengawal si perempuan, kedua laki-laki juga bertugas membawa perbekalan selama perjalanan. Satu orang membawa keranjang punggung berisi makanan dan yang lain membawa harta benda serta perlengkapan termasuk beberapa pil dan ramuan. Bekal makanan tersebut diperkirakan cukup untuk ketiganya selama 7 hari. Sedangkan perjalanan tersebut jika tidak ada halangan diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih dua sampai tiga bulan. Kota pertama akan dijumpai setelah 14 hari. Sedang di minggu kedua, dua penjaga tersebut dapat berburu karena melewati hutan belantara. Dua orang tersebut merupakan pengawal pribadi Ibu dari bayi tersebut. Kemampuan bertarungnya tidak perlu ditanyakan lagi. Jika mencari orang yang sebandig dengan mereka berdua satu lawan satu, memang banyak. Tapi tidak banyak orang yang bisa mengalahkan mereka jika keduanya bergabung dalam pertarungan di Kekaisaran Long. Bahkan jika mereka melawan 3 atau empat orang yang setara sekalipun, akan tetap sulit mengalahkan mereka. Jadi banyak orang lebih memilih untuk tidak mencari masalah.
BAB 1: Perjalanan Bayi Ajaib

-- Malam Pelarian --

Hujan deras mengaburkan pandangan, angin menusuk kulit seperti jarum dingin. Di tengah pekatnya malam, tiga sosok berjubah tebal bergerak perlahan melewati gerbang belakang Istana Keluarga Long. Yuan Xie, seorang perempuan muda dengan wajah pucat namun penuh tekad, memeluk erat keranjang bayi berlapis sutra di tangannya.

"Eagle Eyes, kau yakin tidak ada penjaga lain di sekitar sini?" bisik Yuan Xie dengan nada khawatir.

Pria bertubuh ramping dengan tatapan tajam seperti elang menoleh sekilas. "Aku sudah memastikan. Tapi kita harus segera pergi sebelum pergantian jaga. Jangan berisik."

Di belakang mereka, Big Bull, seorang pria besar dengan bahu lebar, membawa ransel berat tanpa keluhan. "Cepatlah! Jika kita ketahuan, ini bukan hanya akhir kita, tapi juga akhir bayi ini."

Yuan Xie menggigit bibirnya, menahan ketakutan yang menghantui pikirannya. Bayi di dalam keranjang itu adalah pewaris Kekaisaran Naga, darah murni dari garis keluarga Long. Jika mereka gagal membawanya ke tempat aman, nasib kekaisaran akan berubah selamanya.

-- Perjalanan Dimulai --

Setelah berhasil melewati gerbang belakang tanpa terlihat, mereka mulai menuruni jalan berbatu menuju hutan di kaki pegunungan. Yuan Xie memeluk keranjang bayi lebih erat, melindunginya dari derasnya hujan. Langkah mereka tertahan-tahan karena jalan licin.

Big Bull berhenti sejenak, menoleh ke arah Eagle Eyes. "Berapa lama kita harus berjalan sebelum menemukan tempat berteduh? Bayi ini tidak bisa terkena angin dingin terlalu lama."

Eagle Eyes menatap ke arah lembah gelap yang terbentang di depan mereka. "Kita harus keluar dari jalur utama sebelum fajar. Ada sebuah gua di dekat sungai yang bisa kita gunakan untuk istirahat sementara. Jalan di sini berbahaya, tapi kita tak punya pilihan."

Yuan Xie menatap keduanya dengan cemas. "Apa tidak ada tempat yang lebih aman? Jika hujan terus begini, bayi ini bisa sakit."

Eagle Eyes menyipitkan matanya, tatapan dinginnya seolah memotong kebimbangan Yuan Xie. "Tugasmu adalah menjaga bayi itu tetap hidup. Tugas kami memastikan kalian sampai di tujuan. Jangan terlalu banyak bertanya."

Big Bull mengangguk. "Kita hanya punya satu jalan keluar, Yuan Xie. Percayalah pada Eagle Eyes. Dia selalu tahu yang terbaik."

Dengan berat hati, Yuan Xie mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan dengan penuh kehati-hatian.

-- Malam Pertama: Berteduh di Gua --

Setelah berjam-jam berjalan di bawah hujan, mereka akhirnya menemukan gua kecil di dekat sungai yang disebutkan Eagle Eyes. Di dalam gua, udara sedikit lebih hangat. Big Bull segera menyalakan api unggun, sementara Yuan Xie memeriksa bayi di dalam keranjang.

"Dia masih tidur," bisik Yuan Xie lega, membelai lembut pipi bayi itu.

Big Bull duduk di dekat api, mengeluarkan makanan kering dari ranselnya. "Kita harus makan dan tidur bergantian. Aku akan berjaga pertama."

Eagle Eyes mengangguk. "Aku akan menggantikanmu setelah tiga jam. Yuan Xie, kau harus istirahat. Kau butuh tenaga untuk menjaga bayi ini selama perjalanan."

Namun, Yuan Xie tidak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi kecemasan. "Kenapa ibu sang pangeran harus mengirim kita? Apa tidak ada orang lain yang lebih pantas untuk tugas ini?" tanyanya pelan.

Eagle Eyes, yang sedang mengasah pisaunya, menjawab dengan tenang. "Karena dia percaya kita. Kepercayaan itu lebih berharga dari kekuatan atau status. Jika kau tidak yakin pada dirimu sendiri, percayalah pada pilihan ibumu (tuanmu)."

Big Bull tersenyum kecil. "Dia benar, Yuan Xie. Kau mungkin merasa lemah, tapi kau punya sesuatu yang tidak kami miliki—kasih sayang seorang ibu. Itu yang dibutuhkan bayi ini."

Mendengar itu, Yuan Xie terdiam. Kata-kata mereka memberinya sedikit keberanian.

-- Ancaman di Malam Hari --

Di tengah malam, suara gemerisik di luar gua membangunkan Eagle Eyes. Dia segera mengambil pedangnya dan memberi isyarat kepada Big Bull untuk diam.

"Apa itu?" bisik Big Bull.

Eagle Eyes tidak menjawab. Dia bergerak perlahan ke mulut gua, mengamati sekeliling dengan saksama. Hujan sudah mereda, tapi suara gemerisik itu semakin jelas.

"Tetap di sini," kata Eagle Eyes pelan sebelum keluar.

Big Bull mendekati Yuan Xie yang masih terjaga. "Tenang saja. Dia bisa menangani apa pun."

Namun, suara tawa kecil yang aneh tiba-tiba terdengar dari luar gua. Yuan Xie merinding. "Apa itu... manusia?"

Eagle Eyes kembali masuk beberapa saat kemudian. "Hanya serigala hutan. Tapi kita harus waspada. Kawanan mereka mungkin mendekat jika mereka mencium bau makanan."

-- Tantangan di Hutan --

Di hari-hari berikutnya, perjalanan semakin sulit. Mereka harus melewati lembah curam dan sungai yang deras. Yuan Xie berulang kali hampir terpeleset, tapi Big Bull selalu sigap menangkapnya.

"Berhati-hatilah, Yuan Xie. Jika kau jatuh, kami akan kehilangan semuanya," tegur Eagle Eyes dengan nada tegas.

"Maaf," jawab Yuan Xie, menunduk.

Di malam keempat, perbekalan mereka mulai menipis. Big Bull mencoba memancing di sungai sementara Eagle Eyes mencari buah liar di hutan. Yuan Xie tetap di tenda kecil bersama bayi, menggigil di bawah selimut tipis.

Big Bull kembali dengan beberapa ikan kecil. "Ini tidak banyak, tapi cukup untuk malam ini."

Eagle Eyes membawa segenggam buah berwarna merah. "Kita harus mulai berburu esok hari. Persediaan ini tidak akan cukup untuk perjalanan berikutnya."

"Bagaimana dengan bayi ini?" tanya Yuan Xie.

Eagle Eyes menatap bayi itu sebentar sebelum menjawab. "Dia akan baik-baik saja selama kau tetap sehat. Jangan khawatir."

-- Mendekati Kota Ankara --

Setelah hampir dua minggu perjalanan, mereka akhirnya melihat tanda-tanda peradaban—jalan setapak yang lebih jelas dan beberapa petani di kejauhan. Kota Ankara sudah dekat, tapi ketegangan masih terasa.

Eagle Eyes berhenti dan memberi isyarat agar mereka bersembunyi di balik semak-semak. "Ada penjaga patroli di depan. Kita harus berhati-hati."

Big Bull mengerutkan alisnya. "Penjaga dari Kekaisaran Naga?"

Eagle Eyes menggeleng. "Tidak, tapi kita tidak boleh menarik perhatian. Mereka bisa melaporkan keberadaan kita."

Yuan Xie menggenggam keranjang bayi lebih erat. "Apa kita akan selamat?"

Eagle Eyes menatapnya tajam. "Selama kita tidak ceroboh, ya. Sekarang ikuti aku."

Mereka bergerak perlahan, menghindari jalan utama, dan akhirnya tiba di gerbang kota menjelang malam. Eagle Eyes menghela napas lega. "Kita istirahat di sini malam ini, lalu melanjutkan perjalanan besok pagi."

-- Malam di Kota Ankara --

Setelah melewati gerbang kota dengan selamat, mereka menemukan penginapan kecil di pinggiran Kota Ankara. Bangunan itu terbuat dari kayu dengan atap miring, tampak sederhana namun cukup nyaman. Eagle Eyes memastikan mereka mendapatkan kamar di sudut terpencil untuk menghindari perhatian.

Di dalam kamar, Big Bull menyiapkan tempat tidur darurat untuk Yuan Xie dan bayi. Yuan Xie dengan lembut membaringkan sang bayi di atas bantal yang telah disusun dari selimut. Wajah bayi itu tetap damai, meski mereka telah melewati perjalanan yang berat.

Big Bull duduk di lantai, mengeluarkan beberapa potong roti dari ranselnya. "Kita harus makan malam ini dan tidur lebih awal. Besok perjalanan akan lebih menantang."

Yuan Xie mengangguk, tapi matanya tertuju pada Eagle Eyes yang berdiri di dekat jendela, memandangi jalanan kota. "Apa kau pikir mereka akan menemukan kita di sini?" tanyanya pelan.

Eagle Eyes tidak langsung menjawab. Ia mengawasi setiap pergerakan di luar dengan tatapan tajam. "Kita sudah jauh dari Kekaisaran Naga. Tapi jangan pernah meremehkan mereka. Mereka punya mata-mata di mana-mana."

Big Bull mencoba mencairkan suasana. "Kau selalu terlalu tegang, Eagle Eyes. Tidak semua orang di dunia ini ingin memburu kita."

Eagle Eyes menoleh, tatapannya dingin. "Tugas kita adalah melindungi bayi ini, bukan bermain-main. Kalau kau ingin santai, lakukan itu setelah kita selesai."

Big Bull menghela napas, tapi tidak membalas. Yuan Xie menunduk, merasa ketegangan antara kedua pria itu.

-- Sebuah Ancaman Baru --

Tengah malam, Yuan Xie terbangun oleh suara-suara di luar penginapan. Ia mendengar langkah kaki dan bisikan-bisikan samar. Hatinya langsung berdegup kencang.

"Eagle Eyes..." bisiknya, membangunkan pria itu.

Eagle Eyes sudah terjaga, pedang di tangannya. "Diam di sini dan jangan bergerak," katanya tegas sebelum bergerak menuju pintu.

Big Bull terbangun dan langsung bersiap dengan gada besarnya. "Apa yang terjadi?"

"Kurasa ada yang mencurigakan di luar," jawab Eagle Eyes.

Dari celah jendela, Eagle Eyes melihat dua pria berpakaian hitam berdiri di dekat penginapan. Salah satu dari mereka membawa obor, sementara yang lain tampak mengawasi sekeliling.

"Mereka tidak terlihat seperti penjaga biasa," gumam Eagle Eyes.

Big Bull mengangkat gada-nya. "Apa kita harus menghadapinya?"

"Tidak. Kita tidak boleh menarik perhatian," jawab Eagle Eyes. "Kita akan pergi sebelum fajar. Siapkan barang-barangmu sekarang."

Yuan Xie, yang memeluk bayi dengan erat, bertanya dengan suara gemetar, "Apa mereka dari Kekaisaran Naga?"

"Belum pasti," kata Eagle Eyes tanpa menoleh. "Tapi kita tidak akan mengambil risiko."

-- Pelarian dari Kota Ankara --

Menjelang subuh, mereka meninggalkan penginapan dengan hati-hati. Eagle Eyes memimpin di depan, sementara Big Bull berjalan di belakang untuk memastikan tidak ada yang mengikuti. Kota masih sepi, hanya beberapa pedagang yang mulai membuka kios mereka.

Namun, di luar gerbang kota, langkah mereka terhenti. Dua pria berpakaian hitam dari malam sebelumnya berdiri di tengah jalan, seolah menunggu mereka.

"Berhenti di situ!" salah satu pria itu berseru.

Big Bull langsung maju, mengangkat gada-nya dengan ekspresi marah. "Kalau kalian mencari masalah, kalian mendapatkannya!"

Eagle Eyes menahan Big Bull dengan tangannya. "Kita tidak tahu siapa mereka. Jangan gegabah."

Salah satu pria itu melangkah maju. "Kami hanya ingin tahu apa yang kalian bawa di keranjang itu."

Yuan Xie mundur, melindungi keranjang bayi dengan tubuhnya. "Ini hanya barang-barang pribadi. Kami tidak ingin masalah."

Namun, pria itu tersenyum dingin. "Kalau begitu, tunjukkan pada kami. Jika tidak, kami akan mengambilnya dengan paksa."

Eagle Eyes menghunus pedangnya. "Kalau kalian pintar, kalian akan pergi sekarang."

Tapi kedua pria itu tidak bergerak, dan ketegangan semakin meningkat.

-- Pertarungan di Gerbang Kota --

Pria berpakaian hitam itu menyerang lebih dulu, melompat ke arah Eagle Eyes dengan kecepatan luar biasa. Tapi Eagle Eyes sudah siap. Dengan satu gerakan cepat, ia menangkis serangan itu dan balas menyerang.

Big Bull juga bergerak, menghantam pria kedua dengan gada-nya. Suara benturan keras terdengar, membuat beberapa burung beterbangan dari pepohonan.

Yuan Xie berdiri di belakang, melindungi bayi sambil gemetar. Tapi ia tahu ia tidak bisa menjadi beban. Dengan cepat, ia meraih tongkat kecil dari tas Big Bull, berjaga-jaga jika ada serangan mendekatinya.

Pertarungan berlangsung sengit, tapi keahlian Eagle Eyes dan kekuatan Big Bull akhirnya membuat kedua pria itu terpojok.

"Kita akan kembali!" salah satu pria itu berteriak sebelum melarikan diri ke hutan.

Eagle Eyes menghela napas, menurunkan pedangnya. "Mereka bukan dari Kekaisaran Naga. Tapi ini hanya permulaan. Kita harus pergi sekarang."

---

Setelah insiden itu, mereka melanjutkan perjalanan dengan lebih waspada. Eagle Eyes memutuskan untuk mengambil jalur yang lebih terpencil, meski itu berarti perjalanan mereka akan lebih lama.

Saat malam tiba, mereka mendirikan kemah di hutan lebat, jauh dari jalan utama. Yuan Xie, yang kini merasa lebih berani, menggenggam keranjang bayi dengan senyuman kecil.

"Bayi ini... dia sangat kuat. Bahkan setelah semua ini, dia tetap tenang," katanya pelan.

Big Bull tertawa kecil. "Tentu saja. Dia pewaris takhta Kekaisaran Naga. Darahnya adalah darah para naga."

Eagle Eyes, yang sedang memeriksa pedangnya, menatap bayi itu dengan tajam. "Dan tugas kita adalah memastikan darah itu tidak tumpah sebelum waktunya. Kita masih punya perjalanan panjang."

Mereka semua tahu, perjalanan mereka baru saja dimulai. Tapi malam itu, untuk pertama kalinya, mereka merasa sedikit lebih yakin bahwa mereka bisa menyelesaikan misi ini.

-- Tantangan di Hutan Belantara --

Setelah meninggalkan Kota Ankara, mereka memasuki hutan belantara yang menjadi perbatasan antara Kekaisaran Naga dan Kekaisaran Phoenix. Hutan itu terkenal dengan medan beratnya: bukit-bukit curam, sungai deras, dan hewan-hewan buas yang berkeliaran.

Di hari pertama perjalanan, mereka harus melewati sungai berbatu. Airnya deras, dan arusnya cukup kuat untuk menyeret siapa pun yang tidak berhati-hati.

Big Bull mengamati sungai itu dengan alis berkerut. "Kita harus membawa bayi ini melintasi sungai? Kau yakin, Eagle Eyes?"

Eagle Eyes mengangguk tanpa ragu. "Tidak ada jalan lain. Kita harus menyeberang di sini sebelum malam tiba. Arusnya akan semakin kuat jika hujan turun."

Yuan Xie menggenggam keranjang bayi lebih erat, suaranya gemetar. "Tapi bagaimana jika kita terpeleset? Bagaimana jika keranjang ini..."

Eagle Eyes menatapnya tajam, memotong rasa takutnya. "Aku akan membawa keranjang itu. Kau hanya fokus menyeberangi sungai dengan selamat. Big Bull akan membantumu."

Tanpa menunggu jawaban, Eagle Eyes mengambil keranjang bayi dari Yuan Xie, membungkusnya dengan tambahan kain pelindung agar tidak terkena percikan air. Ia kemudian mengikat keranjang itu erat-erat di punggungnya.

"Ikuti langkahku," perintahnya.

Dengan hati-hati, mereka mulai menyeberangi sungai. Big Bull memegang lengan Yuan Xie, memastikan ia tidak terpeleset. Eagle Eyes berjalan di depan, kakinya mantap di atas bebatuan licin.

Arus semakin kuat di tengah sungai. Yuan Xie hampir kehilangan keseimbangan, tapi Big Bull dengan sigap menangkapnya.

"Tenang, aku di sini," kata Big Bull, suaranya lembut namun penuh keyakinan.

Akhirnya, mereka berhasil mencapai sisi lain sungai. Yuan Xie langsung terduduk, napasnya tersengal-sengal. "Aku pikir kita tidak akan berhasil..."

Eagle Eyes melepaskan keranjang bayi dari punggungnya dan memeriksa isinya. Bayi itu masih tidur dengan tenang, seolah tidak menyadari bahaya yang baru saja mereka lewati.

"Dia lebih kuat dari yang kau kira," kata Eagle Eyes, menyelipkan senyum tipis.

-- Serangan dari Alam --

Di malam kedua, badai tiba-tiba melanda. Angin kencang menerjang kemah mereka, memaksa mereka berlindung di bawah pohon besar. Yuan Xie membungkus bayi dengan selimut tebal, mencoba melindunginya dari angin dingin.

Big Bull, yang sedang berjaga, memperhatikan ranting-ranting yang berjatuhan. "Ini tidak baik. Pohon ini bisa tumbang kapan saja."

Eagle Eyes mengangguk, matanya tajam menatap sekeliling. "Kita harus bergerak ke tempat yang lebih aman."

Mereka berjalan di tengah badai, melawan angin dan hujan yang tak henti-hentinya. Yuan Xie hampir tak sanggup berjalan, tapi Big Bull terus mendukungnya.

"Tahan sedikit lagi, Yuan Xie. Kita tidak bisa berhenti sekarang," katanya dengan nada tegas namun lembut.

Akhirnya, mereka menemukan sebuah celah kecil di sisi bukit, cukup untuk berlindung dari badai. Mereka berdesakan di dalam, tubuh mereka menggigil kedinginan.

"Kita harus bertahan malam ini," kata Eagle Eyes. "Besok pagi, kita akan mencari tempat yang lebih baik."

Yuan Xie mengangguk pelan, memeluk bayi itu erat-erat. "Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya..."

-- Hari-Hari Tanpa Perbekalan --

Di minggu kedua, perbekalan mereka habis. Eagle Eyes memutuskan untuk berhenti di sebuah lembah subur yang penuh dengan satwa liar. Mereka memanfaatkan waktu untuk berburu dan mengumpulkan makanan.

Eagle Eyes menunjukkan keahliannya dalam berburu. Dengan hanya satu busur dan beberapa panah, ia berhasil menjatuhkan seekor rusa kecil. Big Bull membantu menguliti dan memasaknya di atas api unggun.

Yuan Xie, meski awalnya ragu, ikut membantu menyiapkan makanan. "Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya," katanya sambil memotong daging dengan hati-hati.

Big Bull tertawa kecil. "Kau belajar dengan cepat. Kau lebih kuat dari yang kau kira, Yuan Xie."

Mereka makan dengan lahap malam itu, menikmati momen kebersamaan yang langka. Bahkan Eagle Eyes, yang biasanya pendiam, terlihat lebih santai.

"Setiap hari yang kita lewati adalah kemenangan," kata Eagle Eyes tiba-tiba. "Tapi jangan lupa, perjalanan ini masih panjang."

-- Perpisahan dengan Hutan --

Setelah melewati berbagai tantangan, mereka akhirnya melihat ujung hutan. Di kejauhan, dataran luas Kekaisaran Phoenix terbentang, dengan pegunungan Kekaisaran Heaven Valley menjulang di cakrawala.

"Ini awal dari perjalanan berikutnya," kata Eagle Eyes, matanya penuh tekad.

Big Bull mengangguk. "Kita sudah melewati bagian yang sulit. Tapi kita harus tetap waspada."

Yuan Xie menatap keranjang bayi dengan mata berkaca-kaca. "Kita akan melindunginya, apa pun yang terjadi."

Dengan semangat baru, mereka melangkah keluar dari hutan, siap menghadapi tantangan berikutnya.

---

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca