Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Aku Menjadi Pendekar Setelah Dicampakkan Pacar!

Aku Menjadi Pendekar Setelah Dicampakkan Pacar!

Six Sense | Bersambung
Jumlah kata
334.7K
Popular
83.3K
Subscribe
1.4K
Novel / Aku Menjadi Pendekar Setelah Dicampakkan Pacar!
Aku Menjadi Pendekar Setelah Dicampakkan Pacar!

Aku Menjadi Pendekar Setelah Dicampakkan Pacar!

Six Sense| Bersambung
Jumlah Kata
334.7K
Popular
83.3K
Subscribe
1.4K
Sinopsis
FantasiFantasi TimurPedangSpiritualPertualanganKultivasiKultivator
Ezra Mahendra mencuri pil berharga milik penguasa wilayah hanya untuk bisa kawin lari dengan Aurelia Avisa. Tapi Aurelia malah mengkhianati Ezra dan mengambil pil tersebut ketika mereka sudah bertemu. Sudah jatuh tertimpa tangga, kekuatan Ezra juga dilenyapkan oleh prajurit dari penguasa wilayah ketika Ezra tertangkap. Dan saat Ezra mulai menyerah, tiba-tiba petir menyambarnya dan Ezra mendapatkan kekuatan yang tak terkalahkan!
Bab 1

Energi adalah sumber kehidupan.

Ketika seorang kultivator dapat berkultivasi energi hingga puncak, maka dia akan dapat menggunakan berbagai kemampuan supranatural. Tidak hanya itu, seorang kultivator energi juga tidak dapat dilukai oleh senjata biasa.

Benua Baskar, Kota Suma.

Awan kelabu mengambang menutupi gemerlap bintang yang seharusnya menghiasi angkasa, kilat menyala dan meredup layaknya ular-ular perak kebiruan sedang bermain-main dalam lautan abu.

Sebagai kota paling kaya di Benua Baskar, awan kelabu yang suram hampir tidak memengaruhi aktivitas orang-orang. Lagipula, lampu-lampu yang masih menyala di malam hari memberi cahaya dan kehangatan bagi mereka.

Boom!!

Di sudut yang cukup tersembunyi, lantai tiba-tiba meledak disusul sosok hitam yang melompat keluar dari lubang.

Ketika asap tipis memudar, tampak seorang pemuda yang memakai penutup wajah memegang kotak di tangannya. Walau wajahnya tertutup, tetapi pancaran matanya menunjukkan kalau pemuda itu cukup bersemangat.

'Hampir saja,' pikirnya sembari menepuk debu di pakaiannya.

Pemuda itu adalah Ezra Mahendra, tuan muda kecil dari Keluarga Mahendra, keluarga kaya di Kota Suma.

Ezra sendiri merupakan kultivator yang cukup terkenal di kota, bisa dianggap berbakat di antara teman-teman sebayanya.

Usianya mungkin masih muda, dan tubuh belum benar-benar kuat apalagi sempurna, tetapi ada energi yang mengalir dalam tubuhnya, seolah-olah akan meledak.

Menggerakkan tubuhnya, Ezra merasakan aliran energi dalam sekujur tubuhnya bersuara semakin kencang. Sudut bibirnya sedikit terangkat, merasa cukup puas karena itu pertanda dia akan menerobos ke Praktik Energi Tahap Lima, Tahap Peledakan Energi!

Di Benua Baskar, semua orang melatih Energi, dan Praktik Energi dibagi menjadi sembilan tahapan.

Tahap pertama adalah Perawatan Energi, dimana kultivator baru akan mulai bersentuhan dengan Energi.

Tahap kedua adalah Penyaluran Energi, memindahkan energi dalam tubuh dan mengalirkannya ke meridian.

Tahap ketiga adalah Pengumpulan Energi, mengumpulkan energi dalam Laut Energi.

Tahap keempat adalah Pemurnian Energi, mengumpulkan energi lalu memurnikannya dan melatihnya.

Tahap kelima adalah Peledakan Energi, mengeluarkan energi melukai orang dari jarak jauh.

Kebanyakan kultivator latihan dari tahap pertama hingga tahap keempat, jadi hanya bisa memperkuat tubuh. Jika seseorang menembus tahap lima, barulah dia diakui sebagai kultivator sejati.

Berbeda dengan empat tahap awal, Peledakan Energi tahap kelima ini merupakan sebuah pembatas dalam Praktik Energi.

Pada tahap ini, kultivator bisa menunjukkan Tinju Seratus Dewa, satu tinju dapat menghancurkan pohon yang sejauh seratus langkah darinya.

Itu membuat daya bertarungnya tidak biasa, bahkan bisa melawan seratus orang seorang diri.

Tahap keenam adalah Senjata Energi, bisa membentuk senjata dengan energi.

Tahap ketujuh adalah Wujud Energi, memiliki arti wujud, di mana energinya dapat dibentuk menjadi binatang buas, bahkan sampai binatang yang bisa terbang.

Tahap kedelapan adalah Energi Pelindung, di mana sekujur tubuh dapat membentuk pelindung energi, di mana senjata tidak dapat melukainya sama sekali.

Tahap kesembilan adalah Master Energi, tapi bagi Ezra sekarang, itu adalah sebuah harapan yang sangat jauh dan belum perlu dipertimbangkan.

Menurut rumor, jika seorang kultivator menerobos hingga tahap Master Energi, dia juga bisa memasuki Alam Tarik Nyawa. Dikatakan orang-orang seperti itu akan memiliki usia lebih panjang dibandingkan kultivator biasa. Namun, Ezra sendiri masih belum benar-benar menemui orang seperti itu.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya, tidak ingin terlalu memikirkannya.

Saat itu, sosok gadis cantik dengan senyuman lembut terlintas dalam benaknya. Tanpa sadar, tangan Ezra memegang lebih erat kotak di tangannya.

Tidak lagi menunda, Ezra pergi meninggalkan kota, bergegas menuju pegunungan tak jauh dari sana.

Pemuda itu langsung bergegas menuju ke tempat yang sudah disepakati. Sesampainya di sana, dia melihat sosok yang sudah menunggunya.

Berdiri di sana, tampak sosok gadis yang teramat cantik. Jika menggambarkannya, dia seperti peri di antara manusia, dan seekor phoenix di antara para ayam.

Berdiri saja di sana sudah membuat jantung Ezra berdegup kencang.

"Aurelia!" panggil pemuda itu dengan nada bersemangat.

Gadis itu, Aurelia mengangguk ringan sebagai tanggapan.

Ezra buru-buru mendekatinya lalu memberikan kotak yang dia bawa kepada gadis itu.

"Ini yang kamu inginkan," ucapnya lembut, tetapi tidak bisa menutupi hatinya yang bersemangat.

Aurelia membuka kotak tersebut. Seketika, aroma harum dan menyegarkan langsung menyebar. Di dalamnya, tampak sebutir pil obat berwarna merah, tampak indah dan mempesona.

Nama pil itu disebut Pil Naga Mulia.

Alasan kenapa Ezra begitu bersemangat bukan karena pil itu sendiri, melainkan janji yang dia buat dengan Aurelia.

Selama dia berhasil membantunya mendapatkan Pil Naga Mulia, mereka berdua akan pergi meninggalkan keluarga dan menjalani kehidupan bersama.

Sekarang, Pil Naga Mulia telah didapatkan dan janji telah terpenuhi. Bepergian dan hidup bersama orang yang dicintainya, bagaimana mungkin Ezra tidak bersemangat?

Aurelia menutup kotak itu lalu menyimpannya. Wajah gadis yang awalnya hanya tenang berubah menjadi lebih dingin.

"Kamu bisa pergi," ucapnya datar tanpa mengandung perasaan.

"EH?!"

Ezra tertegun di tempatnya sejenak, tampak bingung. Perubahan yang begitu tiba-tiba membuatnya merasa kacau.

"Apa aku salah dengar Aurelia? Apa yang kamu katakan tadi?" Ezra memastikan.

"Kamu tidak salah dengar. Kamu boleh pergi. Aku tidak akan ikut denganmu." Suara dingin Aurelia kembali terdengar.

"Tidak, tidak, tidak..." Ezra menggelengkan kepalanya, tampak agak bingung dan bimbang. Dia menatap ke arah Aurelia lalu berkata, "Kamu pasti bercanda kan? Ini sama sekali tidak lucu Aurelia."

Aurelia tidak mengatakan apa-apa. Namun, tindakan diam yang juga dianggap sebagai persetujuan membuat ekspresi Ezra berubah pucat.

Tubuh pemuda itu gemetar, dan tangannya terkepal erat.

"Kenapa?" tanya Ezra.

Pil Naga Mulia itu bukanlah benda yang bisa didapatkan dengan mudah. Demi gadis itu, dia memberanikan diri untuk melewati berbagai macam rintangan, dan akhirnya mencuri pil tersebut dari kediaman penguasa kota.

Janji yang terucap, sumpah yang terikat...

'Setelah itu semua, apakah ini balasannya?'

Ezra menarik napas dalam-dalam, menatap tepat ke mata Aurelia lalu kembali bertanya, "KENAPA?!"

"Nona Aurelia adalah putri penguasa Kota Avisa. Jangankan dengan anak keluarga kaya dari Kota Suma sepertimu, bahkan penguasa Kota Suma belum tentu bisa masuk di mata Nona."

Suara lelaki terdengar, disusul dengan kemunculan seorang pemuda yang mengenakan zirah.

Berdiri di antara keduanya sambil memberi Aurelia kesempatan untuk menjaga jarak, pemuda berzirah itu memandang Ezra dengan tatapan penuh penghinaan serta sedikit ejekan.

"Alasan kenapa Nona Aurelia mau dekat denganmu hanya untuk menjadikan kamu alat. Alat yang digunakan untuk mendapatkan Pil Naga Mulia dari tangan penguasa kota," tambahnya dengan nada setengah bercanda.

Kata-kata itu rasanya seperti jarum-jarum yang menusuk tepat di hati Ezra. Dia menoleh ke arah Aurelia dengan wajah pucat dan tubuh gemetar sebelum membuka mulutnya.

"Apakah itu semua benar?" tanya Ezra lirih, hampir kehilangan suaranya.

"Ya." Aurelia menatap Ezra dengan ekspresi tak acuh.

Tidak banyak huruf atau kata, tidak ada alasan atau semacamnya, tetapi satu kata itu seperti belati tajam yang menusuk jantung pemuda itu dan mengaduknya perlahan.

"Begitu. Jadi begitu..." gumamnya pelan.

Dikarenakan mencuri dari kediaman penguasa kota, Ezra sekarang dikejar dan diburu oleh orang-orang. Itu juga alasan kenapa dia tidak bisa pulang kembali ke keluarganya di Kota Suma.

Ezra merasa ada sesuatu yang retak dalam dirinya. Mencengkeram dadanya dengan tangan kiri, dia mengulurkan tangan kanannya lalu berkata, "Kalau begitu kembalikan pil itu. Anggap saja semua ini tidak pernah terjadi."

"Cih! Masih saja bermimpi. Sadarlah, tidak ada jalan untuk mendapatkannya kembali. Pergilah!" ucap pemuda berzirah dengan nada dingin.

Lelah, sedih, patah hati, kehilangan harapan...

Merasakan tekanan dari berbagai arah yang membuatnya sulit bernapas lega, Ezra mengepalkan tangannya. Rasa sakit yang membawa kepedihan itu tiba-tiba berubah menjadi bahan bakar.

Ya. Bahan bakar yang menyulut amarahnya.

Ezra mengangkat wajahnya, tatapan penuh kebencian dan kemarahan berkobar di dalam matanya.

Otot-otot di tubuh pemuda itu mengeras. Pemuda yang awalnya tampak melankolis itu seolah berubah menjadi binatang ganas.

Tanpa menahan diri atau menunggu lagi, Ezra langsung mengeluarkan jurus energi paling mengerikan dari Keluarga Mahendra, Jurus Macan Putih!

Jika dilatih sampai alam tertinggi, jurus ini mampu membentuk macan putih untuk membantai lawan-lawannya.

Bergegas ke arah pemuda berzirah seperti harimau yang menerkam mangsanya, hanya satu pikiran yang muncul dalam benaknya.

BUNUH! BUNUH ORANG YANG ADA DI DEPANNYA!

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca