"Adik, apakah kamu menginginkannya?"

Di Negeri Damarta, Desa Gunung Buas, di dalam sebuah kamar gelap milik keluarga Arga.

Sari Eska melenggak-lenggok dengan tubuh rampingnya, berjalan perlahan. Wajahnya cantik, masih muda, dengan kecantikan yang memesona. Seiring langkahnya yang mendekat, pakaian putihnya perlahan-lahan terlepas.

Tubuhnya seksi, seperti ular cantik, dengan pinggul bulat dan pinggang ramping seperti batang pohon willow. Rambut hitam acak-acakannya terurai di bahu, matanya berkilau seperti air yang berkabut. Penuh dengan pesona yang tak bisa ditolak oleh pria mana pun.

"Aku... aku ingin..." Raka menelan ludah. Saat ini, tubuhnya terasa panas seperti terbakar, api yang tak terjelaskan menyebar dari bagian bawah tubuhnya, membuat seluruh tubuhnya terasa panas.

"Apa yang kamu inginkan..." Sari mengulurkan tangan putihnya seperti mutiara. Jari-jarinya membentuk bunga anggrek, dengan lembut menempel di bahu Raka.

"Aku... aku ingin..." Raka menelan ludah lagi, rasa panas yang tak terkatakan menyebar ke seluruh tubuhnya. Tubuh Sari seperti ular cantik, kepalanya menempel di bahunya, bibir merahnya terbuka, napasnya harum, berbisik di telinganya: "Jika kamu menginginkannya, peluklah aku..."

"Aku... aku..." Raka terbata-bata, tetapi sebelum sempat berbicara, pakaiannya sudah dilucuti oleh wanita itu.

Pemuda itu bernama Raka, seorang idiot terkenal di Desa Gunung Buas. Keluarga Arga adalah keluarga besar di desa itu, kaya raya, dengan banyak ahli bela diri. Namun, sang pewaris keluarga ini, meskipun bertubuh kuat, otaknya tidak cerdas.

Di luar, langit cerah, angin dingin berhembus, suasana penuh ketegangan. Sekelompok ahli bela diri menunggu, mata mereka penuh niat membunuh, hanya menunggu perintah untuk menerobos masuk.

Ini adalah jebakan! Sebuah jebakan wanita yang dirancang khusus untuk sang pewaris keluarga Arga!

"Anak ini pasti mati kali ini. Begitu kakak memberi sinyal, aku akan segera masuk dan memotong-motong si idiot itu menjadi bubur!" Aditya Arga mengepalkan tangannya, matanya penuh niat membunuh, senyum sadis terpancar di wajahnya. Di dalam keluarga, melakukan perbuatan asusila akan dihukum mati, meskipun Raka adalah pewaris keluarga.

"Tuan muda, tuan muda!" Tiba-tiba, seorang pelayan cantik berusia delapan belas tahun berlari terburu-buru. Melihat situasi di depan pintu, wajahnya pucat, ingin segera masuk ke kamar. Namun, Aditya dengan cepat menamparnya.

"Pergi, pelayan sialan! Berani mengganggu rencanaku!" Pelayan itu terlempar ke samping.

"Apa yang kalian lakukan? Aku akan melaporkan ini kepada kepala keluarga! Kepala keluarga pasti tidak akan membiarkan kalian!" "Melaporkan kepada kepala keluarga? Baiklah, lihat saja nanti, kepala keluarga percaya padamu atau padaku?" Aditya tidak takut. Kemudian, matanya yang dingin menatap ke arah pintu. Niat membunuhnya semakin kuat. Yang dia butuhkan sekarang hanyalah menunggu! Menunggu sinyal dari Sari di dalam kamar, dan ia akan segera masuk. Raka pasti akan terjerat dalam skandal! Bagaimanapun, tidak ada yang akan menyangka bahwa ada gadis yang rela mengorbankan kehormatannya untuk hal sekeji ini!

"Boom!" Tiba-tiba, di langit biru, sebuah petir menyambar ke bumi.

Di dalam kamar, tubuh Raka bergetar hebat, cahaya emas memancar, ingatan yang besar seperti banjir memenuhi pikirannya.

"Siapa aku? Aku Raka?" "Tidak, aku bukan Raka. Aku adalah Kaisar Pedang Bayu!" "Ini di mana?" Raka membuka matanya, yang kini memerah.

Di kehidupan sebelumnya, dia berada di puncak dunia bela diri, dengan pencapaian tak tertandingi dalam seni pedang dan ilmu eliksir! Ia terkenal sebagai Kaisar Pedang yang tak tertandingi, dengan kekuatan memotong bintang, pendiri tempat suci di langit: Kuil Pedang Naga.

Namun, semua itu tidak membuatnya puas. Ia ingin melangkah lebih jauh, mencapai tingkat legendaris Dewa, menghancurkan ruang hampa, hidup abadi bersama matahari dan bulan.

Untuk itu, ia memasuki wilayah terlarang di dunia dewa, tempat yang sangat berbahaya, dan menemukan Kitab Ruang Hampa peninggalan Kaisar Ruang Hampa.

Namun, ketika ia kembali ke Kuil Pedang Naga dalam keadaan terluka parah dan membawa Kitab itu, ia disergap oleh Dewi Laras dan Delapan Kaisar Bela Diri. Tak mampu melawan, ia tewas!

"Dewi, kamu takkan menyangka, di wilayah terlarang itu, aku juga menemukan Buah Suci dan memakannya. Aku tidak mati, aku masih hidup!" Bayu berbicara dengan suara serak, napasnya berat, menahan kemarahan yang meluap!

Delapan ratus tahun! Ia mencintai Dewi selama delapan ratus tahun! Namun, pada akhirnya Dewi mengkhianatinya demi Kitab Ruang Hampa!

Delapan ratus tahun pernikahan, lenyap seperti asap. Ia tak menyangka, impian Dewi menjadi dewa lebih penting daripada dirinya!

Memikirkan hal itu, ia ingin segera kembali ke dunia dewa dan membunuh Dewi yang begitu dihormati itu.

"Dewi, kamu tidak akan menyangka. Buah Suci memiliki kemampuan untuk menghidupkan kembali. Aku masih hidup, aku tidak mati!"

"Dengan Kitab Ruang Hampa ini... seratus tahun? Tidak! Tiga puluh tahun!"

"Aku hanya butuh tiga puluh tahun untuk kembali ke dunia dewa!"

"Dewi, aku pasti akan membuatmu menderita!"

Mata Bayu dipenuhi oleh kebencian yang mendalam.

Setelah membaca ingatan tubuh ini, Raka tersenyum penuh arti.

"Daratan Ksatria Langit, Desa Gunung Buas, Keluarga Arga... idiot?"

"Sepertinya, aku kembali ke Daratan Ksatria Langit."

Di kehidupan sebelumnya, ia membuat semua jenius di Daratan Ksatria Langit ketakutan. Tetapi tak disangka, setelah hidup kembali, ia justru kembali ke tempat yang sama—Daratan Ksatria Langit.

"Hmm? Ada niat membunuh di luar?"

Raka melirik. Ia segera menyadari bahwa ada seseorang di luar yang tengah mengintai kamar ini.

"Adik, jika kamu menginginkannya, mengapa tidak langsung saja?"

Sari tertawa terbahak-bahak, menggoda. Ia menghembuskan napas harum, menjilat bibir merahnya, lalu mendekat dan berkata, "Hari ini, Kakak hanya milikmu saja..."

Bayu—yang sekarang adalah Raka—merasakan gerakan di luar. Ia menatap wanita cantik seperti peri di depannya. Setelah menggabungkan ingatan dari tubuh ini, ia pun mengerti semuanya.

Dia terjebak.

Dan itu adalah jebakan dari orang terdekatnya sendiri.

"Hah! Tak kusangka, setelah hidup kembali... yang ingin membunuhku tetap saja orang terdekatku. Sungguh ironis!"

Ia memegang tangan kecil Sari yang lembut, lalu tersenyum,

"Kakak, kamu sangat menggoda..."

Sari terkejut. Ia sepertinya tidak menyangka akan reaksi ini.

Kemudian, Raka mengangkatnya dan membawanya ke tempat tidur.

Melihat itu, Sari sangat senang. Si idiot ini benar-benar terjebak!