Pada suatu hari suara klakson memecah keheningan sore. Long Tian berhenti sejenak di tengah zebra cross, pandangannya terpaku pada sebuah truk besar yang melaju dengan kecepatan tinggi. Wajah pengemudi yang panik terlihat jelas, tetapi rem yang blong tak memberikan harapan. Dalam sekejap, tubuh Long Tian terpental, darah mengalir deras, dan nyawanya menghilang di tempat.

Kegelapan menyelimuti. Di tengah kehampaan itu, Long Tian merasakan gelombang penyesalan yang menyakitkan. Ia teringat akan kehidupannya yang biasa saja—selalu bermain aman, menghindari masalah, dan membatasi dirinya untuk hidup di zona nyaman. Namun kini, semua itu tidak berarti.

"Kalau saja aku diberi kesempatan lagi..." pikirnya dengan lirih, sebelum akhirnya menyerah pada takdir.

Namun, hidup tak berakhir di sana.

Ketika membuka mata, ia tidak lagi berada di tempat yang ia kenali. Ruangan itu dipenuhi dengan nuansa khas Tiongkok kuno, berhiaskan ukiran kayu yang indah dan aroma dupa yang menenangkan. Rasa asing menyelimutinya. Ketika ia bercermin, yang terlihat bukanlah dirinya, melainkan sosok pemuda lain dengan wajah tampan dan tubuh yang atletis.

Lalu rasa sakit datang, menghantamnya seperti gelombang badai. Ingatan asing menyerbu masuk ke pikirannya—ingatan tentang tubuh ini, tentang pemiliknya yang lain. Pemuda ini juga bernama Long Tian, tetapi kehidupannya jauh lebih pahit. Penindasan, penghinaan, bahkan pengkhianatan dari keluarganya sendiri telah menjadi bagian dari hidupnya. Semua itu karena satu alasan: ia dianggap lemah dan tak berbakat dalam kultivasi.

Saat ingatan itu perlahan memudar, amarah membakar di hati Long Tian.

"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi," ucapnya dengan tekad yang mengguncang jiwa.

Namun sebelum ia dapat merencanakan langkah berikutnya, sebuah layar bercahaya muncul di hadapannya, menampilkan kata-kata yang akan mengubah segalanya:

"Selamat kepada Tuan Rumah, Transmigrasi ke Dunia Kultivasi berhasil!"

"Sistem Kultivasi Langit telah diaktifkan."

Senyum tipis menghiasi wajah Long Tian.

"Jika ini adalah kesempatan kedua, maka aku akan menguasai dunia ini. Tidak ada yang bisa menghalangi jalanku."