Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Sistem Kekayaan : Aku Bukan Suami Payah!

Sistem Kekayaan : Aku Bukan Suami Payah!

Ainin | Tamat
Jumlah kata
114.1K
Popular
4.8K
Subscribe
365
Novel / Sistem Kekayaan : Aku Bukan Suami Payah!
Sistem Kekayaan : Aku Bukan Suami Payah!

Sistem Kekayaan : Aku Bukan Suami Payah!

Ainin| Tamat
Jumlah Kata
114.1K
Popular
4.8K
Subscribe
365
Sinopsis
PerkotaanSlice of lifeMenantuSistemKonglomerat
Victor Stewart adalah seorang menantu keluarga Stanley yang selalu diacuhkan dan diperbudak oleh keluarga istrinya. Dia yang sudah tidak memiliki apa-apa sejak harta peninggalan orang tuanya habis, hanya membawa dirinya saja di hadapan Vallen Stanley, istrinya, dan juga dihadapan mertuanya yang julid dan kasar. Karena miskin dan tak memiliki pekerjaan, itulah sebabnya dia tidak disukai dan seringkali mendapatkan penghinaan. Hingga pada suatu hari saat dia disuruh belanja untuk membeli keperluan makan keluarga Stanley, dia tak sengaja menemukan sebuah kalung biru ajaib yang berisi sistem dengan membawa kekayaan yang mengarahkannya untuk memegang semua usaha-usaha bisnis besar yang ada di negara itu. Victor yang merasa bosan dalam kemiskinan akhirnya menyetujui itu dan dia mulai bangkit. Sambil memegang perusahaan Mega bisnis, Victor juga menunjukkan pada semua orang dan bahkan pada keluarga istrinya jika dia adalah seorang penguasa semua bisnis yang ada di dunia ini, bukan suami yang payah!
Bagian 1

"Victor! Kemari kau Victor!"

Seorang wanita paruh baya dengan penampilan modis berteriak masuk ke dalam rumah bersama dengan keluarganya yang lain. Terlihat sekali kalau mereka seperti baru pulang dari sebuah acara, sebab mengenakan pakaian bagus yang tidak selalu mereka pakai setiap hari.

"Bu, ada apa?" Seorang pria muda yang datang dari arah dalam langsung menyambut kedatangan wanita itu. "Vallen, kalian sudah pulang? Apakah kalian menginginkan atau memerlukan sesuatu?"

Vallen Stanley adalah seorang wanita yang cantik di dalam keluarga itu. Dia putri kesayangan sekaligus wanita yang sedikit sombong. Victor adalah suaminya, sosok yang dianggap manusia tidak berguna yang ada di dalam keluarga Stanley.

"Kami haus dan lapar, bukankah sebelum pergi tadi aku sudah mengingatkanmu untuk menyiapkan makanan dan minuman ketika kami pulang? Segera hidangkan untuk kami!" titah Vanesa Stanley, ibu mertua dari Victor yang terlihat sudah mulai mendudukkan bokongnya di kursi sofa tua.

Keluarga ini memang cukup berada tapi tidak bisa dikatakan kaya. Hidup di ibukota yang serba mahal tentu saja membuat mereka tidak bisa bermegah-megah walaupun memiliki beberapa uang dan juga pekerjaan yang meyakinkan. Hanya bisa dikatakan sebagai keluarga yang cukup, tapi tidak berlebihan makanya mereka tidak memiliki pelayan dan sengaja menjadikan Victor sebagai pelayan mereka karena dia tidak memiliki harta kekayaan atau pekerjaan apapun.

Beberapa tahun lalu ketika Victor masuk rumah ini untuk melamar dan menikahi Vallen, dia masih memiliki harta peninggalan kedua orang tuanya, tapi setelah dia menikah dan harta itu habis dia belum juga mendapatkan pekerjaan karena tidak memiliki banyak relasi.

Bisa dikatakan dia adalah pria tertutup, makanya dia tidak mendapatkan perhatian dari siapapun. Dia sudah berusaha untuk melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan tapi tidak ada satupun yang mau menerimanya untuk bekerja.

"Aku sudah hampir menyelesaikannya. Vallen, ayo bantu aku-"

"Aku lelah, tidak bisakah kau mengerjakannya sendiri? Aku baru pulang dan kalau sudah memintaku untuk mengerjakan pekerjaan rumah? Apa gunanya kau menjadi suamiku?" tanya Vallen dengan tatapan tajam.

Sejak Victor tidak lagi memiliki kekayaan atau harta apapun, dia memang berubah menjadi seorang gadis yang sombong dan tidak peduli padanya. Segala kasih sayang yang dimiliki oleh Vallen hilang, menganggap pria itu malah menjadi beban untuk keluarga mereka.

"Tetapi itu cukup banyak-"

"Kerjakan saja sendiri! Tidakkah kau punya otak sedikit? Istrimu sudah mengatakan kalau dia lelah, kau malah terus memaksanya seperti ini! Seharusnya kau memberikan kehidupan yang baik untuk anakku, seharusnya kau menyewakan satu pelayan untuknya, bukan malah menjadikannya pelayan untuk hidupmu!" Vanessa berkata kasar, sementara Tuan Besar Stanley terlihat antara tak peduli dan enggan untuk ikut dalam pembicaraan itu.

"Aku menyesal pernah menerima lamaranmu. Jika saja di negara ini perceraian adalah hal yang mudah aku sudah lama meminta itu." Vallen berkata membuat Victor menatapnya dengan tatapan lelah.

Itu yang selalu dia dengar dari istrinya sejak dia tidak lagi memiliki uang. Vallen sungguhan berubah drastis dan tidak lagi menjadi istri yang pernah kasih sayang seperti dulu.

"Apalagi yang kau tunggu?! Segera pergi ke dapur dan ambil makanan yang kuminta tadi!" teriak Vanessa berkata kasar, membuat Victor menghela napasnya.

Dia ingin berteriak meminta keadilan, tapi takkan ada dari mereka yang mendengarkan kata-katanya. Karena dia di sini ibarat sampah yang tidak berguna dan hanya dijadikan sebagai pelayan walau dia seorang menantu.

Berjalan ke arah dapur, dia menahan kekesalannya dengan baik dan tak mau menunjukan hal itu pada keluarga istrinya.

"Bagaimana dengan penawaran yang dilakukan oleh Tuan Tommy tadi? Apakah kau mau menikah dengannya agar kita mendapatkan kehidupan yang baik?"

Vallen menghela napas. "Bercerai dari Victor terlalu sulit, Bu. Dia sama sekali tidak pernah berbuat kasar padaku, kesalahannya hanya tidak bekerja saja selama menikah. Bahkan dia sudah memberikan semua hartanya padaku saat menikah dulu. Ibu tahu sendiri kalau di sini sangat sulit untuk bercerai. Dia sudah memberikan aku banyak harta saat pertama kali kami menikah dan itu tercatat di buku pernikahan. Aku bisa terkena masalah kalau berhadapan dengan pegawai pernikahan negara ketika menuntut perceraian padanya," ujar Vallen mengeluh.

Memang benar, disini sulit untuk bercerai. Karena di sini dilarang untuk meninggalkan suami ketika berada dalam masa sulit dan bisa dikatakan Victor sedang berada di dalam masa sulit sebab dia sudah berusaha untuk mencari pekerjaan, tapi tidak pernah ada yang menerimanya.

Jadi Vallen tidak bisa melakukan apa-apa untuk menuntut suaminya.

"Kalau begitu kita akan meminta bantuan dari Tuan Tommy karena dia juga memiliki kekuasaan untuk menutup mulut pegawai pernikahan agama. Kau harus meninggalkan Victor, pria seperti itu tidak ada gunanya."

Vallen menatap ayahnya yang diam saja, sebelum akhirnya mengangguk dan lebih baik dia memikirkannya dulu untuk membuat sebuah keputusan. Dia tahu kalau mempertahankan pernikahannya dengan Viktor juga tidak ada gunanya. Sementara Tommy adalah sosok pria yang merupakan pengusaha muda.

Walau tidak begitu banyak kekayaan yang dia punya, tapi dia bisa dikatakan orang kaya. Berbeda dengan Victor yang dulu mengandalkan peninggalan kedua orang tuanya dan sekarang peninggalan itu sudah habis.

Vallen juga tidak mau hidup susah seperti ini terus-menerus, makanya dia memutuskan untuk berpikir lebih dalam tentang apa yang dikatakan oleh ibunya. Tommy mencintainya, jadi mungkin dia bisa membuat pria itu bertekuk lutut padanya seperti Victor yang tidak bisa melakukan apa-apa.

Perbincangan mereka terhenti ketika Victor datang mengantarkan makanan yang mereka mau menggunakan nampan. Dia sudah memasak makanan ini sejak dua jam lalu dan hanya dia sendiri yang bekerja di dapur karena tidak ada pelayan satupun di rumah ini.

Saat dia sudah menghidangkan semua makanan dan hendak duduk, keluarga istrinya itu tampak mengusirnya.

"Sebaiknya kau pergi belanja ke pasar untuk persediaan kita seminggu ke depan." Vanessa memberikan beberapa lembar uang dengan angkuh, sementara Victor sudah menghela napasnya. "Usahakan ada daging, ikan, sayur dan juga makanan pokok yang bisa kau beli dari uang-uang itu. Jangan sampai kau hanya membawa sedikit belanjaan, karena kita membutuhkannya untuk makanan kita seminggu ke depan. Pergilah, kami mau makan."

Victor menatap makanan yang dia masak dengan tatapan rumit. Padahal dia berniat untuk makan bersama tadi makanya tidak duluan memakan makanan ini saat keluarga istrinya belum pulang. Tetapi semua orang yang ada di hadapannya, kini sudah ingin menghabiskan semua menu yang dia masak karena memang persediaan mereka hampir habis jadi dia yang memasak sedikit.

"Apalagi yang kau tunggu? Pergilah ke pasar!" Vallen berkata kasar ketika melihat suaminya itu masih berdiri tegak.

"Bisakah sisakan untukku?" tanya Victor dengan wajahnya yang penuh harap. "Aku juga lapar."

"Ck! Ini adalah hasil dari pencarian ayah dan kau tidak pantas untuk memakannya! Kalau kau mau makan sebaiknya kau bekerja! Pergi sana! Cari makanan di jalanan! Pria tidak berguna sepertimu tidak pantas diberi makan!" maki Vallen dengan kejam.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca