Revan, dia adalah seorang pria muda berumur dua puluh, memiliki wajah yang cukup tampan jika dibandingkan beberapa pria yang seumuran dengannya, selain memiliki wajah yang cukup tampan, bahkan dia juga memiliki jumlah kekayaan yang lebih banyak juga jika dibandingkan dengan semua orang di Indonesia, sebenarnya bukan dirinya yang kaya, tapi kedua orangtuanya lah yang saat ini menjadi salah satu di antara sepuluh orang terkaya yang ada di Indonesia.
Menjadi anak orang terkaya juga membuat dia bisa menikmati semua fasilitas kemewahan dan juga memiliki privilege yang tak setiap orang bisa dapatkan.
Sejak kecil, Revan sudah terbiasa dengan kemewahan, menempati apartemen penthouse dengan pemandangan yang memukau, memiliki koleksi berbagai jenis mobil dari yang klasik sampai mobil sport termahal, memiliki kartu kredit dengan limit yang seolah tanpa batas, yang membuatnya bebas membeli apapun yang dia inginkan, mungkin termasuk membeli kebahagiaan orang lain.
Itu hanyalah sebagian kekayaan yang bisa dia rasakan karena kebetulan menjadi anak orang terkaya, terlihat tak masuk akal dan seperti layaknya cerita urban fiksi, tapi memang faktanya itulah kehidupan dari Revan yang statusnya juga sebagai anak tunggal dari salah satu orang terkaya di Indonesia.
"Aaaah... membosankan sekali." Revan melempar kacamata virtual RPG miliknya ke atas kasur.
Meskipun hampir semua hal yang bersifat materi bisa dia dapatkan, namun ada satu hal yang saat ini belum dia dapatkan, yaitu hubungan keluarga dan teman yang bisa selalu ada untuknya.
Yah, itulah hal yang tak dia punya untuk saat ini, kedua orang tua Revan selalu sibuk dengan urusannya masing-masing, entah itu urusan bisnis ataupun urusan sosial, karena kesibukan dari kedua orang tuanya jugalah yang membuat keluarga kecil Revan jarang berkumpul, dengan artian berkumpul layaknya keluarga yang benar-benar memiliki kehangatan dan juga keharmonisan.
Sayangnya Revan tak merasakan adanya kedua hal itu di dalam keluarganya, karena kalaupun setiap harinya dia bertemu kedua orang tuanya di meja makan setiap pagi dan juga setiap malam, itu hanya rutinitas setiap hari yang selalu dia lakukan, tak ada obrolan hangat sebagai seorang keluarga saat berada di meja makan, bahkan setelah itu ke-dua orang tuanya akan langsung kembali ke urusannya masing-masing, tak pernah meluangkan waktu sejenak untuk bersama membangun ikatan di ruang keluarga.
Itulah yang membuat hidup Revan terasa hambar dan juga membosankan meskipun dia mempunyai segala jenis kekayaan, dia merasa hidupnya seperti sebuah robot yang sudah tersistem dengan siklus rutinitas yang selalu sama setiap harinya.
Apakah dia kurang bersyukur, Revan jelas bersyukur dengan kekayaan materi yang bisa dia nikmati, namun Revan juga berharap bisa memiliki hubungan keluarga yang hangat dan harmonis di kehidupannya.
Lalu hubungan pertemanannya juga tak jauh beda dengan hubungan keluarganya, dia tak mempunyai teman yang benar-benar akrab sampai bisa menjadi seorang sahabat, semua teman yang dimilikinya hanyalah sebatas teman biasa saja, dan bahkan ada beberapa orang yang mendekati Revan untuk menjadi teman karena status kekayaan yang dia miliki, yang menyembunyikan niat sebenarnya dibalik senyum ramah yang penuh kepura-puraan.
Itulah alasan kenapa hidup Revan terasa kurang dan juga membosankan, dan kadang setelah selesai kuliah, waktunya justru lebih banyak dia habiskan bermain game untuk menghilangkan kebosanannya.
"Apa sebaiknya aku coba game lain aja sambil nunggu pembaruannya selesai?" Revan berkata sambil membasuh mukanya di wastafel.
Seperti biasanya dia akan selalu bermain game virtual di setiap waktu, tapi sayangnya game yang biasa dia mainkan sedang ada upgrade, membuatnya tak bisa memainkannya untuk saat ini. Dia sekarang bingung antara menunggu gamenya selesai upgrade atau mencari game virtual lain.
Revan sekarang berjalan ke arah meja komputer kemudian menghidupkan komputernya, dia berencana mencari game virtual yang mungkin saja bisa dia mainkan, yang bisa mengisi waktunya sambil menunggu game yang biasa dimainkannya selesai upgrade.
Ting!
Bunyi notifikasi pesan tiba-tiba terdengar dari ponselnya, Revan terlihat sedikit terkejut saat membaca isi pesannya.
Itu adalah pesan yang berasal dari developer game Elysian Forge online atau EFO, game yang biasa dia mainkan. sedangkan isi pesannya adalah pemberitahuan untuk semua player virtual EFO bahwa upgradenya telah selesai.
Itulah yang membuat Revan sedikit terkejut, karena dia ingat dengan jelas jika upgradenya akan berjalan tiga hari, sedangkan sekarang baru berjalan satu hari sejak pemberitahuan upgrade, jadi seharusnya masih ada waktu dua hari lagi sampai upgradenya selesai.
Revan juga sudah memastikan jika pengirim pesannya jelas dari pihak developer game, bukan dari nomor fiktif yang kurang kerjaan.
"Bukannya mereka bilang tiga hari"?
Kini Revan mencoba masuk ke forum online dari game virtual EFO menggunakan komputernya, forum yang biasanya digunakan para player EFO untuk bertukar informasi.
Tujuan Revan membuka forum pemain untuk memastikan apakah pesan yang diterimanya juga sudah diterima oleh player lain, karena biasanya setiap ada informasi baru, forum game EFO juga pasti akan ramai.
Selain untuk mencari informasi kenapa upgradenya dipercepat, Revan juga ingin mencari apakah ada informasi baru setelah upgrade, entah itu soal quest, map atupun item, karena biasanya ada saja player tertentu yang memberikan bocoran informasi di forum online, dan kalaupun tidak ada informasi baru, Raven akan melihat diskusi spekulasi antar player.
"Tumben masih sepi, biasanya bakal langsung rame!"
Revan mengerutkan keningnya saat melihat kolom chat dan informasi yang masih terlihat kosong, itu jelas tak seperti biasanya, karena semua player biasanya akan langsung membanjiri forum begitu ada pengumuman ataupun informasi baru dari developer, tapi kali ini forum benar-benar sangat sepi tanpa ada satupun player yang mengirimkan pesan.
Tanpa membuang waktu lagi, Revan langsung menaruh kedua tangannya di atas keyboard, membuat inisiatif untuk mengirimkan pesan pertama di forum.
"Adakah diantara kalian yang sudah melihat pemberitahuan upgrade terbaru dari EFO? aku baru saja menerimanya, kenapa upgradenya di percepat? aku sudah mencoba melihat website resminya dan juga media sosialnya tapi aku belum mendapatkan informasi kenapa upgradenya tiba-tiba bisa selesai lebih cepat dari jadwal"
Itu pesan yang cukup panjang yang Revan kirimkan, tapi setelah menunggu sekitar lima menit, belum ada satupun player yang menjawab pertanyaannya, itu membuat raven merasa aneh sekaligus juga heran. karena biasanya setiap dia mengirimkan pesan, yang bahkan hanya beberapa detik saja setelah dia mengirimkannya, pasti ada player lain yang akan menjawab pesannya, tapi saat ini forum seperti mati suri, tak ada satupun player yang muncul.
"Mending aku langsung cek aja sendiri, mungkin player lain langsung masuk ke game setelah dapat pemberitahuan tadi, mungkin itu juga yang ngebuat forumnya jadi sepi"
Sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur kemudian memakai kacamata virtualnya, Revan login ke dalam game virtual EFO mengunakan akun utama yang biasanya dia gunakan. dan seperti biasanya garis cahaya berwarna putih terlihat jelas begitu Revan masuk ke dalam game.