Ada satu planet yang dapat dihuni bernama Argos, yang berputar mengelilingi matahari yang sangat besar dengan puluhan planet gas yang memenuhi sistem bintang.

Planet ini berkembang pesat hingga ras bipedal cerdas yang menyebut diri mereka manusia memasuki gambaran besar.

Ras cerdas ini mampu bersosialisasi, berkumpul untuk bertahan hidup, dan maju dengan bantuan satu sama lain.

Selama ratusan tahun, umat manusia mampu menghasilkan energi untuk mekanisasi, mengotomatisasi mesin, dan menjadi sejahtera.

Sejarah humaniora pendek dibandingkan dengan sejarah seluruh planet tetapi mereka menggunakan sumber daya alam yang lebih terbatas daripada ras lain mana pun sebelumnya.

Argos sangat besar tetapi populasi umat manusia menembus angka tiga digit miliar seolah-olah itu bukan apa-apa dan ruang hidup manusia mencapai batasnya dengan kemampuan konstruksinya setelah seratus tahun tambahan.

Mereka harus meninggalkan tata surya untuk menemukan planet baru agar dapat meneruskan pertumbuhan dan kemajuan mereka, tetapi hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan karena kecepatan cahaya dan teori tidak mudah dicapai, yang merupakan salah satu persyaratan penting untuk meninggalkan tata surya guna menjelajahi tata surya baru.

Banyak manusia bahkan berdoa kepada tuhan mana pun yang mereka inginkan, agar sesuatu berubah dan mereka dapat membuat terobosan dalam perjalanan luar angkasa.

Tahun demi tahun berlalu dan hujan meteor yang tiba-tiba menggemparkan umat manusia hingga ke tulang-tulangnya karena planet terjauh pada sistem bintang yang sama ditembus oleh mereka, hancur menjadi jutaan keping tanpa upaya apa pun.

Kemunculan dan lenyapnya hujan meteor ini terjadi dalam rentang waktu yang sangat singkat namun fakta terpenting yang diketahui adalah, hujan meteor ini berasal dari luar tata surya tanpa seorang pun menyadarinya.

Dapat dikatakan doa umat manusia terjawab saat para ilmuwan menemukan beberapa sisa meteorit yang terbuat dari bahan tak dikenal yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Meteorit tersebut memancarkan energi dingin namun tenang, menyebabkan lingkungan yang tegang melepaskan ketegangan mereka secara tidak sadar.

Energi ini jauh lebih kuat daripada energi apa pun yang pernah diciptakan manusia dan bahkan lebih kuat daripada hukum alam karena membuat meteorit itu melayang sedikit di udara.

Dalam meneliti meteorit itu, banyak hal yang ditemukan.

Misalnya, energi radiasi dari meteorit dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman dan hewan di sekitarnya.

Para ilmuan yang meneliti meteorit itu merasa lebih bersemangat, perlahan-lahan menjadi lebih kuat dan bahkan terlihat seperti kecepatan penuaan mereka melambat yang membuat manusia lain iri.

Suatu hari, bertahun-tahun setelah penelitian pertama tentang meteorit itu dimulai, retakan mulai menyebar di permukaan meteorit itu tanpa tanda-tanda peringatan apa pun, dan jumlah energi yang belum diketahui yang tak terukur itu mulai mengembun menjadi bola seperti cairan biru bersinar yang mengelupas kulit batu luarnya dan naik ke langit.

Sementara sebagian besar manusia di seluruh dunia masih bekerja, alam merasakan suatu peristiwa yang tiba-tiba mengubah nasibnya dan seluruh satwa liar menjadi sunyi.

Hanya manusia di sisi lain planet yang jauh dari laboratorium tempat meteorit berkumpul tidak merasakan apa pun.

Bola biru bersinar dengan energi misterius yang terkumpul itu terus naik hingga mencapai ketinggian tertentu, di mana ia melayang berbahaya, tanpa bergerak sedikit pun.

Semua manusia di sekitar laboratorium merasa cemas dan ngeri karena hal yang tidak diketahui.

Hal itu membuat mereka merinding dan mereka membayangkan skenario mengerikan tanpa bisa berbuat apa-apa.

Beberapa manusia dengan kemauan yang lebih lemah mulai menangis, sementara yang lain berpelukan mencoba mencari kenyamanan dan yang lainnya hanya bisa menatap langit dengan pikiran kosong, tidak dapat berpikir jernih.

Bola cairan itu tampak semakin kuat, karena daya isap menyebar di sekelilingnya sementara ukurannya mengecil seiring waktu.

Menjauhkan diri dari daya isap yang tampaknya makin kuat seiring waktu, umat manusia hanya bisa melihat tinggi ke langit.

Jumlah energi terkompresi di dalam bola biru bersinar seukuran bola tenis ini cukup besar untuk menghancurkan sedikitnya separuh benua, jika tidak seluruh planet.

Waktu berlalu dan para ilmuwan tiba-tiba menyadari perubahan mengejutkan pada bola biru yang bersinar itu, menyebabkan mereka menjadi semakin gugup.

Untungnya energi itu mengambang tenang dan stabil hingga mencapai ukuran bola pingpong.

Energi yang terkompresi itu menjadi semakin tidak stabil setelah mencapai ambang batas tertentu dan bergetar hebat, membuat manusia di sekitarnya ketakutan.

Pada saat ini bahkan manusia di seberang Argos menyadari ada sesuatu yang salah dan seluruh kehidupan di planet menjadi tegang, tidak dapat bergerak bebas.

Seolah-olah planet itu sendiri sedang terancam oleh bola energi kecil itu karena alam menjadi setenang yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarahnya yang berlangsung miliaran tahun.

Ruang terasa berputar tiba-tiba dan retakan menyerupai jaring laba-laba berwarna merah darah terbentuk di bawah bola energi yang mengarahkan bola energi tersebut ke bentuk yang lebih stabil.

Semakin banyak retakan muncul, semakin tidak keras bola energi itu tampaknya menjadi lebih stabil dan beberapa manusia menghela nafas lega

Retakan-retakan ini bukan saja muncul di dekat bola biru yang bersinar itu, melainkan retakan-retakan ini muncul di seluruh Argos, di lautan, di dalam hutan, di bawah tanah, bahkan tinggi di angkasa, hampir di mana pun yang dapat kita bayangkan.

Tak seorang pun tahu dengan pasti apa yang harus dipikirkan mengenai retakan tiba-tiba yang mereka lihat di langit, tetapi dari apa yang terlihat, tidak mungkin itu merupakan sesuatu yang baik.

Di satu sisi mereka merasa lega karena bola energi bersinar biru itu tidak meledak sementara di sisi lain retakan merah itu sepertinya juga bukan sesuatu yang diinginkan seseorang di planetnya.

Retakan di seluruh planet bertambah besar hingga mencapai ukuran tertentu. Beberapa retakan lebih besar sementara yang lain berukuran kecil, tetapi semuanya memiliki satu fakta yang sama.

Sementara rangkanya berwarna merah darah, ruang di dalamnya gelap gulita, tanpa sedikit pun sinar matahari yang menerangi bagian dalam.

Kelihatannya seperti jalan menuju jurang dan membuat makhluk hidup yang berada di sekitar retakan itu ketakutan.

Tepat pada saat ini salah satu skenario terburuk yang ditakutkan para ilmuwan terjadi di depan mereka.

Energi yang tampaknya stabil itu terus memampatkan dirinya sendiri hingga meledak. Energi misterius dalam jumlah yang dahsyat dilepaskan yang menyebabkan retakan berwarna merah darah itu bergetar hebat, juga memutarbalikkan ruang di sekitarnya.

Anehnya, jumlah energi yang sangat besar itu tidak menghancurkan bentang alam, alih-alih malah menyelimuti seluruh planet dengan warna birunya yang bersinar sebelum menyerang setiap makhluk hidup dan planet itu sendiri hingga mencapai intinya.

Tidak ada satu sel pun yang selamat dan seluruh planet berguncang, menimbulkan gempa bumi dan tsunami, letusan gunung berapi, karena diserbu oleh energi tak dikenal.

Tanpa disadari umat manusia, belenggu Argos dari miliaran tahun lalu terlepas dan intinya bangkit kembali.

Jurang yang tadinya hitam pekat seperti bagian dalam retakan berwarna merah darah, berubah menjadi ratusan bentang alam warna-warni yang berbeda.

Sementara banyak dari pemandangan tersebut tampak indah dengan gunung-gunung megah, hutan yang rimbun, dan lautan yang bersih, pemandangan retakan lainnya tidak seindah dan semenyenangkan yang dipikirkan umat manusia sesaat sebelumnya.

Makhluk-makhluk yang tampak mengerikan dengan gigi setajam silet, sisik tebal, ekor besar, dan haus darah di mata mereka melangkah melalui celah tertentu sementara berbagai makhluk mengerikan lainnya memasuki Argos melalui berbagai celah.

Jembatan antara dunia yang berbeda muncul dan Argos memasuki zaman kegelapan baru yang penuh kehancuran dan kematian.