Pandu sudah jadi yatim piatu sejak berumur enam tahun.
Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan bis saat perjalanan ke kota untuk menjenguk saudara di kota. Beliau mengalami pendarahan akut setelah melahirkan anaknya yang ke empat. Beliau semakin drop karena anaknya tidak bisa diselamatkan. Karena orang tua pandu bergegas ke kota untuk menjenguk saudara nya tapi takdir berkata lain bis yang ditumpanginya terperosok kejurang sehingga tidak ada seorang pun penumpangnya yang Selamat.
Pandu sangat dekat dengan kakeknya. Mungkin sejak masih bayi sudah diasuh oleh kakeknya.
Kakek pandu sangat sayang padanya karena dari ke lima jelas cucu nya nanya lima yang laki laki salah satunya pandu. Padahal kakeknya sendiri punya lima anak cuma satu perempuan. Ayah Pandu anak bungsu dari kakeknya.
Sejak kematian orang tua pandu tinggal bersama Kakek nenek nya di desa kaki gunung kincir. Dua tahun kemudian setelah kematian orang tua Pandu nenek nya juga meninggal menyusul kedua orang tua pandu. Jadi sejak saat itu tinggal berdua bersama Kakek nya. Kakek pandu biasa di panggil dengan nama Sarip.
Sejak kematian orang tuanya Pandu jadi anak yang sakit-sakitan mungkin karena guncangan mental tiba tiba kehilangan ke dua orang tuanya. Walaupun sakit-sakitan kakeknya merawatnya dengan penuh kasih sayang. Pandu kecil menyadari kekurangannya kalau dia punya tubuh yang sakit -sakitan. Sehingga suatu hari di bertanya ke kakeknya bagaimana caranya supaya Pandu tidak sakit-sakitan lagi.
"Kakek gimana sih caranya supaya Pandu
juga sehat tidak gampang sakit. Pandu kan mau
juga jadi anak kuat". Pandu bertanya ke kakeknya.
Kakek Pandu sangat di segani di desanya
bahkan namanya terkenal sampai ke kota
provinsi sebagai ahli pengobatan tradisional.
yang hebat, selain itu dia juga terkenal
sebagai praktisi supranatural( Saat Pandu
Dewasa Nanti Ilmu Supranatural Kakeknya
akan di warisinya), dan juga sebagai ahli
beladiri bahkan ada dedas-desus dikalangan
masyarakat desa Kaki Gunung Kincir.
Bahwa kakeknya Pandu bukan sekedar ahli
beladiri biasa tapi seorang kultivator.
Bagi masyarakat desa Kaki Gunung
Kincir dan Juga Masyarakat kota sangat
hormat kepada kultivator. Karena bagi
mereka kultivator itu sangat luar biasa.
Seorang kultivator bisa melawan hukum alam. Misalnya manusia pada umumnya rata-rata umurnya cuma sampai di usia tujuh puluh tahun itupun sudah penyakitan tapi bagi kultivator usianya bisa sampai ratusan tahun dengan fisik yang masih segar bugar.
Mendengar pertanyaan Pandu yang ingin
jadi kuat membuat Kakek Sarip terharu.
Dia cuma bisa berkata kalau seorang anak
mau jadi kuat harus rajin makan, rajin makan
sayur dan buah, rajin makan ikan atau daging.
Kakek Sarip menjawab seperti itu karena Pandu malam makan apalagi akan sayur.
Seiring berjalannya waktu Pandu kecil
sudah besar tidak lagi sakit-sakitan seperti
saat masih kecil. Walaupun tinggal di Desa
Terpencil tapi karena kemahiran Kakek Sarip dalam ilmu pengobatan tradisional banyak membatunya dalam memilih makanan yang bergizi untuk Pandu Semua kebutuhan Pandu di siapkannya termasuk menyediakan nya susu pertumbuhan untu.
Tubuhnya Pandu saat ini sangat kuat
karena dari kecil rajin berolah raga.
Perpaduan olah raga dan makanan bergizi
membentuk fisiknya secara sempurna.
Pandu sangat suka belajar ilmu silat
hampir semua jurus-jurus silat kakeknya
sudah dia kuasai. Ilmu pengobatan
tradisional juga di pelajarinya. Dia senang
mempelajari ilmu pengobatan tradisional
karena menurutnya setiap obat yang di
butuhkan selalu berhubungan dengan alam mantra sebelum mengoleskan ramuan
istimewah itu ke burung pribadiku kecil.
Kakekpun mengoleskan ramuan dari
pangkal burungku sampai diujunnnya.
Setelah ramuannya merata Kakek
menyuruhku duduk di tempat tidur.
Akupun bersiap menahan rasa panas
yang disampaikan kakek sebelumnya. Dan
benar saja setelah tujuh tarikan napas ku
burung pribadiku panas sekali seperti terjepu
bara api yang sangat panas. Aku sampai menggertakkan gigi dan sampai menggigil
menahan panasnya.
Setelah tujuh tarikan napas akhirnya rasa
panas yang luar biasa perlahan berkurang.
Sarung yang kupakai sampai basah oleh
keringatku.
"Bagaimana tidak panas lagi ?" Tanya
kakek
Aku cuma bisa menggunakan kepala
menjawab pertanyaan kakek. Aku masih
terengah-engah setelah menahan dan
melewati rasa panas yang luar biasa.
Seandainya bertambah lama dua tirikan
napas lagi mungkin aku akan pingsang.
"Biarkan ramuan itu menempel sampai
pagi. Besok setelah bangun tidur langsung
cuci dengan air hangat".
"Baik Kek ! Apa ramuan ini tidak akan
jatuh kek ?".
"Tidak ! Ramuan itu menempel seperti
lem tidak akan terlepas walaupun kamu
lompat. Saat kamu tertidur ramuan itu akan bekerja seperti memijit dan menarik burung
mu dari pangkal kedepan, jadi biarkan saja'.
"Baik Kek".
"Sekarang tidurlah. Dalamn tidurmu nanti
pemilik dari ramnuan ini akan datang
memeriksa ramuannya. Kalau kamu
beruntung kamu akan bertemu dia dalam
mimpi dengan wujud gadis yang secantik
bidadari dan umurnya mungkin sedikit diatas
kamu".
"Haa. Memang dia beneran masih muda
kek?".
"Tampilannya memang masih mudah,
tapi nanti kita bahas lagi. Kalau dibahas
sekarang ceritanya akan sangat panjang.
Sekarang tidurlah!"
"Baik, Kek !".
Mungkin karena tubuhku terlalu lelah
habis menahan dan melewati panas yang
teramat sangat sehingga aku langsung
terlelap tidur.
....
Dalam keadaan tertidur aku rasakan
pijatan yang lembut diburungpribadiku.
Kadan ditarik pelan dari pangkal keujung
atau dipijit Pelan dari pangkal hingga
keujungnya. Karena pijitan itu terasa nyata
aku membuka mataku memperhatikan
kearah bawakhu. Aku melihat seorang gadis
muda yang sangat cantik yang terus memijit
dan mengelus burungku. Karena pijitannya
yang begitu nyaman aku tidak bisa membuka
mulutku untuk menyapa gadis cantik yang
terus memainkan jari lentiknya di burungku.
Dengan susah payah aku memaksa diriku
untuk bersuara.
" Hei, kamu siapa?".
Gadis cantik itu menoleh kepadaku
sambil tersenyum.
Tangannya tidak berhenti memijit dan
mengurut burungku.
"Aduh kamu siapa ? Kenapa kamu disini ?
Apa yang kamu lakukan?, Uhhh..."
Pijitan gadis itu makin terasa nyaman.
Dan rasa nyaman itu terasa mengalir ke setiap
saraf di tubuhku. Rasa nyaman itu seperti air
surgawi yang mengalir keseluruh tubuhku
kemudian mengisi semua ruang ditubuhku
dengan rasa nyaman yang tidak pernah aku
rasakan sebelumnya. Rasa nyaman yang luar
biasa itu akhirnya tubuhku tidak sanggup
menahannya sehingga meledak keluar
diujung burung pribadiku.
"Huuuu...akhhh"
Tulang tulangku rasanya terlepas semua
sehingga aku tidak bisa menggerakkan
tubuhku sedetik pun.
Setelah beberapa saat akupun membuka
mataku yang terasa berat.. Ada sinar terang
yang menerobos dari jedela kamarku. Aku
coba mengumpulkan kesadaran ku. Ternyata
sudah pagi. Rasanya baru beberapa
menit yang lalu aku tertidur. Apa karena
tidurku yang terlalu lelap sehingga terasa sebentar sekali.
Akupun langsung bangung dari tempat
tidur. Saat jalan hendak menghangatkan air
lututku gemetar setiap aku melangkah.
Setelah mebasuh burung pribadiku
dengan air hangat akupun sekalian mandi
membersihkan badan yang terasa lengket.