"Murid tidak tahu di untung! Kau malah berlatih ilmu iblis di Sekte yang penuh kebaikan ini, apa kau tidak takut dengan hukuman' hah?!"
Pria dengan jubah putih menghunus pedangnya tepat di depan wajah Juan, tanpa menyelidiki kebenaran yang di rahasiakan.
"Guru aku mohon jangan sakiti Kak Juan... ini semua salahku, ini karena Kakak ingin mendapatkan pil rumput emas demi meningkatkan kultivasiku,"
"Berhentilah berpura-pura, dia yang melatih ilmu iblis. Kalian akan tahu siapa dia sebenarnya!"
Brakkk!!!
Kakak seperguruan Juan yang telah mencapai ranah emas menendang Juan, karena ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.
"Arghhh! Kalian akan menyesal telah memperlakukanku seperti ini," ujar Juan dengan nada melemah.
'Dasar keras kepala!' batin Sendi, 'Kau pantas mati karena telah menghalangi rencanaku!'
Lagi-lagi Sendi bersandiwara, "Kakak jangan sakiti Kak Juan... aku yang salah Kak," lalu menatap Juan, "Kakak cepat minta maaflah pada Guru."
"Sampai kapanpun aku tidak akan minta maaf, karena ini bukan salahku!" erang Juan merasakan sakit karena tendangan kakak seperguruannya.
"Minta maaf pada Sendi, dan akui kesalahanmu. Kalau tidak kau akan dikeluarkan dari sekte!" ancam Wira kakak seperguruan.
Namun, Juan tidak pernah dan tidak akan meminta maaf atas apa yang tidak pernah ia lakukan.
"Sampai matipun aku tidak akan pernah meminta maaf padanya, pada kalian yang telah memperlakukanku seperti ini. Kalau kalian keluarkan aku dari Sekte, keluarkan saja. Aku Juan Permana tidak takut!" Juan berusaha bangkit tapi ia tak bisa, akhirnya ia hanya bisa merangkak untuk keluar dari Sekte itu. "Aku Juan telah memutuskan akan keluar dari Sekte terkutuk ini!" pekiknya dengan lantang.
Tentu saja itu tidak semudah yang di bayangkan, gurunya tidak terima dengan sikap Juan, dia sangat murka terhadap Juan, karena menurutnya Juan telah melanggar peraturan yang sudah beratus-ratus tahun berjalan di sekte itu.
"Berani sekali kau menghina Sekte Cahaya Kebaikan, baiklah aku akan kabulkan permintaanmu! aku tanya kau sekali lagi Juan... apa kau benar-benar tidak mau minta maaf atas kesalahanmu? Jika kau meminta maaf maka aku hanya akan menghukummu dengan pedang panah suci ini!" tanya Master Wullyng.
Juan hanya menggeleng kepalanya, serta tertawa mengejek.
"Sedikit pun aku tidak akan merendahkan harga diriku, aku akan tetap keluar dari Sekte ini!" teriak Juan di iringi hunusan pedang.
Wussssh!
Master Wullyng melepaskan energi spiritual dari pedang sucinya. "Arghhh!" Juan memekik merasakan panas serasa tubunya terbakar, dan menyemburkan darah segar dari mulutnya.
Namun, Juan tidak berubah pikiran sedikit pun ia tetap bersikukuh merangkak untuk menggapai gerbang itu.
Wira hanya menyaksikan penderitaan Juan tanpa berniat sedikit pun menolongnya. "Dasar bodoh, seharusnya kau meminta maaf," cicitnya pelan.
'Juan... kau akan mati setelah keluar dari Sekte, bagaimana kau akan bertahan di luar sana,' batin Sendi tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklah Juan, aku akan mengabulkan keinginanmu. Aku akan menghancurkan pondasi kultivasimu... setelah ini kau akan rasakan apa yang akan terjadi di luar sana setelah tidak memiliki kekuatan sedikitpun!" Master Wullyng membuat formasi pedang penghukum Dewa untuk menghancurkan basic kultivasi Juan.
"Ini adalah formasi pedang penghukum Dewa... kau tidak akan keluar hidup-hidup Juan, menyerahlah dan meminta maaf, aku akan berusaha membujuk Guru agar kau hanya di hukum tanpa dikeluarkan dari sekte!" teriak Wira memperingatkan.
"Sejak aku tidak lagi dipercaya, untuk apa aku bertahan di sekte Cahaya Kebaikan yang penuh kepalsuan ini!" tantang Juan dengan menatap tajam Master Wullyng. "Wira kau jangan menjadi pahlawan kesiangan, aku tidak butuh!"
"Dasar murid durhaka!" Mater Wullyng mulai mengeluarkan formasi, energi spiritual terlihat membulat dan memperlihatkan seribu pedang yang siap menusuk-nusuk tubuh Juan.
"Aku memang durhaka, tapi kau lebih durhaka padaku. Kalau saja di dunia ini tidak ada namanya balas budi... maka sejak dulu aku tinggalkan sekte ini!" cercanya dengan mata menatap tajam.
Master Wullyng mulai melesakkan satu persatu pedang penghukum Dewa itu, jeritan demi jeritan terdengar mengaum dari mulut Juan. Tapi, Juan berusaha bertahan.
"Arghhh!"
Juan tersenyum meski merasakan kesakitan, dan akibat hunusan energi pedang itu tubuhnya terasa panas seperti terbakar. 'Tinggal selangkah lagi aku akan keluar dari sini,' batin Juan dengan lemah.
Sendi tersenyum karena ia berhasil menyingkirkan penghalangnya untuk membuka formasi segel iblis yang ada di dalam aula sekte itu, konon para iblis tersegel di bawah sekte cahaya kebaikan. Karena wilayah ini dulunya adalah wilayah penghubung dengan dunia iblis bawah tanah, namun karena para dewa yang tidak pernah akur dengan para iblis. Para dewa meminta bantuan para malaikat untuk menyegel tempat ini.
Sendi sendiri adalah keturunan raja iblis yang tertinggal di daerah para dewa, karena Sendi setengah manusia dan iblis. Sehingga para dewa mengira Sendi adalah bayi manusia, dan memberikannya pada ketua sekte cahaya kebaikan terdahulu, sayangnya ketua sekte tidak berumur panjang, dan di gantikan oleh master Wullyng.
"Kakak, aku mohon jangan tinggalkan kami... cepatlah memohon ampun pada guru," pinta Sendi mendekat pada Juan, "Kau akan mati Juan," bisiknya lagi.
Membuat Juan sangat kesal, "Iblis! Menjauhlah dariku!" Juan mendorong Sendi.
"Arghhh," Sendi merasa kesakitan dan terjatuh, padahal Juan mendorongnya tanpa kekuatan. Karena kini Juan tidak memiliki kekuatan spiritual sedikitpun.
Melihat perlakuan Juan yang seolah semena-mena pada Sendi, Master Wullyng kembali melesakkan pedang penghukum Dewa dari formasinya.
"Arghhh!" Juan kembali berteriak kencang merasakan kesakitan yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan, rasa sakitnya saat ini terasa sangat hebat. "Inikah rasanya pedang penghukum Dewa?" gumamnya pelan.
Wira berlari kecil menghampiri Sendi, dan membantunya berdiri. "Adik, apa kau baik-baik saja?" tanya Wira khawatir.
"Aku baik-baik saja Kak... aku takut Kak Juan membenciku Kak. Padahal aku hanya bermaksud menolongnya agar dia tidak keluar dari sekte yang sangat hebat ini," lirih Sendi berusaha bangkit di bantu oleh Wira.
"Orang seperti dia jangan pernah kau bela Sendi, dia sangat keras kepala. Bagaimana mungkin dia akan keluar dari Sekte ini, jika ia masih hidup pun tentu saja dia tidak akan menjadi manusia berguna, biarlah dia mati oleh formasi pedang penghukum Dewa," ucap Wira menenangkan Sendi.
Formasi pedang penghukum Dewa itu belum selesai, Master Wullyng belum melepaskan pedang-pedang yang lainnya dari formasi penghukuman itu.
"Murid tidak tahu diri, kau murid terbodoh Sekte Cahaya Kebaikan. Beraninya kau bersaing dengan adik seperguruanmu! Kau terima ini!" Master Wullyng kembali melepaskan pedang dari formasi itu, kali ini tujuh pedang sekaligus di hunuskan pada tubuh tidak berdaya Juan.
"Aaaaaarggghhhh!" raung Juan merasakan kesakitan yang teramat sangat.
"Matilah kau Juan!" Sendi bergumam pelan, dan tersenyum melihat penyiksaan itu.