Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Kebangkitan suami Buruk Rupa Terhina

Kebangkitan suami Buruk Rupa Terhina

NamNamjoo | Bersambung
Jumlah kata
31.1K
Popular
298
Subscribe
115
Novel / Kebangkitan suami Buruk Rupa Terhina
Kebangkitan suami Buruk Rupa Terhina

Kebangkitan suami Buruk Rupa Terhina

NamNamjoo| Bersambung
Jumlah Kata
31.1K
Popular
298
Subscribe
115
Sinopsis
PerkotaanSlice of life21+Balas DendamMafia
"Suami payah, buruk rupa, bahkan bekerja 24 jam tak mampu membelikan sebongkah berlian palsu." Aku menyaksikan istriku, Diah, bercumbu dengan Lion, bosnya sendiri. Aku menuntut penjelasan, tapi rasa takut tergambar jelas di matanya—takut aku membongkar perselingkuhannya. Lalu, pisau itu menusukku. Aku ingat Diah menyeretku, tubuhku sekarat, ke jurang curam itu. Ia pasti mengira serigala akan mengakhiri hidupku. Tapi takdir punya rencana lain. Seorang pria tua menemukan dan menyelamatkanku. Berkat Tuan Sirley, duda kaya raya itu, aku mendapatkan wajah baru. Wajah tampan yang mematikan. Kini, aku kembali. Dan mereka akan membayar. Design by canva
01. Pengkhianatan Istriku

"Rating bintang 1."

Danu menghela napas berat membuka aplikasi Ojol pekerjaan sampingannya, baru saja selesai mengantarkan pesanan makanan karyawan dalam keadaan basah kuyup, menerjang cuaca buruk tanpa mengharap tip justru pelanggan memberikannya rating satu membuat performa akunnya menurun.

Tapi, semangat membara di mata Danu tatkala membayangkan senyuman bahagia istrinya Diah, tiga bulan yang lalu Diah menjual cincin pernikahan mereka, karena Danu yang terkena PHK massal membuat kehidupan perekonomian mereka tak stabil.

"Sedikit lagi, Danu, cincin itu kembali ke jari istrimu, semangat!" Ponselnya bergetar menampilkan wallpaper sang istri tersenyum manis, pesanan kembali masuk, ia pun melajukan kendaraannya mengambil pesanan pelanggan.

Malam semakin larut, Danu mematikan fitur Ojolnya, melepaskan jaket hijau yang menjadi kebanggaannya.

"Eh Mas Danu, tumben pulangnya larut malam." Mbok Sumi pemilik warung di depan gang sebelum rumah Danu menyapa.

"Iya Mbok, lagi banyak orderan, kalau begitu saya duluan ya, Mbok, hati-hati kemalingan, papannya dirapatkan."

"Iya atuh, Mas Danu, kebiasaan Mbok, pelupa untung diingatkan, duh, Diah, punya suami paket komplit," ujar Mbok Sumi menatap kagum punggung Danu semakin menjauh. "Penyayang, pekerja keras, nggak pelit sama istri, top lah semoga pernikahan mereka langgeng."

Danu memarkirkan motornya di depan teras rumah dengan langkah lelah, namun tak pernah melupakan membelikannya jajanan untuk istrinya.

"Tumben, lampunya mati, Diah, udah tidur? Biasanya menungguku pulang." Danu mengintip di balik celan jendela tak menemukan keberadaan Diah ruang tamu.

Danu berjalan ke samping rumah, mengaitkan tangannya di atas sela pintu terdapat kunci cadangan, namun saat tangannya meraih klop pintu. "Tidak dikunci, Diah, ada di dalam atau keluar."

Tidak biasanya malam ini Diah lalai membiarkan pintu tak terkunci, langkah Danu masuk kedalam rumah dalam pencahayaan lampu remang-remang, kakinya tak sengaja menginjak sepasang sepatu pria.

"Perasaan aku tidak punya sepatu merk ini?" Perasaan Danu kian berkecamuk. Hatinya berdebar mendengar suara desahan yang keluar dari kamar tamu.

Danu dengan hati berdebar mendekati pintu kamar menempelkan telinganya di depan pintu kayu.

"Awh, Sayang, teruskan."

Tangan Danu terkepal kuat mendobrak pintu kayu itu dengan sekali hentakan terbuka.

"DIAH!"

Danu berteriak histeris melihat istrinya berada di atas tubuh seorang pria wajahnya tak terlihat jelas.

Diah yang kepergok, mendorong dada Lion. "Mas Danu."

Diah berdiri dsri kasur melilitkan kain selimut ditubuhnya. "Mas, aku bisa jelasin."

Mata Danu terbelalak melihat siapakah sosok pria bersama istrinya ternyata Lion—kepala staf rumah sakit tempatnya bekerja.

"Brengsek!" Danu melewati Diah begitu saja tatapannya tajam semakin menyala menyeret tubuh Lion turun dari ranjang, tangannya terkepal meninju wajah Lion.

"Badjingan, berani sekali kau menyentuh istriku."

Lion yang tak terima pukulan Danu, menghajarnya. "Diah, lebih nyaman bersamaku, kau hanya pekerja OB rendahan tak mampu membelikan skincare istrimu."

Bugh!

"Kau pria paling brengsek, kupikir kau sebatas kepala rumah sakit terhormat ternyata lebih terhina merebut istri orang," pekik Dsnu kembali melayangkan tinjunya.

Lion tertawa sinis mengusap hidungnya berdarah, sementara Diah menutup wajahnya takut. Lion menarik air liurnya dan meludahi wajah Danu.

Cuih!

"Danuel, kau ini bodoh. Kalau mau mempertahankan istrimu, kau harus bisa memberinya hidup yang lebih baik, bukan cuma jadi OB dengan penghasilan pas-pasan."

"Istrimu cantik dan selayaknya bersanding dengan lelaki mapan sepertiku."

Danu yang kembali melayangkan tinjunya ditahan Diah.

"Hentikan! Cukup, Danu."

Mendengar tangisan Diah, jemari tangan Danu terkepal perlahan terbuka, meskipun masih terasa sesak, Danu mengiyakan ucapan Diah.

"Pergilah, Lion." Diah mengusir Lion sebelum Danu semakin memberontak.

Lion tidak terima wajahnya rusak karena ulah OB rendahan kembali berbalik menunjuk wajah Danu. "Ajari suami mu itu sopan santun sebelum semua fasilitas yang dipakainya tercabut."

"Apa maksudnya, Diah, fasilitas apa yang berikan si badjingan itu."

Diah menutup rapat pintu rumahnya sebelum menjelaskan semuanya.

"Katakan Diah." Danu duduk lemas tatapan datar tak lagi melihat wajah istrinya dengan cinta. "Katakan sejak kapan kamu selingkuh, dengan siapa saja kau tidur selama di belakangku."

"Mas ...." Diah ketakutan tak berani melihat wajah suaminya.

Danu menatap tajam wajah Diah yang mulai menciut. Namun ia tak mengendurkan desakannya. "Katakan padaku, Diah! Sejak kapan semua ini terjadi? Dengan berapa banyak orang lagi kau mengkhianatiku selama aku berjuang untuk kita?"

Diah menarik napas dalam, suara gemetar memenuhi ruangan. "Mas, aku... aku terpaksa melakukan semua ini karena utang pinjaman kita yang makin menumpuk. Awalnya aku cuma ingin meminjam uang ke Lion, berjanji akan melunasinya setelah usaha warung kita berjalan lancar. Tapi warung itu bangkrut, dan aku terjebak."

Danu menggertakkan giginya, amarah membara menguasai dirinya. "Jadi kau memilih jalan ini? Tidur dengannya hanya karena utang? Kau tahu aku terlalu sibuk bekerja, berjuang mati-matian untuk kita, tapi aku tak pernah bisa memberikan kebahagiaan seperti yang kau inginkan!"

Dengan tubuh bergetar, Danu memukul keras dinding rumah, suara dentuman menggema memenuhi kamar. "Aku sudah berusaha, tapi aku kalah. Kalau memang aku tidak cukup, katakan saja dari dulu agar aku bisa berjuang lebih keras!"

Diah terisak, menundukkan kepala. "Aku tidak mau merepotkan kamu, Mas, setelah kena PHK dan jadi OB cuman bisa membayar kontrakan kita, aku nggak mau merepotkan kamu lagi dengan hutang pinjaman online yang aku cairkan."

Danu menahan sebisa mungkin bulir air matanya. "Aku gagal jadi seorang suami, melanggar sumpah janji pernikahan kita, tak ada orang ketiga didalamnya."

Perlahan Danu keluar mengambil celengan keramik berada disudut meja tak pernah Diah sadari.

"Selama ini aku bekerja sampingan, menabung sedikit demi sedikit membeli rumah impian kita, Diah, aku tak peduli siang dan malam, aku tak mau kamu merasa gelisah setiap kali tanggal menunjukkan angka satu pembayaran sewa kontrakan hunian kita, Diah."

Dengan sekali ayun, Danu memecahkan celengan itu ke lantai. " Butiran-butiran pecahan keramik suara benturannya cukup keras menandakan perasaan Danu ikutan hancur.

"Hari ini, kau menghancurkan bukan hanya celengan ini, tapi juga perasaanku sebagai seorang suami," ucap Danu dengan suara berat, menahan perih di hatinya. "Aku sudah berusaha, Diah, aku berjuang untuk kita. Tapi kau... kau malah memilih jalan yang menghancurkan kepercayaanku."

"Janji yang kamu ucapkan ketika malam pertama kita, aku merenggut kesucian mu dalam ikatan suci pernikahan, kamu mengatakan seluruh tubuhmu hanyalah milik ku seorang."

"Mas ..." Tangan Diah terulur menyentuh bahu suaminya. "Maaf."

"Tak ada kata permintaan maaf setelah apa yang aku lihat di depan mataku sendiri, hiburan malam yang seharusnya menjadi obat penenang ku, kau bagi pada lelaki lain, Diah. Tak ada satupun lelaki di dunia ini yang mau membagi mainannya, tapi ini bukan mainan."

Diah menghamburkan tubuhnya dalam pelukan Danu. "Aku Khilaf, Mas, aku berdosa."

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca