Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
DEWA PENJARA PENAKLUK SERIBU WANITA

DEWA PENJARA PENAKLUK SERIBU WANITA

Myra Sun | Bersambung
Jumlah kata
29.2K
Popular
525
Subscribe
161
Novel / DEWA PENJARA PENAKLUK SERIBU WANITA
DEWA PENJARA PENAKLUK SERIBU WANITA

DEWA PENJARA PENAKLUK SERIBU WANITA

Myra Sun| Bersambung
Jumlah Kata
29.2K
Popular
525
Subscribe
161
Sinopsis
PerkotaanAksiKekuatan SuperBela DiriDokter
Enam tahun yang lalu, Mario menghilang secara misterius. Orang-orang mengira dia mengalami hal buruk karena dirundung di sekolah. Siapa sangka Mario diselamatkan oleh beberapa guru cantik dan menjalani kehidupan yang dikeliling wanita cantik dalam penjara wanita. Selain itu, ia juga diam-diam belajar kultivasi. Setelah keluar dari penjara wanita, tak ada satu pun yang bisa mengalahkan keterampilan medis dan kultivasinya!
BAB 1

Penjara Wanita Angsa

Penjara ini terkenal sebagai penjara wanita yang mengurung berbagai narapidana perempuan berbahaya. Para narapidana ini memiliki berbagai macam pekerjaan yang tak bisa diremehkan. Mereka ada yang bekerja sebagai mata-mata negara musuh, raksasa ahli finansial di perusahaan-perusahaan elit global, hingga berprofesi sebagai pembunuh dan tentara bayaran kelas kakap yang sulit untuk ditakhlukkan.

Seperti biasa, kini para tahanan itu tampak sedang berbaris rapi dan memanjang bagaikan ular. Mereka tampil sangat cantik dan menawan dengan tubuh mereka yang tinggi semampai dan berisi padat di bagian tertentu. Tentu saja semua yang melihat mereka tak akan pernah menyangka bahwa mereka adalah para wanita berbahaya dan memiliki keterampilan membunuh yang hebat.

Di ujung barisan tersebut, tampak seorang pria bernama Mario Adinata. Dia adalah satu-satunya pria yang ada di Penjara Wanita Angsa.

"Tampan sekali Mario hari ini," puji seorang wanita dengan bando berwarna merah.

"Kekasihku Mario. Aku jadi merindukan sentuhan tangannya yang lembut itu," timpal wanita dengan riasan eyes shadow ungu kemerahan di matanya yang sipit seperti mata rubah cantik itu.

Sementara itu, wanita berambut pendek di depan Mario tampak dengan sengaja membuka kancing di belahan dadanya lebih ke bawah untuk menarik perhatian Mario. Dia kemudian menyentuh dadanya yang padat dan besar itu.

"Dokter Tampanku, dadaku sakit sekali," tutur wanita berambut pendek itu. Dia meraih kedua tangan Mario dan langsung menyentuhkannya ke dadanya yang membusung itu. "Tolong periksa dong? Aku sesak napas nih."

Wanita berambut merah panjang sepunggung di belakang wanita berambut pendek itu berdecak dan menarik wanita berambut pendek itu. "Dia sesak dada karena pakaiannya terlalu ketat saja. Lebih baik periksa aku saja, Marioku yang ganteng. Badanku gatal-gatal nih. Pengen banget kamu garuk," wanita itu melepas kemejanya sehingga yang terlihat adalah sport bra-nya. Dia memeluk Mario dan mendusel manja.

"Jangan serakah kamu! Aku juga mau dipeluk Marioku!" teriak para wanita di barisan belakang. Mereka tampak cemburu dan ingin merasakan pelukan hangat dari Mario.

"Cintaku Mario! Kamu jangan tergoda oleh rubah licik itu!" seru wanita berkuncir kuda dengan kaos warna merah. "Aku kan sudah bilang kalau aku mau melahirkan anak darimu."

"Aku juga mau kok melahirkan anak dari Mario!" timpal wanita berambut pendek dengan kacamata berwarna ungu. "Aku akan memberikan dua anak kembar sekaligus padamu, Sayangku!"

"Jangan mau! Aku akan memberikan sebelas anak padamu!" balas wanita berambut ungu. "Kita bisa membuat kesebelasan sepak bola!"

"Aku bisa memberikan selusin anak untukmu Marioku Sayang!"

Mario pening sekali menjadi bahan rebutan para tahanan wanita itu. Dia pun segera memegang perutnya. "Aduh, perutku sakit! Aku harus ke kamar mandi dulu!" teriak Mario. "Pemeriksaannya dilanjut nanti sore saja ya!"

Mario buru-buru pergi kabur karena sudah tak mampu mengendalikan para tahanan wanita yang berteriak manja memohon perhatian dan kasih sayangnya itu. Mario memilih untuk duduk di lapangan penjara.

Mario Adinata menghela napas bosan menatap para narapidana cantik yang masih mengintai dirinya dari kejauhan. Dalam hati ia mengeluh, "Ini semua terjadi karena Guru Kedua! Dia bilang dia bakal menjemputku. Tapi, sekarang sudah tiga tahun, dia tak ada kabar sama sekali!"

Mario memandangi langit yang cerah. Ingatannya mengenang masa lalunya. Masih jelas di ingatannya, gurunya mengirimnya ke sini dengan alasan untuk melatih ilmu medis.

"Kamu bisa meningkatkan kemampuan medismu dengan menangani berbagai penyakit aneh para napi wanita," terang Guru Kedua memberikan perintah pada Mario.

"Baik, Guru!" jawab Mario Adinata saat itu dengan senyuman lebarnya.

Awalnya Mario tentu saja sangat senang bisa melihat beragam kecantikan dengan gaya berbeda-beda membuatnya mengira hidupnya sudah seperti di surga. Sayangnya, belum ada sebulan, dia sudah merasa kewalahan.

Sungguh di luar dugaannya, para wanita itu buas seperti serigala. Para narapidana cantik dan seksi itu benar-benar mampu menguras tenaganya habis-habisan setiap hari.

Namun, nasi sudah terlanjur jadi bubur. Mario harus bertahan di sana sesuai dengan perintah gurunya. Makanya, dia tetap berusaha mengobati para narapidana cantik di Penjara Wanita Angsa ini.

Berkat hal itulah, selama tiga tahun ini kemampuan medisnya memang meningkat pesat. Tingkat kultivasinya juga naik dari Tahap Pemurnian Energi ke Tahap Pembangunan Fondasi.

Menurut aturan perguruannya, jika sudah mencapai Tahap Pembangunan Fondasi Sempurna, dia sudah bisa turun gunung dan kembali ke dunia luar. Tapi saat ini, dia masih belum sampai ke Sempurna.

Sementara itu, setiap hari, dirinya tetap saja dikuras tenaganya oleh para wanita ini. Apa yang dia jalani selama berada di penjara wanita ini bagaikan sebuah kebahagiaan yang bercampur penderitaan. Satu-satunya yang bisa Mario lakukan hanyalah pasrah pada godaan para narapidana cantik yang penuh hasrat pada dirinya itu.

Suatu hari, kepala penjara yang tampak cantik meski sudah berusia 40 tahun itu menghampiri Mario yang sedang mengobati narapidana di ruang kesehatan. "Tuan Mario Adinata, ada tamu yang mencarimu. Ayo ikut denganku," tutur kepala penjara itu.

"Baik! Aku akan ke sana!" sahut Mario. Dia segera mengancingkan kemejanya dan merapikan pakaiannya sebelum keluar mengikuti kepala penjara.

Pasti yang datang Guru Kedua! akhirnya Guru Kedua menjemputku!" batin Mario di dalam hati. Dengan penuh semangat baru, Mario berlari menuju ruang tamu.

Para napi wanita yang melihatnya pergi masih terpesona oleh ketampanannya dan sentuhan yang barusan terjadi. Mereka tetap memuja Mario yang melesat ke ruang tamu secepat kilat.

Sesampainya di ruang tamu, Mario Adinata terhenyak bingung. Ternyata tamunya bukanlah gurunya, melainkan seorang wanita cantik berwajah dingin.

"Kau pasti Mario Adinata ya," sapa wanita cantik itu. "Aku adalah Joycelyn Srena dan aku adalah tunangan Mario Adinata."

Mario mendekati wanita itu. Dia bisa melihat bahwa wanita itu menatapnya dengan pandangan yang sangat angkuh, seolah-olah mau datang ke sini untuk menemuinya saja sudah merupakan suatu kemurahan hati.

Joycelyn Srena melanjutkan ucapannya, "Aku sebenarnya baru saja tahu dari keluargaku tentang perjodohan ini. Tentu saja aku sangat kaget mendapati tunanganku ternyata seorang tahanan di penjara wanita. Aku jadi curiga kalau kau pasti ada kelainan jenis kelamin atau perilaku seksual. Benar, kan?"

Mario Adinata memang punya setumpuk surat perjanjian pernikahan yang diberikan gurunya, tapi dia tidak pernah dibuka. Sungguh kedatangan Joycelyn Srena saat ini bagaikan sebuah petir di siang bolong yang sangat mengagetkan dirinya.

"Mario Adinata, aku ingin kau memutuskan pertunangan denganku mulai hari ini!" pinta Joycelyn. "Menurutku, kita tak mungkin bersatu baik secara biologis maupun dari segi status. Lebih baik, kita jadi kakak beradik saja. Itulah pilihan terbaik yang bisa aku tawarkan padamu."

"Itu sangat konyol!" timpal Mario tak terima. "Kenapa kita tak bisa bersatu secara biologis? Kau meremehkan kejantananku ya? Asal kau tahu ya, kondisi tubuhku ini sudah terverifikasi oleh seluruh penghuni penjara. Kamu bisa menanyakan hal ini pada semua narapidana di sini."

"Tetap saja aku tidak mau bertunangan denganmu! Kita harus putus tunangan!" tegas Joycelyna Srena dengan wajahnya yang cantik tapi angkuh itu.

"Oke. Soal putus pertunangan, aku sama sekali tidak keberatan," tutur Mario. "Surat perjanjian pernikahan yang terlalu banyak itu malah jadi ganjalan saat aku tidur dan memang menggangguku. Nanti kalau aku sudah keluar, aku akan kembalikan padamu sebagai bukti putusnya pertunangan kita."

"Aku tak bisa mempercayai ucapanmu!" Joycelyn Srena menatap sinis ke Mario. "Aku yakin kamu berkata seperti ini hanya pura-pura tenang untuk menyelamatkan harga dirimu saja."

"Apa maksudmu?" Mario menatap bingung wanita cantik itu.

"Aku tahu kok kalau orang tuamu itu hanyalah petani biasa dari Desa Anggrek di Kota Merlian. Saking miskinnya, kau sampai putus universitas sebelum kau menghilang selama enam tahun. Tiga tahun lalu, ada kabar bahwa kau dikirim ke penjara seumur hidup ini," ejek Joycelyn Srena dengan sengaja merendahkan martabat dan latar belakang keluarga Mario. "Tahanan miskin seperti kau itu tidak pantas menjadi menantu keluarga Srena. Makanya, kalau kau mau mengembalikan surat perjanjian pernikahan, aku bisa membantu keluarga Adinata melewati masa sulit."

Semua ucapan Joycelyn benar-benar pedas di telinga Mario. Hal ini membuat Mario Adinata merasa ada firasat buruk yang akan menghantuinya secepatnya, terutama ketika Joycelyn membahas tentang keluarganya di desa.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca