Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Fate of Inugami

Fate of Inugami

Koneko | Tamat
Jumlah kata
150.6K
Popular
1.7K
Subscribe
263
Novel / Fate of Inugami
Fate of Inugami

Fate of Inugami

Koneko| Tamat
Jumlah Kata
150.6K
Popular
1.7K
Subscribe
263
Sinopsis
PerkotaanSupernaturalKarya KompetisiIblisDewa
Kazuki Fujiwara adalah seorang anak yang terlahir di malam Bulan Darah, di mana pada saat itu keluarga Okamoto melakukan ritual untuk membangkitkan roh Inugami, di sebuah kuil kecil di desanya. Namun karena roh tersebut tertarik pada Kazuki, ia memilih masuk ke dalam tubuh bayi merah itu, yang membuat sepasang matanya berubah menjadi merah. Ia pun dianggap telah menerima kutukan dan diminta untuk disingkirkan oleh keluarga besar sang Ayah, namun kedua orang tuanya tidak sejahat itu dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang.Ketika ia menginjak usia dewasa dan Kazuki menyadari siapa dirinya, ia mendapatkan bantuan dari Nenek Misaki, untuk mengendalikan kekuatan. Sementara itu, kejadian hilangnya orang-orang dan kematian-kematian misterius, membuat keluarga Okamoto harus cepat bertindak mencari sang Inugami. Ketika mengetahui jika Kazuki adalah pemuda yang dimasuki oleh sang Inugami, keluarga Okamoto pun membujuknya untuk melakukan Perjanjian Darah dengan sang Inugami, demi keselamatan umat manusia!
Kelahiran sang Putra Titisan

“Ini tidak baik.” Seorang wanita tua berdiri di balik jendela kamar, menatap langit yang nampak disinari oleh cahaya bulan kemerahan. “Ada apa, Ibu?” Seorang pria muda menghampiri wanita yang ia panggil Ibu, ia ikut menatap keluar jendela dengan kening berkerut. “Beritaukan kepada Fumiko, untuk berjaga-jaga setelah ia melahirkan, ini bukan malam yang baik. Ada banyak sekali Yokai yang mengincar bayinya! Cepat, Akemi!”

Pria muda bernama Akemi itu segera melesat pergi menuju ruangan, tempat di mana sang Istri sedang melahirkan, ia bisa mendengar suara erangan dari dalam, pertanda jika proses persalinan masih berlanjut. “Tenanglah, Akemi, ia membawa Omamori* pemberian Ibunya, anak kami pasti lahir dengan selamat!” Akemi mencoba untuk menenangkan dirinya dan menempelkan telinga pada fusuma**.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruang persalinan tersebut, Akemi baru saja akan masuk karena merasa tidak sabar, namun tiba-tiba terdengar suara lolongan anjing dan serigala yang bersahut-sahutan. Suasana di dalam rumah itu bahkan terasa berbeda, Akemi merasakan seolah ada gelombang kegelapan, yang perlahan menghampiri mereka,

Tanpa pikir panjang ia segera masuk ke dalam ruangan tersebut, wajahnya terlihat tegang dan pucat, demikian pula dengan sang Dokter yang menangani proses persalinan itu, dan juga Fumiko, istrinya. “Apakah ramalan Nyonya Misaki akan menjadi kenyataan?” Dokter wanita itu bertanya kepada Fumiko, sambil mengintai dari balik tirai jendela ruangan. Bulu kuduknya berdiri melihat serigala-serigala yang berada di sekitar lingkungan rumah tersebut.

“Ntahlah, aku tidak tau, Rika. Ibuku memang ahli dalam meramal, namun meramal masa depan cucu pertamanya seperti itu, membuatku merasa perlu untuk menyangkalnya.” Fumiko menjawab dengan nada bergetar. Akemi segera menghampiri Rika yang masih menggendong putranya, raut wajahnya terlihat cemas, sesekali ia menoleh ke arah jendela dan menghela nafas dalam-dalam, hingga tiba-tiba terdengar derap langkah kaki menuju ke ruangan tersebut.

Ia pun segera memberikan putranya yang bahkan belum ia beri nama, kepada sang Istri. Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka, nampak kedua kakak laki-laki Akemi berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang pucat. “Akemi, kau harus melihat ini!” Akemi bergegas keluar, mengikuti Ryota dan Mikio, keduanya lantas mengintai dari balik jendela diikuti oleh Akemi. Pria muda itu benar-benar tidak bisa mempercayai penglihatannya pada saat itu.

Di bawah cahaya bulan yang bersinar kemerahan, ia bisa melihat ada banyak sekali Yokai*** yang mengelilingi rumah keluarga Fujiwara! Mulai dari sosok orang tua bertubuh kerdil, wanita bertubuh laba-laba ataupun ular, sosok gadis kecil tanpa bola mata, dengan kimono putih berlumuran darah. Kelabang berkepala manusia, ular besar, sosok pria dengan baju zirah dengan kepala di tangannya, dan masih banyak sekali jenis yokai yang berkeliaran. Seolah mereka sedang menantikan bayi yang baru saja dilahirkan.

“Sepertinya ramalan Ibu Mertua-mu menjadi kenyataan, Akemi, putramu benar-benar dalam bahaya, aroma darahnya yang manis pasti telah memanggil mereka kemari. Aku tidak yakin, apakah Omamori yang diberikan oleh Ibu Mertua-mu manjur?” Akemi menelan ludahnya, ia mencoba memikirkan cara untuk menyelamatkan putranya dari semua kemungkinan terburuk. Akan tetapi keadaan seolah memburuk, tiba-tiba saja yokai-yokai itu mulai beranjak mendekati rumah mereka, bersamaan dengan aroma yang lembab dan pengap.

“Apa yang harus kita lakukan?” Ryota menatap Akemi, ia terlihat panik, namun kakinya seolah tertanam di tempat ia berdiri. “Akemi, lakukan sesuatu!” tiba-tiba terdengar suara Nyonya Shiori, sang Ibu terlihat panik, wajahnya kemerahan karena cahaya bulan yang masuk melalui celah koridor. Baru saja Akemi melihat ke luar lagi, tiba-tiba saja mereka melihat semacam kabut atau asap hitam yang bergerak dengan cepat, melintasi langit malam yang kemerahan. Kabut hitam itu memiliki sepasang mata berwarna merah, yang kemudian melalui yokai-yokai tersebut.

Yang membuat mereka kebingungan, yokai-yokai tersebut terlihat takut, mundur, dan menghilang di dalam kegelapan malam, sementara kabut hitam itu masuk dengan cepat ke dalam rumah mereka melalui celah ventilasi, tanpa bisa dicegah. Mereka berlari mengejarnya, namun kabut hitam itu bergerak sangat cepat, lalu menyelimuti tubuh bayi yang sedang digendong oleh Fumiko. Wanita itu berteriak histeris, sementara yang lainnya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, Dokter Rika bahkan tidak sempat menggerakkan tubuhnya, karena kejadian itu benar-benar sangat cepat!

“Apa yang terjadi dengan putraku?” Fumiko menangis histeris. Akemi segera mengambil putranya dan menatap bayi itu dengan seksama, kabut hitam itu perlahan seolah menyerap ke dalam tubuh sang Bayi yang masih merah. Anak itu bahkan tidak menangis dan justru tertawa kecil menatap sang Ayah. Akan tetapi sesuatu terjadi dan membuat Akemi gemetar karenanya. Sepasang mata bayinya yang berwana hitam, perlahan berubah menjadi merah, sama persis dengan sosok di dalam kabut hitam, yang tadi masuk ke dalam tubuh putranya.

“Iblis! Anak itu pasti telah dimasuki oleh Iblis! Sama seperti ramalan Ibumu, Fumiko!” Nyonya Shiori terlihat histeris dan menunjuk-nunjuk putra Akemi. “Ibu! Jaga bicaramu, Nyonya Misaki tidak pernah bilang jika ia akan dimasuki Iblis, ia hanya bilang jika putra kami memiliki darah yang disukai Yokai, dan ke depannya mungkin ia akan terus berurusan dengan mereka! Tugas kami sebagai orang tua adalah melindunginya!”

“Berarti ramalannya meleset, masa depan putramu kini diliputi oleh kegelapan, Akemi. Apakah tidak sebaiknya jika ia diasingkan? Ke kuil misalnya?” Ryota mengatakan hal itu dengan nada yang sangat berhati-hati, namun Akemi tidak bisa menerima hal itu. “Tidak! Aku tidak akan memberikan putraku pada siapapun, kami bisa mengatasi hal ini. Aku akan meminta pendapat Nyonya Misaki, demi menolong putraku!” Fumiko mulai sesegukan mendengar perdebatan itu, ia juga merasa cemas pada putra yang baru saja ia lahirkan.

“Apakah kau gila, Akemi? Bisa saja putramu justru membahayakan hidup kalian!” Nyonya Shiori berbicara dengan suara gemetar ketakutan. “Jika itu adalah aku, apakah Ibu akan mengasingkanku juga?” Akemi mempertanyakan hal tersebut kepada sang Ibu, dan wanita itu kini seolah kehilangan kata-kata. “Aku akan membawa keluarga kecilku meninggalkan Desa Miyama, dan membawa mereka kembali ke Kyoto, kami akan merawatnya dan mencari cara untuk melepaskan apapun itu, yang masuk ke dalam tubuhnya. Kalian tidak perlu mencemaskan kami. Sampaikan permohonan maafku pada Ayah, karena aku tidak menepati janjiku untuk tetap tinggal di sini.”

Akemi membuat keputusan yang mendadak dan cukup mengejutkan, namun mereka tidak memiliki pilihan lain. Malam itu Akemi menjaga dan mengamati perkembangan putranya, namun anak itu terlihat seperti bayi normal kebanyakan, ia menangis di saat lapar dan mengganti popok. Yang membuatnya berbeda, hanyalah sepasang matanya yang berwarna merah. Fumiko awalnya terlihat sangat sedih, namun melihat sang Suami yang berbesar hati dan tetap menyayangi putra mereka, perlahan ia pun bisa menguatkan hatinya.

“Apakah putra kalian sudah memiliki nama?” Rika bertanya sembari membantu Fumiko mengenakan pakaiannya, Akemi menatap bayi yang tertidur di dalam gendongannya, ia nampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Rika. “ Kazuki, Kazuki Fujiwara.”

Noted :

*Jimat di dalam kantung kain kecil.

**Pintu geser.

***Yokai : Iblis/Siluman.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca