Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Raja Tanpa Tahta

Raja Tanpa Tahta

Permaisuri | Bersambung
Jumlah kata
23.5K
Popular
206
Subscribe
63
Novel / Raja Tanpa Tahta
Raja Tanpa Tahta

Raja Tanpa Tahta

Permaisuri| Bersambung
Jumlah Kata
23.5K
Popular
206
Subscribe
63
Sinopsis
18+PerkotaanAksiGangsterBadboyBela Diri
Emmeth, seorang siswa berkacamata yang tampak biasa, terpaksa pindah ke sekolah menengah atas di pinggiran kota Seattle setelah keluarganya mengalami masalah finansial. Sekolah barunya, Lincoln High, bukanlah sekolah biasa—ini adalah tempat pembuangan bagi anak-anak bermasalah yang tidak diterima di sekolah-sekolah elit di pusat kota. Di hari pertama, Emmeth langsung menjadi target ejekan dan intimidasi karena penampilannya yang terlihat lemah dan berkacamata. Para siswa di Lincoln High, yang sebagian besar adalah anak-anak dari keluarga broken home, keluarga kaya, dan pemberontak, menganggap Emmeth sebagai mangsa yang mudah. Situasi memburuk ketika Emmeth menyaksikan Rachel, seorang siswi pemalu dan rapuh, dipukuli dan diintimidasi oleh The Wolves—geng lumayan ditakuti di sekolah yang dipimpin oleh Derek, seorang siswa berotot dengan masa lalu kelam. Geng itu menempati posisi kedua setelah pemimpin sebenarnya dalam sekolah itu. Namun, Emmeth yang tidak tahu bahwa di belakang Derek masih ada pemimpin lain yang tersembunyi, Emmett melangkah maju untuk melindungi Rachel, meskipun Emmeth tahu konsekuensinya akan berat. Keputusan Emmeth membuatnya menjadi musuh utama The Wolves. Derek dan anak buahnya berniat menghajar Emmeth habis-habisan sebagai peringatan bagi siapapun yang berani menentang mereka. Namun, di saat kritis itu, Emmeth menunjukkan kemampuan bertarung yang mengejutkan semua orang. Di balik penampilan culunnya, tersimpan keterampilan bela diri yang mematikan. Kemenangan Emmeth melawan The Wolves hanyalah awal dari perang yang lebih besar. Lambat laun Emmeth menyadari bahwa di sini ada organisasi yang tersembunyi. Banyak siswa lemah dan tidak berdaya yang menjadi mangsa kekerasan setiap hari oleh mereka yang kuat. Emmeth merasa terpanggil untuk menjadi pelindung mereka, meskipun itu berarti berhadapan dengan seluruh sistem kekerasan yang telah mengakar di Lincoln High. Dengan satu jalan Emmett bahkan mendaftar untuk turnamen bawah tanah. Derek tahu apa artinya itu. Emmett diakui oleh murid paling berpengaruh di Lincoln High. Namun, Derek tidak akan menyerah begitu saja. Dia memiliki koneksi dengan geng jalanan yang lebih berbahaya, dan pertarungan terakhir akan menentukan siapa yang benar-benar menguasai Lincoln High. Situasi semakin menegangkan, karena Emmeth menggunakan semua kemampuannya tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk membuktikan bahwa keberanian dan keadilan dapat mengalahkan kekerasan dan intimidasi. Padahal dari awal kepindahan Emmeth adalah, Emmeth bertekad akan bersekolah dengan tenang sampai kelulusan. Akan tetapi, situasi saat ini justru berbeda. Akankah Emmeth berhasil? Atau Emmeth yang justru babak belur?
Bab 1. Hari Pertama

Hujan Seattle turun dengan deras pada pagi itu, membasahi kaca jendela bus kota yang membawa Emmett menuju sekolah barunya. Dia menekan kacamatanya yang selalu melorot, sambil menatap bangunan tua berlantai tiga yang muncul di balik kabut tipis. Lincoln High School.

Dari luar, sekolah itu tampak seperti penjara. Cat tembok yang mengelupas, jendela-jendela berlapis kawat besi, dan halaman yang dipenuhi sampah berserakan. Emmett menarik napas panjang. Ini sangat berbeda dengan Eastwood Prep, sekolah swasta di mana dia belajar sebelumnya sebelum ayahnya kehilangan pekerjaan.

Bus berhenti dengan bunyi desis rem yang nyaring. Emmett turun sambil menggenggam tali tas ranselnya erat-erat. Beberapa siswa yang juga turun dari bus melemparkan tatapan mengejek ke arahnya. Kemeja putih yang dimasukkan rapi ke dalam celana, sepatu kulit yang masih mengkilap, dan kacamata tebal. Emmett memang terlihat seperti alien di antara mereka yang berpakaian serampangan dengan jaket kulit compang-camping dan sepatu boots lusuh.

“Heh, lihat tuh.” seorang gadis berambut merah dengan tindikan di hidung berbisik kepada temannya.

“Daging segar.” Yang lainnya menyahut.

Teman gadis itu, seorang cowok tinggi dengan tato di leher, terkikik. “Kayaknya kau salah sekolah deh, Anak Culun.”

Emmett berpura-pura tidak mendengar dan terus berjalan masuk ke gedung sekolah. Lorong-lorong Lincoln High gelap dan pengap, berbau campuran antara desinfektan murah dan rokok. Graffiti memenuhi dinding-dinding yang sudah usang.

Emmett mencari-cari papan informasi, tapi yang dia temukan hanyalah poster-poster lusuh tentang peraturan sekolah yang sudah tidak ada yang peduli. Dia butuh ke ruang administrasi untuk mendapatkan jadwal kelas dan nomor lokernya.

Suara teriakan dari ujung lorong membuat Emmett menoleh. Di sana, dia melihat seorang gadis kurus berambut coklat sebahu tengah dikelilingi oleh lima orang siswa. Gadis itu mencoba melindungi tas sekolahnya, tapi salah seorang cowok kekar dengan rambut cukur botak merebut tas itu dan membuang isinya ke lantai.

“Bayar upeti mingguanmu, Rachel.” Cowok itu mendesis, sepertinya dia yang memimpin.

“Atau aku akan memberimu pelajaran yang lebih keras.”

“Aku tidak punya uang, Derek. Mama sedang sakit, semua uang habis untuk obat-obatan.” Rachel berkata dengan suara gemetar.

“Bukan masalahku!” Derek mendorong Rachel sampai gadis itu tersandung dan terjatuh.

“Aku akan memberimu waktu sampai besok. Kalau masih tidak ada uang, bersiaplah untuk dihajar.”

Anak buah Derek tertawa. Salah seorang gadis dengan make-up tebal menendang buku-buku Rachel sampai berserakan ke mana-mana.

“Hei, Derek. Bagaimana kalau kita memberi contoh sekarang? Biar dia tidak berani membohongi kita lagi.” Si gadis bermake-up tebal itu seperti sedang berusaha mengompori.

Derek menyeringai kejam. “Ide bagus, Cecil.”

Rachel mencoba merangkak mundur, tapi punggungnya sudah mentok dinding. Derek mengangkat tangannya, bersiap memukul gadis itu.

“Hentikan!”

Suara itu keluar dari mulut Emmett tanpa dia sadari. Semua mata langsung tertuju padanya. Derek menurunkan tangannya dan berbalik, menatap Emmett dengan tatapan mengejek.

“Siapa kau? Hero baru? Kau pikir kau siapa, Kacamata?” Derek tertawa.

Emmett melangkah maju meski lututnya gemetar. “Lepaskan dia! Aku melihatnya. Dia tidak melakukan apa yang salah. Kalian yang berbuat tidak benar.”

Cecil terkekeh. “Wah, si Kacamata kenal nama si Pecundang! Jangan-jangan kalian sudah jadian?”

Derek melangkah mendekati Emmett. Perbedaan tinggi dan massa tubuh mereka sangat mencolok. Derek hampir dua kali lebih besar dari Emmett yang kurus dan berkacamata.

Derek mengamati Emmett dengan tajam. “Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kau baru hari pertama sudah sok jagoan.”

Detik berikutnya, siapa sangka Derek mencengkram kerah baju Emmett. “Aku beri kau pelajaran tentang hirarki di sini.”

Bau alkohol dan rokok menyeruak dari mulut Derek. Emmett bisa merasakan napas panas pria itu di wajahnya.

“Dengar baik-baik, Kutu Buku,” desis Derek.

“Ini bukan sekolah mewahmu yang dulu. Di sini, yang lemah dimakan yang kuat. Dan kau…” Derek mengangkat kepalan tangannya.

“Kau adalah makanan empuk.”

Derek melayangkan pukulan keras ke arah wajah Emmett. Namun, yang terjadi selanjutnya mengejutkan semua orang yang ada di sana.

Emmett menangkap pergelangan tangan Derek dengan gerakan cepat dan memelintirnya ke belakang. Derek menjerit kesakitan ketika Emmeth menekan titik saraf di lengannya.

“Apa—sialan!” Derek mencoba melawan, tapi Emmett sudah mengunci pergerakannya.

“Lepaskan gadis itu!” Emmett berkata dengan suara dingin yang tidak pernah keluar dari mulutnya sebelumnya.

“Dan jangan pernah mengganggunya lagi,” tegas Emmett.

“Kau gila—” Derek mencoba menyentak, tapi Emmett menekan lebih keras sampai cowok berbadan kekar itu terpaksa berlutut.

Anak-anak buah Derek terdiam, tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Si cupu berkacamata yang terlihat seperti angin sepoi-sepoi bisa menundukkan Derek yang paling ditakuti di sekolah.

“Minta maaf pada Rachel,” perintah Emmett.

“Dalam mimpimu—aaargh!” Derek menjerit ketika Emmett menekan titik saraf yang lain.

“Minta maaf.”

“M-maaf.” Derek terpaksa bergumam dengan wajah meringis kesakitan.

Emmett melepaskan cengkeramannya. Derek bangkit sambil mengusap lengannya yang mati rasa, menatap Emmett dengan mata berapi-api.

“Kau akan menyesal! Aku punya banyak teman. Ini belum selesai, Kacamata,” bisik Derek.

Derek dan gengnya pergi sambil bergumam ancaman. Lorong kembali sepi, hanya tersisa Emmett dan Rachel yang masih duduk di lantai dengan buku-buku berserakan di sekitarnya.

Emmett berlutut dan membantu Rachel mengumpulkan buku-bukunya. Tangannya gemetar—adrenalin baru saja surut dan Emmett baru menyadari apa yang baru saja dia lakukan.

“Apa kau baik-baik saja?” Emmett bertanya sambil menyerahkan sebuah buku matematika kepada Rachel.

Rachel mengangguk pelan, tapi matanya menatap Emmett dengan heran dan takjub. “Kau...bagaimana kau bisa melakukan itu? Derek itu juara regional gulat.”

Emmett mengangkat bahu, kacamatanya berembun. “Aku juga tidak tahu. Tubuhku bergerak sendiri.”

“Terima kasih.” Rachel mencoba berdiri.

“Tapi, kau sebaiknya berhati-hati. Derek punya banyak teman, dan mereka tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja,” tambahnya.

“Namaku Emmett. Emmett Davies.” Emmett memperkenalkan diri sambil membantu Rachel membersihkan debu dari bajunya.

“Rachel Rodriguez.” Gadis itu membalas sambil tersenyum tipis, senyum pertamanya hari itu.

“Selamat datang di Lincoln High, Emmett. Tempat di mana keajaiban bisa menjadi mimpi buruk.”

Bel sekolah berbunyi nyaring, menandakan dimulainya pelajaran pertama. Emmett menatap ke arah lorong yang tadi dilalui Derek dan gengnya.

“Emmett.” Rachel menyentuh lengan Emmett.

“Ruang administrasi ada di lantai dua, belok kiri dari tangga utama.”

Emmett tersenyum. Lega karena Rachel memberikan petunjuk. “Terima kasih. Sampai ketemu lagi, Rachel.”

Saat Emmett berjalan menuju tangga, dia bisa merasakan pandangan mata dari berbagai arah. Berita tentang kejadian tadi pasti sudah mulai menyebar. Dia tahu bahwa hari pertamanya di Lincoln High baru saja menjadi jauh lebih rumit dari yang dia bayangkan.

Tapi, ada sesuatu yang bergejolak di dalam dadanya, perasaan aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Mungkin Rachel benar. Mungkin Emmett memang akan mengalami mimpi buruk di tempat ini.

Atau mungkin, Emmett akan menjadi mimpi buruk bagi mereka yang menindas yang lemah.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca