Kota Bekasi.
Siang hari, di Warung Makan Sederhana Bu Yati.
Perempuan itu punya wajah tirus dan rambut hitam panjang terurai, dengan penampilan yang kalau dinilai, ya bolehlah 8,5 dari 10. Dia duduk santai menatap cowok di depannya Arif, yang tampilannya kayak penjual gorengan keliling. Raut jijik mulai muncul di wajahnya.
Beberapa menit kemudian, perempuan itu bicara dengan nada sok:
"Kenalin, nama aku Shinta. Umurku 23. Lulusan Universitas Negeri Jakarta, dan sekarang kerja di perusahaan multinasional dengan gaji 200 juta setahun."
Arif menjawab kalem, "Nama gue Arif. Umur juga 23. Lulusan SMA doang, sekarang kerja jadi admin gudang, gaji empat juta per bulan."
"Oh," jawab Shinta singkat sambil makin kelihatan males.
Dalam hatinya, dia langsung nyumpahin ibunya kenapa sih nyuruh dia ketemuan sama orang beginian?
Ya, Arif emang lumayan ganteng. Tapi ganteng doang bisa apa?
Dia enggak kuliah!
Enggak punya karier yang menjanjikan!
Jelas-jelas gak selevel sama dia!
Shinta ngambil gelas jus jambu dan minum sambil pura-pura santai.
...
Arif pun harus ngaku dalam hati Shinta emang cantik. Tapi nada bicaranya yang tinggi dan wajah sinisnya itu bikin ilfil.
Dia bukan tipe cowok yang suka ngejilat. Mau dianggap rendah kek, diremehin kek dia gak peduli.
Mereka berdua duduk saling berhadapan dalam diam. Suasananya jadi awkward banget.
"Drrt! Drrt!"
Tiba-tiba HP Arif bergetar.
Dia buka layar ponsel dan mendapati pesan aneh:
> [Ding! Kamu menerima DANA sebesar 7 miliar rupiah. Ambil sekarang?]
Arif langsung ketawa kecil.
Tujuh miliar DANA? Ya elah, ini apaan? Semua warga Indonesia kasih DANA ke gue?
Biasanya, dia langsung skip iklan ginian.
Tapi karena lagi bete dan penasaran, dia pencet tombol "Ambil Sekarang."
Paling-paling juga muncul iklan game...
Ding! Ding!
Layar HP-nya langsung nyala Biru terang. Muncul amplop Biru.
Arif pencet "Buka."
> [Selamat! Kamu dapat 19.999.000 rupiah!]
Muncul amplop lagi.
> [Selamat! Kamu dapat 99.000 rupiah!]
Eh… bentar deh… ini mainan doang atau serius?
Dia pengin nutup aplikasinya. Tapi tiba-tiba muncul dua SMS dari bank.
> [Notifikasi BRI: Rp19.999.000 telah masuk ke rekening Anda pukul 12:00 WIB]
[Notifikasi BRI: Rp99.000 telah masuk ke rekening Anda pukul 12:00 WIB]
Jantung Arif nyaris copot.
Lah!? Duitnya beneran masuk!?
Dia langsung buka amplop-amplop selanjutnya:
> [Selamat! Kamu dapat 29.999.000!]
[Selamat! Kamu dapat 2.000.000!]
[Selamat! Kamu dapat kemampuan Mengemudi Profesional!]
[Selamat! Kamu dapat 5.000 rupiah.]
Sementara itu, bank juga terus ngirim notifikasi saldo bertambah.
Arif melongo.
Ini semua... beneran!?
Shinta yang duduk di depannya mulai risih karena Arif sibuk main HP dan gak ngajak ngobrol.
Dia ngintip ke layar Arif dan melihat tulisan:
> [Selamat! Kamu dapat 5.000 rupiah.]
Shinta makin muak.
Cowok ini malah asik ngumpulin receh di HP pas lagi kencan sama gue!?
Dia langsung berdiri dengan dingin, "Kayaknya kita memang gak cocok. Aku ada urusan. Duluan, ya."
Saat itu juga...
> [Selamat! Kamu dapat hadiah mobil Lamborghini Aventador!]
Arif terdiam, menatap layar.
Waktu menunjukkan pukul 12:01 siang.
Muncul notifikasi:
> [Kamu bisa buka amplop lagi besok. Tapi kalau kamu belanjain 10 juta, kamu bisa dapat DANA tambahan sekarang.]
Arif masukin HP ke saku.
Lalu… ia menemukan kunci mobil Lamborghini di sakunya.
Dia melongo.
Lah!? Kok bisa!?
Semua ini nyata!?
Shinta melirik Arif yang masih termenung. Dalam pikirannya, Arif masih sibuk ngejar DANA recehan.
Dia mutusin buat pergi.
Begitu keluar warung, Shinta terhenti. Banyak orang berkerumun di depan jalan.
Mereka memandangi mobil sport mewah warna abu-abu metalik.
"Itu... Lamborghini, kan!?"
"Aventador, bro! Itu harganya 10 miliar!"
"Gila, baru kali ini liat aslinya di Bekasi!"
Seorang selebgram lokal dengan dress ketat pose centil di depan mobil, selfie sambil berharap ada pemiliknya yang ngajak ngobrol.
Shinta melirik iri.
Tiba-tiba, Arif keluar dari warung.
Shinta ngira cowok itu masih ngikutin dia.
"Gue bawa mobil sendiri kok. Enggak usah nganterin gue," ucapnya sambil pamer kunci BMW.
"Gue juga gak nawarin," sahut Arif santai.
Dia keluarkan kunci Lamborghini dan pencet tombolnya.
Lampu mobil menyala, alarm bunyi.
Arif jalan santai, buka pintu, masuk, dan duduk di balik kemudi.
Meskipun baru pertama nyetir mobil mewah, tangannya lincah banget. Kayak udah terbiasa bertahun-tahun.
Selebgram yang pose di depan mobil langsung lari ke jendela.
"Mas, abis makan, kan? Ayo kita nonton bareng, yuk!"
"Maaf, gue masih ada urusan," jawab Arif.
"Tambah kontak dong! IG? WA?"
Tapi Arif udah nutup jendela dan injak gas. Lamborghini itu melesat kayak peluru.
Shinta berdiri bengong.
Matanya membelalak.
Arif… bawa Lambo!?
Padahal barusan… dia yang nolak cowok itu.
Kalau tadi dia bilang mau…
Gila… gue udah bisa jadi nyonya supercar!
Hatinya panas. Sesak. Menyesal banget.
Tring! Tring!
HP Shinta berdering. Panggilan dari mamanya, Bu Minah.
"Shinta, gimana ketemunya? Udah ketemu Arif belum?"
"Udah," jawab Shinta lemas.
"Dia nggak di deketmu, kan? Aman ngomong?"
"Udah pergi."
"Kalau kamu gak sreg, gak usah dipaksain ya, Nak. Aku dukung kamu. Lagian, keluarganya biasa-biasa aja."
Shinta terdiam.
"Keluarganya… biasa?"