Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Dirandra Adamka Calvin

Dirandra Adamka Calvin

Yarni18 | Bersambung
Jumlah kata
235.7K
Popular
5.3K
Subscribe
382
Novel / Dirandra Adamka Calvin
Dirandra Adamka Calvin

Dirandra Adamka Calvin

Yarni18| Bersambung
Jumlah Kata
235.7K
Popular
5.3K
Subscribe
382
Sinopsis
PerkotaanSekolahMafiaMiliarderGangster
Menceritakan seorang pemuda tampan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya menjadi seorang anak, sahabat, siswa dan seorang CEO terkenal. Diusianya yang masih terbilang muda, dia sudah terkenal dalam semua bidang. Bukan hanya sukses dalam mengejar ilmu di sekolahnya, dia juga sukses dalam menjalankan beberapa usaha terutama perusahaan. Ingin tahu lebih lanjut.. Silahkan baca Bab setiap Babnya.
1. Bukan Gagal, Tapi Belum Waktunya

[Kediaman Dellano Calvin]

Di sebuah kamar terlihat sepasang suami istri yang mana sang suami sedang menenangkan istrinya yang sedang menangis. Pria itu berusaha untuk memberikan ketenangan kepada istrinya yang sejak tadi menangis memikirkan seseorang yang begitu dirindukan.

"Sayang."

"Aku merindukan Adam. Aku sangat merindukan putra bungsuku."

"Aku mengerti perasaanmu. Bukan kamu saja yang merindukan putra bungsu kita. Aku juga begitu merindukan putra bungsuku. Bahkan ketiga putra kita juga begitu merindukan adik bungsunya."

"Tapi sampai kapan aku harus menunggu, Sayang? Ini sudah 18 tahun?"

GREP..

Pria tersebut menarik istrinya ke dalam pelukannya. Pria itu memeluk tubuh istrinya dengan erat.

"Bersabar, oke! Aku berjanji kepada kamu kalau aku akan membawa pulang putra bungsu kita."

Tes..

Seketika air mata pria itu jatuh membasahi pipinya. Hatinya sakit mendengar ucapan demi ucapan kerinduan istrinya terhadap putra bungsunya.

"Adam, Sayang! Daddy rindu kamu, Nak! Kamu dimana sekarang? Apa hidup kamu baik-baik saja? Apa orang-orang itu memperlakukan kamu dengan baik?"

***

[Cafe]

"Bagaimana?"

"Apanya?"

Mendengar sahabatnya yang balik memberikan pertanyaan membuat pemuda tersebut mendengus kesal.

Pemuda itu menatap dengan tatapan horornya kearah sahabatnya yang saat ini tengah menikmati minumannya.

"Daniyal Calvin!" seru pemuda tersebut dengan wajah kesalnya.

Mendengar namanya disebut lengkap dengan marganya membuat pemilik nama tersebut langsung menghentikan kegiatannya. Kemudian pemuda pucat itu langsung menatap wajah sahabatnya yang saat ini menatap dirinya dengan kesal.

"Oke, maafkan aku."

"Hah!" Seketika pemuda itu menghela nafas pasrahnya akan kelakuan dan sifat sahabatnya itu.

Pemuda yang berstatus sebagai sahabat seorang Daniyal Calvin adalah Yazid Mourella.

"Kamu ingin mengetahui perkembangan tentang pencarian adik bungsuku kan?" tanya Daniyal.

"Iya. Bagaimana?" sahut Yazid.

"Belum ada kemajuan sama sekali. Sampai detik ini para tangan kanannya Daddy dan para tangan kanannya paman-pamanku belum membuahkan hasil," jawab Daniyal.

"Bagaimana dengan para tangan kamu dan sepupu-sepupu kamu?" tanya Yazid.

Daniyal langsung menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya disertai dengan ekspresi wajah sedihnya.

Mendapatkan jawaban dari sahabatnya dengan disertai wajah sedihnya membuat Yazid ikut merasakan kesedihan. Dia sangat tahu bahwa sahabatnya itu begitu merindukan adik bungsunya. Begitu juga dengan semua anggota keluarganya.

"Kamu yang sabar ya."

"Tapi sampai kapan, Zid? Selama 18 tahun aku dan keluargaku mencari keberadaan adikku, tapi satu pun dari kami tidak ada yang membuahkan hasil. Semuanya gagal."

"Tidak gagal, Daniyal! Hanya saja, belum waktunya. Mungkin Tuhan memiliki rencana lain untuk mempertemukan kalian. Sabar, oke!"

Daniyal tersenyum ketika mendengar ucapan dari Yazid. Dia juga membenarkan apa yang dikatakan oleh Yazid jika Tuhan memiliki rencana lain untuk mempertemukan dia dengan adik bungsunya.

"Dan kamu jangan lupakan satu hal. Kamu terus berdoa dan meminta kepada Tuhan agar adikmu diluar sana selalu baik-baik saja."

"Itu sudah pasti akan aku lakukan."

"Tetap semangat!"

"Hm."

***

Duagh..

Terjadi perkelahian di halaman Kampus yang mana terlihat seorang pemuda bermata elang memberikan tendangan kepada salah satu teman Kampusnya sehingga membuat temannya itu tersungkur di tanah.

Mood pemuda elang itu awalnya sedang tak baik-baik saja dimana pemuda itu sedang memikirkan adik kesayangannya. Ditambah lagi kabar yang dia dapatkan dari salah satu tangan kanannya.

Moodnya makin buruk disaat salah satu teman Kampusnya mencari masalah dengannya sehingga terjadi perkelahian.

"Jaga ucapan lo itu, bangsat! Lo nggak tahu siapa gue dan keluarga gue. Kalau gue mau, hari ini gue bisa bunuh lo!" teriak pemuda bermata elang itu.

Mendengar ucapan serta teriakan dari teman Kampusnya itu membuat pemuda tersebut bangkit dari jatuhnya sembari tangannya memegang perutnya yang terasa sakit.

Pemuda itu menatap tajam temannya yang juga tak kalah menatap tajam dirinya.

Sementara para siswa dan siswi yang melihat kejadian tersebut hanya bisa diam di tempat. Mereka lebih mengutamakan keselamatan diri masing-masing.

"Hahahaha. Memangnya lo dan keluarga lo itu siapa, hah?! Lo dan juga keluarga lo itu hanyalah seonggok sampah, terutama ayah lo dan paman-paman lo itu. Mereka manusia-manusia menjijikan!"

Mendengar ucapan demi ucapan serta hinaan yang diberikan oleh temannya itu untuk keluarganya, terutama untuk ayah dan paman-pamannya membuat pemuda bermata elang itu menggeram marah serta kedua tangannya mengepal kuat.

"Aarrgghhh!"

Duagh..

Pemuda itu berteriak bersamaan dengan kakinya memberikan tendangan kuat di perut temannya itu sehingga membuat temannya itu memuntahkan darah segar.

Sreekk..

"Aakkhhh!"

Pemuda itu kemudian mencekik kuat leher temannya itu sehingga membuat temannya itu kesulitan bernafas.

Para siswa dan siswi yang sejak tadi menyaksikan kejadian tersebut seketika berteriak histeris bersamaan kedua tangannya menutup mulutnya.

"Mulut lo benar-benar kotor. Apa begini cara didik orang tua lo, hah?!"

Pemuda bermata elang itu makin menguatkan cekikannya di leher temannya itu. Dia benar-benar ingin membunuh temannya itu hari ini juga.

"Daanii Calvin!"

Seseorang datang sembari berteriak memanggil namanya. Orang itu berlari menghampirinya.

Pemuda bermata elang itu adalah Daanii Calvin, adik dari seorang Daniyal Calvin.

Kini pemuda itu sudah berdiri di hadapan Daanii. Tatapan matanya menatap tepat kearah tatapan mata Daanii. Tersirat amarah disana.

"Daanii, dengarin gue. Lepaskan dia ya. Dia bisa mati," bujuk pemuda itu.

"Itu tujuan gue, Danesh! Dia sudah menghina Daddy. Bahkan dia juga sudah menghina keluarga kita," ucap Daanii.

Pemuda yang berteriak memanggil nama Daanii adalah Danesh yang tak lain adalah sepupunya.

"Gue tahu. Tapi dengan lo membunuh dia, masalah tidak akan selesai. Kita gunakan cara lain sehingga membuat dia tidak bisa berkutik lagi. Begitu juga dengan keluarganya," sahut Danesh.

Daanii menatap wajah Danesh. Detik kemudian, dia tersenyum di sudut bibirnya.

"Ide yang cemerlang. Gue setuju."

Setelah mengatakan itu, Daanii langsung melepaskan cekikannya dari leher temannya itu sehingga membuat tubuh temannya itu jatuh merosot ke tanah.

Daanii dan Danesh menatap kearah pemuda itu dengan tatapan tajam masing-masing.

"Tunggu kehancuran keluarga lo," ucap Daanii.

Setelah mengatakan itu, Daanii dan Danesh pun pergi meninggalkan halaman sekolah untuk menuju ruang Taekwondo. Disana sudah ada sahabat-sahabatnya menunggunya.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca