Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
BANGKITNYA SANG KSATRIA KERAH BIRU

BANGKITNYA SANG KSATRIA KERAH BIRU

AcepSaep88 | Bersambung
Jumlah kata
116.9K
Popular
100
Subscribe
32
Novel / BANGKITNYA SANG KSATRIA KERAH BIRU
BANGKITNYA SANG KSATRIA KERAH BIRU

BANGKITNYA SANG KSATRIA KERAH BIRU

AcepSaep88| Bersambung
Jumlah Kata
116.9K
Popular
100
Subscribe
32
Sinopsis
18+FantasiIsekaiPedangMonsterElf
Darrian Timberhouse adalah seorang putra mahkota Kerajaan Wadod yang terpaksa melarikan diri dari kampung halamannya sendiri setelah ayahnya yang adalah Raja Wadod bernama Kisdian Timberhouse digulingkan dari tahta oleh pasukan pemberontak Gazeber yang dipimpin oleh Tusran Gazeber. Darrian mengembara tak tentu arah di daratan Benua Daseri hingga kemudian ia mendapati bahwa beberapa wilayah di benua tersebut sedang dihancurkan oleh pasukan mayat hidup yang dikendalikan oleh para penyihir jahat yang telah menjelma menjadi pasukan penyebab wabah zombie yang disebut sebagai PROFANER. Melihat hal tersebut, Darrian berinisiatif untuk mengumpulkan para petarung dari seluruh Benua Daseri untuk bersatu padu melawan para Profaner dan pasukan zombienya. Darrian pun membentuk kelompok atau yang dikemudian hari menjadi suatu Ordo bernama ORDO KERAH BIRU.
Chapter 1. Pemberontakan di Wadod

Wadod merupakan sebuah kerajaan yang berdiri di wilayah timur laut Benua Daseri. Kerajaan ini membentang sepanjang tujuh ratus kilometer persegi dari timur ke barat dan membentang sepanjang empat ratus kilometer dari utara ke selatan.

Beribukotakan di Dreppen, Wadod mengontrol seluruh wilayah kerajaan dengan cermat.

Meskipun Wadod yang saat itu dipimpin oleh Raja Kisdian Timberhouse telah secara cermat mengontrol semua wilayahnya, namun bibit-bibit pemberontakan rupanya luput dari perhatian sang raja.

Adalah Tusran Gazeber, mantan Jenderal Angkatan Perang Kerajaan Wadod, secara rahasia telah mengorganisir kekuatan perangnya untuk menggulingkan Raja Kisdian dari tahtanya.

Adapun alasannya ingin menggulingkan Raja Kisdian adalah karena ia menganggap sang raja telah bertindak gegabah dengan mendukung Kekaisaran Ulina menginvasi wilayah-wilayah tetangga Kerajaan Wadod dan memasukannya ke dalam wilayah kekuasaan Kekaisaran Ulina.

Tusran menganggap Raja Kisdian telah menyulut peperangan antara kerajaan-kerajaan yang berada di sekitar Wadod.

Bagi Tusran, apa yang dilakukan Raja Kisdian telah memantik api permusuhan bagi semua kerajaan tetangga.

Karena itulah Tusran pun ingin menggulingkan Raja Kisdian dengan harapan ia dapat memperbaiki situasi dan kondisi Wadod untuk menghindari peperangan yang dirasanya tidak perlu.

Hingga hari yang bersejarah itupun tiba. Tusran dengan lima ribu prajurit tiba di luar benteng Kota Dreppen.

Tusran dan pasukannya mengepung Dreppen dan memaksa Raja Kisdian agar keluar dari istana dan menyerahkan tahta secara baik-baik. Namun, Raja Kisdian tidak bergeming.

Ia pun memerintahkan pasukannya yang loyal kepadanya untuk memadamkan pemberontakan yang dilakukan Tusran.

Saat itu sore hari di luar tembok Kota Dreppen dengan banyak tenda pasukan yang dipimpin oleh Tusran.

"Raja Kisdian belum mau menyerah. Ia sangat keras kepala. Padahal kita telah memberinya pilihan untuk menarik dukungannya terhadap Ulina. Padahal jika ia menarik dukungan terhadap Ulina, maka Wadod dan negara-negara tetangga bisa menahan gempuran Ulina kemudian memukul mundur Ulina hingga ia tidak berani lagi menyentuh Wadod dan sekutunya. Tapi sekarang apa yang telah Raja Kisdian perbuat? Ia membuat Wadod berada dalam kerawanan. Para tetangga pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan bersatu untuk menghajar Wadod sampai hancur. Sebelum itu terjadi, kita harus mendepak raja turun dari tahtanya," ucap Tusran di hadapan para komandan perangnya.

Para komandan perang Tusran berjumlah tiga orang itu tampak menghela nafas seraya melihat ke arah beberapa orang prajurit yang sedang berusaha menjebol tembok dengan cara mengorek-ngoreknya menggunakan kapak maupun beliung.

"Tembok ini terlalu tebal untuk kita hancurkan. Tanduk-tanduk domba tidak ada yang berhasil menjebolnya dengan cepat. Yang ada mereka malah hancur akibat terlalu kuatnya benturan," tukas salah seorang komandan Tusran.

"Tenang saja cepat atau lambat tembok ini akan berhasil dijebol. Kita akan menangkap Raja Kisdian dan memaksanya mengubah haluan politiknya. Jika ia masih kekeuh dengan pendiriannya, maka mau tidak mau ia harus digulingkan dari tahta Kerajaan Wadod. Kita tentu tidak mau dipimpin oleh seorang raja yang justru malah ingin membahayakan rakyatnya sendiri. Apalagi dia selalu melindungi para pejabat yang korup. Bukannya menghukum mereka, justru ia malah mendukung apa yang para tikus itu lakukan. Sangat buruk," tutur Tusran.

Sementara di dalam istana yang berada di balik tembok yang sedang dijebol oleh pasukan Tusran, tampak Raja Kisdian sedang duduk di singgasananya sambil menikmati segelas anggur hijaunya dengan raut muka merah padam.

Di hadapannya tampak para pembesar istana sedang menunggu apa yang hendak dikatakan oleh sang raja.

Namun kemudian perhatian mereka teralihkan pada seorang pemuda yang merupakan putra sulung dan merupakan satu-satunya anak laki-laki Raja Kisdian. Pemuda itu terlihat menatap ke arah ayahnya dengan tatapan tidak senang.

"Ayah, mau sampai kapan ayah duduk di situ terus? Di luar tembok pasukan Wadod yang membelot sedang berusaha menjebol tembok. Ayah tidak akan melakukan sesuatu?" ucap pemuda itu.

Sang raja dengan raut wajah tidak senang melihat ke arah putranya dengan tatapan garang.

"Kau diam saja, bocah! Jangan mengganggu aku yang sedang berpikir!" sentaknya.

Pemuda itu tidak bergeming. Ia kembali berkata, "Ayah yang telah berulah, seharusnya ayah yang bertanggungjawab. Kenapa ayah begitu keras kepala? Ayah, tolong lakukan sesuatu. Jangan sampai mereka benar-benar menghancurkan kita apalagi sampai merebut tahta dari keluarga kita," kata pemuda itu lagi.

Kali ini Raja Kisdian tidak menukas perkataan putranya itu.

"Pangeran Darrian, sebaiknya anda jangan terus mendesak ayahanda. Yang mulia pasti akan menemukan cara untuk menyelesaikan kemelut ini sekaligus untuk menghukum orang-orang yang ingin mengganggu ketentraman Wadod," ujar salah seorang pejabat istana.

"Maester Yujin, sebaiknya anda tetap diam dan perhatikan apa yang saya katakan kepada ayahanda. Anda jangan ikut campur kecuali anda bersedia mewakili keluarga kerajaan untuk menemui Tusran," kata Darrian seraya menunjuk ke arah pejabat bernama Yujin itu.

"Cukup kau, bocah ingusan!" Raja Kisdian membentak putranya tersebut membuat semua orang menjadi kaget. "Kau tidak memiliki adab terhadap orang yang lebih tua darimu. Di mana semua ilmu adab yang telah kau pelajari di kampus! Pergilah kau dan jangan menampakkan diri di hadapanku!" lanjutnya dilanjutkan dengan mengusir putranya tersebut dari hadapannya.

Darrian tercengang mendengar perkataan ayahnya.

"Jadi ayah mengusirku? Bagus, berarti mulai saat ini aku tidak akan peduli lagi apa yang akan terjadi pada dirimu. Biarkan mereka menangkapmu dan orang-orang ini!" geram Darrian seraya menghentakkan kedua kakinya meninggalkan ruang kerajaan.

Tak lama setelah Darrian pergi meninggalkan ruangan itu, dari luar tepatnya dari arah jalanan kota terdengar suara riuh orang-orang dengan suara denting senjata yang beradu.

Tusran dan pasukannya rupanya berhasil menjebol tembok kota.

Pasukan Tusran pun bertempur di dalam kota melawan pasukan Kerajaan Wadod yang loyal terhadap raja Kisdian.

Pertempuran pun berlangsung tidak seimbang karena jumlah penyerbu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pasukan Wadod yang berada di dalam kota maupun istana.

Pada akhirnya istana pun berhasil direbut setelah serangkaian pertempuran yang cukup memakan korban.

Di ruang kerajaan itulah Tusran dan pasukannya menangkap Raja Kisdian dan para pejabatnya.

"Kau sudah bukan lagi raja kalau begitu, Kisdian. Kau benar-benar keras kepala. Apa, sih imbalan yang dijanjikan kaisar botak yang sering mengalami epilepsi itu kepadamu?" Tusran menatap tajam ke arah Raja Kisdian yang sudah tidak berkutik.

"Ambil saja tahtaku, bodoh! Nanti kau akan merasakan bagaimana mengerikannya gempuran Kekaisaran Ulina ke Wadod!" kata Raja Kisdian dengan nada serak.

"Itu tidak akan terjadi selama aku masih hidup. Akan kupukul si kepala botak yang gila itu! Dia hanyalah penyakit bagi peradaban manusia!" tukas Tusran seraya menyambar mahkota yang masih dipakai oleh Raja Kisdian. "Panggil Gadol Kasos kemari. Dia akan bersaksi atas kenaikanku ke atas tahta Wadod!"

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca