Byuuurrrr... Byuuurrrr... siraman air satu ember membangunkan dan mengejutkan Vleo yang tertidur pulas.
"Waaaaa... dingin... busyet... siapa yang berani bangunkan gue dengan cara kasar seperti ini? kalian minta di pecat!!" teriak Vleo yang sudah basah kuyup.
"Apaaa!!! Kau lagu mimpi jadi tuan muda hah? Dan mulai kapan kau bisa pecat papamu sendiri durhaka kau lama lama anak gak guna!" bentak seorang laki laki kasar berbadan tegap dan berwajah kaku serta garang di depan Vleo yang buat dia langsung syok , apalagi melihat dia bangun di bale bambu reyot usang , rumah juga setengah semen atau dinding setengah lagi dari bambu yang dianyam rapi. kamar itu kumuh dan kotor serta berdebu lagi. Asap dari dapur pun masuk ke bilik sempit itu.
"Hah , aku mimpi buruk, aku mimpi buruk inikah?" gunam Vleo tak percaya.
"Ya , kau mimpi buruk karena kau sudah terlambat sekolah dan kau ingin dihukum oleh wali kelasmu lagi!" bentak laki laki yang masih saja emosi di depan dia itu.
"Kau siapa? kenapa berani sama aku ? Apakah kau sedang culik aku? apa kau mau jaminan apa uang? rumah ? kerja kantoran ? atau ?? apa katakan saja aku akan buat semua keinginan kamu nyata tapi tolong jangan pernah celakai aku ya?" mohon Vleo pada laki laki garang itu.
"Apa? kau hari ini mau papa pukul seperti biasa ? sudah tak usah drama jadi pemuda amnesia, sana cepat mandi sekolah dan seperti biasa kau pulang sekolah langsung bantu papa di tempat biasa!" bentak laki laki garang yang mengaku sebagai papanya saat itu.
Vleo sungguh tak habis pikir dia marah dia emosi dan dia coba mukul mukul bale bambu keras yang jadi tempat tidurnya tadi.
plak plak... plak plak... tamparan keras di kedua pipi wanita pucat dan lemas itu. Hingga wanita kurus dan lemah itu pun tersungkur ke lantai dapur yang penuh abu. darah segar keluar dari bibir dan mulut wanita kurus dan lemah itu.
"Dasar wanita tak guna , mana sarapan kita hah! kau sungguh malas akhir akhir ini! kenapa kau sakit lagi? hah!!"
Vleo yang mau keluar dari biliknya yang dia tempati itu jadi syok seumur hidup dia kejam , keras dan kaku serta tega dengan semua musuh atau orang yang menghalangi jalannya sebagai sang pengusaha sukses dan milyader di kotanya. Tapi dia tak diajarkan untuk mukul wanita dan anak anak. Melihat kenyataan di depan matanya ada rasa mendidih dalam jiwa dan darahnya bergejolak penuh emosi. Matanya menatap tajam pada laki laki garang yang menyebut namanya Papanya itu.
Braaaakkkk... pintu itu dibanting kers hingga dinding dari bambu ayaman itu pun bergetar hebat.
"Kau tidak apa apa?" tanya Vleo sambil membantu berdiri dan mendudukkan kursi kayu di depan meja kayu sederhana yangbjuga tampak sudah usang.
"Varo , kau tidak sekolah? bukankah kau hari ini banyak ulangan hmmm?" tanya wanita kurus dan lemah itu pada Vlea yang di panggil Varo , sambil terbatuk batuk.
Spontan Vleo merasa jijik dan menjauh apalagi dia melihat batuk itu mengeluarkan darah hitam yang bau anyir dan membuat Vleo tiba tiba mual.
"Aku masih tidak enak badan. Jadi mungkin aku akan istirahat saja hari ini." jawab Vleo yang jujur saja dia masih syok dan bingung dengan apa yang terjadi di depan matanya itu.
Seakan ini mimpi buruk yang sangat nyata dia rasakan dalam hidupnya untuk pertama kalinya.
"Apa kau tidak takut di marahi gurumu di sekolah jika kau bolos lagi? bukankah kau kemarin tiga hari sudah sakit dan harus temani mama kamu yang tak guna ini hmmm?" tanya wanita itu dengan air mata yang tiba tiba mengalir di kedua pipinya yang turus dan pucat. Sambil terbatuk batuk lebih parah dari yang tadi. Darah pun keluar lebih banyak lagi.
"Tuberculosis, kau kena sakit itu? sudah berapa lama?" tanya Vleo pada wanita lemah itu.
Ada tatapan yang sulit diartikan dari wanita itu dan ada hal yang membuat wanita itu terdiam seribu bahasa dengan kening yang berkeriyit dan alisnya yang tipis menyatu di tengah dahi. Wanita menatap lekat pada Vleo dan diam seribu bahasa. Kemudian mengangguk samar.
"Apakah kau sudah bener bener sembuh? Apakah kau baik baik saja? bekas lebam di sekujur tubuhmu dan kekerasan yang mereka lakukan itu sudah membuat kamu tak sadar juga semalam?" tanya wanita itu.
"Ya aku tahu ini badan aku masih sakit sakit dan perih habis laki laki kasar itu mengguyur aku dengan air seember tadi. Ini mulai basah dan perih lagi luka aku ini." jawab Vleo sambil meringis kesakitan.
Sungguh dia baru sadar tadi, saat bangun dari bale bambu usang, jika badan yang dia tempati sekarang itu penuh luka dan sakit sekali bahkan ada luka menganga yang masih berdarah juga, di kaki dan lengan tangannya. Dia juga tak paham ada apa dengan tubuh yang dia tempati itu kenapa luka ini sangat parah sekali?
"Varo, dulu papa kamu adalah pengusaha sukses yang baik dan banyak relasinya. Tapi saat dia ditipu habis habisan dan di khianati oleh sahabat baiknya, yang terhasut oleh seorang Milyarder muda yang kaya raya di kota J waktu itu. Papa kamu stres dipresi dan akhirnya suka sekali mabuk mabukan dan kasar. Perubahan papa kamu juga karena dia harus membayar hutang yang tidak pernah dia ambil tapi harus dia bayar dan menghabiskan semua aset kekayaan papa kamu. Saat itulah neraka terjadi di rumah kecil ini. Maafkan mama Varo, gara gara mama sakit bawaan seperti ini, papa kamu juga sudah enggan obati mama lagi, karena tak ada uang juga, dan sekarang mama tak tahu lagi, papa kamu kerja dimana? Yang pasti saat papa kamu suruh kamu ke tempat biasa dimana papa kamu mangkal di ujung kota sana di warung kopi temannya Pak Sukadi itu, kau kesanalah sesuai perintah papa kamu, jika kau tak ingin dipukuli lagi oleh papa kamu." Jelas wanita yang mengaku sebagai mama dari tubuh yang dia tempati itu.
"Baiklah, aku akan kesana nanti siang, seperti yang dia minta ke aku tadi." jawab Vleo yang di panggil Varo oleh wanita malang itu.
"Maafkan mama, mama tak bisa beri kamu sarapan. papa kamu tidak bawa uang lagi semalam. Malah papa kamu juga sepertinya habis dipukuli orang juga semalam." jelas wanita itu lagi.
"Baiklah , aku akan memikirkan bagaimana kita bisa makan hari ini." ucap Vleo dalam kebingungannya ya g semakin menjadi jadi di dalam hatinya.