Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
JAKANOMAN : Pemuda Setengah Dewa

JAKANOMAN : Pemuda Setengah Dewa

BLACKPAPER | Bersambung
Jumlah kata
163.7K
Popular
954
Subscribe
172
Novel / JAKANOMAN : Pemuda Setengah Dewa
JAKANOMAN : Pemuda Setengah Dewa

JAKANOMAN : Pemuda Setengah Dewa

BLACKPAPER| Bersambung
Jumlah Kata
163.7K
Popular
954
Subscribe
172
Sinopsis
18+PerkotaanSupernaturalDewaKekuatan SuperZero To Hero
‼️Content Warning‼️ Cerita ini menggunakan tokoh-tokoh legenda, mitologi sebagai inspirasi, namun dengan pengembangan karakter dan plot fiksi yang telah dimodifikasi dari versi asli. Nama, lokasi, dan apa pun yang ada dalam karya ini tidak mempresentasikan individu, organisasi, atau kehidupan nyata. -------------- Jaka, mahasiswa buangan di universitas elit, hampir mati ketika dirundung teman-temannya. Sebelum kehilangan nyawa, seekor kera yang dapat bicara tiba-tiba muncul dan menyatu dengan tubuhnya. Sejak saat itu, Jaka mendapatkan kekuatan misterius dan mengetahui rahasia dunia yang selama ini tidak diketahui orang-orang biasa. Pemuda yang memiliki kekuatan dewa itu harus menghadapi musuh si kera dan para pemilik kekuatan rahasia yang akan menghancurkan negara, demi terciptanya kedamaian dunia.
1. Pemuda Lemah

“H–hentikan …,” rintih Jaka.

Pemuda 20 tahun itu meringkuk di tanah. Bibirnya yang pecah dan berdarah, gemetar memohon belas kasihan kepada tiga pria yang menendang badannya.

“Sudah aku bilang berkali-kali! Hiduplah di kampus ini seperti bayangan! Gara-gara kamu, uang sakuku dipotong sampai tahun depan!” 

Reksa Atmaja, pemuda gagah itu menendang perut Jaka tanpa ampun. Dua teman Reksa yang lain turut bersenang-senang menginjak tubuhnya.

Mereka tertawa, seakan-akan perbuatan mereka patut dibanggakan. Tidak ada seorang pun yang menunjukkan tanda-tanda rasa bersalah ataupun iba.

Jaka hanya bisa menahan sakit selagi berharap ini semua akan segera berakhir. Sayangnya, mereka tetap menghajarnya habis-habisan, hanya karena ia mendapat nilai semester tertinggi satu jurusan, serta menggeser peringkat Reksa ke posisi kedua.

Reksa adalah cucu dari salah satu pendiri kampus. Ia marah saat mahasiswa buangan yang sebelumnya selalu menurut agar tidak perlu berusaha keras dalam belajar, justru memberikan kemampuan terbaiknya sehingga mendapat posisi pertama.

“Sudah untung kakekku mau memberimu fasilitas di universitas elit ini! Kamu hanya perlu menyelesaikan kuliah dengan tenang dan tidak perlu menonjolkan dirimu!”

Di Universitas Dwipantara, Jaka adalah satu-satunya mahasiswa yang berbeda dan selalu jadi target perundungan para mahasiswa. Rata-rata mahasiswa berasal dari kalangan atas, sementara Jaka hanya mendapatkan beasiswa khusus. Itu sebabnya, semua orang menganggap remeh dirinya.

Sudah dua tahun berlalu, Jaka mulai muak dan ingin fokus pada studinya. Masa depannya lebih berharga ketimbang meladeni mereka. Namun, ia tidak menyangka jika selisih kecil nilainya dengan Reksa justru membawa malapetaka.

Bukan hanya sekali dua kali ia dirundung mahasiswa lain. Mereka biasanya menghina dengan kata-kata sampai Jaka terbiasa. Hanya Reksa yang selalu memukulnya.

Jaka biasanya dipukul ringan. Namun, kali ini Reksa marah besar dan tidak memberi ampun.

BUGH!!

“Ohok!!” Jaka memuntahkan darah setelah Reksa menendang perutnya begitu kencang dengan ujung sepatu.

Gelenyar panas membakar paru-paru hingga ulu hati. Jaka merasakan nyawanya seperti akan meninggalkan raga.

“Hei, hei, Sa! Sudah cukup! Dia bisa mati!” Teman Reksa mulai panik melihat kondisi Jaka.

“Ayo, kita pergi dari sini! Salah-salah, kita malah dapat masalah besar,” ujar temannya yang lain.

“Lebih baik kamu meninggalkan kampus secepatnya! Dasar, orang miskin tidak tahu diri! Cuh!!” Reksa meludah ke wajah Jaka sebelum meninggalkan tempat itu.

Sungguh, Jaka sudah tidak peduli lagi dengan penghinaan mereka. Ia hanya bisa merasakan sakit, kesulitan bernapas, dan matanya berkunang-kunang, seiring rasa panas kian membakar dalam tubuhnya.

Apakah ia akan mati di tempat yang menjadi universitas impiannya ini?

Ia sudah belajar giat hingga menjadi satu-satunya yang mendapat beasiswa khusus. Hanya mendapatkan gelar sarjana dari universitas itu, ia bisa mengubah kehidupannya.

Namun, jangankan lulus, saat ini saja mungkin akan menjadi akhir hidupnya.

‘Maafkan aku, Ibu. Seharusnya aku tidak perlu belajar sekeras ini kalau akhirnya harus meninggalkanmu.’

Napas Jaka terputus-putus. Pandangan matanya menjadi kabur.

Namun …

BAM!!

Tiba-tiba, terdengar suara ledakan keras memekakkan telinga di dekatnya. Jaka merasakan seseorang mendekat, namun ia tidak bisa melihat dengan jelas, dan hanya mendengar suara langkah kaki terseok.

‘Siapa?’

Jaka menggigil ngeri saat membayangkan malaikat pencabut nyawa mendekati. Ia belum siap mati!

“Sial! Sakit sekali! Si brengsek itu pasti akan segera tahu aku ada di sini!”

Namun, mana mungkin malaikat mengumpat dengan kata-kata kotor. Semakin sosok itu mendekat, sumpah serapah mulai terdengar jelas.

“T—Tolong …” Jaka menggerakkan mulut, tapi suaranya tidak terdengar. “Uhuk!!” Ia kembali memuntahkan darah.

Sosok itu bukan membantu, tapi justru menindih perut Jaka!

“Ugh …”

Ia duduk di atas Jaka dengan santai. Pemuda itu semakin kesulitan bernapas.

Meski pandangan Jaka kabur, ia bisa sedikit melihat makhluk itu.

‘Kera?’

Tapi, mana mungkin kera bisa bicara?

Tidak sempat bingung, Jaka pun kehilangan kesadaran.

“Hmm, kau benar-benar sekarat, Bocah. Haruskah aku menolongmu?” 

Benar. Sosok yang dilihat Jaka adalah kera putih yang dapat bicara!

Kera itu menyentuh dada Jaka sambil memejamkan mata. Cahaya merah-jingga bagaikan api membara muncul dari ujung kuku si kera putih, merasuk ke dalam tubuh Jaka tatkala ia menancapkan jemari ke dadanya.

Tampak kilatan menyilaukan mata seperti petir dalam sekejap. Kemudian, makhluk itu menghilang!

***

“Ugh …” Jaka merintih memegang perutnya, namun segera bingung. ‘Aneh. Bukannya aku seharusnya merasakan sakit?’

Rasa sakit yang sebelumnya ia rasakan telah menghilang.

“Kamu sudah siuman?” 

Suara seorang gadis sontak membuat mata Jaka terbuka lebar. Ia gegas duduk, melihat sekeliling ruangan.

“D—Di mana ini?”

Ia sangat kaget mendapati dirinya berbaring di tengah kamar besar asing bernuansa adat klasik. Apalagi, di depannya duduk gadis yang ia kenal.

Jelas, ia belum mati dan tidak mungkin berada di surga!

‘Kalau surga itu ada, tidak mungkin aku bertemu lagi dengan nenek sihir ini!’

“Kamu sedang di kamarku! Ck! Merepotkan sekali! Karena aku sudah menolongmu, kamu harus jadi budak eksklusifku mulai hari ini!”

Gadis yang dipanggil Jaka dengan sebutan nenek sihir itu bernama Jingga Kusuma, salah satu primadona kampus sekaligus gadis yang kerap menyusahkan Jaka.

“Setiap pagi, kamu harus menungguku di gerbang depan kampus untuk membawakan barang-barangku, lalu …”

Jaka tidak mendengar ocehan Jingga selanjutnya. Dia sibuk memeriksa badannya. Ulu hatinya yang tadinya terasa sakit tidak tertahankan, kini seperti sebelum merasakan tendangan Reksa.

Anehnya, bahkan luka di wajahnya sudah menghilang. Ketika ia menyentuh bibirnya, hanya terasa lembab dan tidak ada darah yang mengering. Lebam-lebam di tangannya pun telah hilang.

‘Apa yang terjadi? Benarkah Jingga yang menolongku? Tapi, bagaimana bisa semua lukaku pulih secepat ini? Apa yang dia lakukan padaku?’

“Ugh!!”

Mendadak, kepala Jaka terasa seperti tertusuk jarum. Ia meringkuk sambil meremas kepalanya.

“Hei! Kenapa lagi kamu?!”

Dengungan panjang dalam kepalanya menenggelamkan suara Jingga. 

Ketika sakit kepalanya berangsur hilang, Jaka mendengar suara pria yang sepertinya tidak asing, namun ia tidak dapat menebak si empunya.

‘Kau beruntung karena aku menolongmu di saat yang tepat, Pemuda Lemah.’

“Siapa?” Jaka kalap mencari suara yang bicara dengannya. Namun, hanya ada Jingga dan dirinya di kamar itu.

“Kamu hanya pura-pura sakit, ‘kan?!” bentak Jingga, bersahut-sahutan dengan suara pria itu.

Jaka kembali mengabaikan Jingga. Ia fokus mendengarkan saat pria itu kembali bicara.

‘Aku adalah makhluk suci yang hebat dan tidak terkalahkan!‘

Sudah jelas jika gerakan mulut Jingga berbeda dengan kata-kata pria itu. Gaya bicaranya pun seperti orang zaman dulu. 

‘Makhluk suci? Apa maksudnya? Apa aku mengalami gegar otak sampai berhalusinasi parah?’

‘Dasar bodoh! Aku memang bicara denganmu! Dan yang jelas, kau masih bernapas dan hidup sampai detik ini berkat kekuatanku yang setara dengan Dewa! Mudah bagiku untuk menyembuhkan pemuda lemah sepertimu. Kau berhutang nyawa padaku.’ 

Alis Jaka terangkat. Ternyata, suara itu dapat mendengar pikiran dan menjawabnya.

‘Kau akan segera mati jika jiwaku keluar dari ragamu. Bagaimana menurutmu, haruskah aku keluar sekarang dan membiarkanmu mati?’ 

“Tidak!!” seru Jaka.

PLAK!

Jingga menampar pipi Jaka dengan keras. Gadis itu sangat terkejut dengan teriakan Jaka dan spontan mengayunkan tangan.

‘Baiklah kalau kau memohon. Aku akan menetap di dalam tubuhmu untuk sementara waktu sambil beristirahat. Selama aku tidur, jaga dirimu dan jangan sampai terluka. Kau bisa memakai sedikit kekuatanku untuk melindungi dirimu.’

‘Kekuatan?’

Jaka masih bingung dan setengah percaya. Tetapi, ia berharap jika suara itu benar-benar nyata.

Jika ia memiliki kekuatan seperti yang pria itu katakan, ia tak akan merasa sakit ketika dipukuli seperti tadi. Jaka harus bertahan hidup. Meskipun setiap hari harus menderita, ia ingin kembali berusaha sampai lulus setelah diberikan kesempatan hidup lebih lama.

‘Kau akan tahu sendiri nanti. Ingat, jangan bangunkan aku kalau tidak ada ancaman besar, atau aku akan meninggalkan ragamu karena kesal. Paham?!’

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca