“Andri kalau kamu tidak cepat berangkat, kamu akan telat!”
Teriak ibuku dari belakang dapur.
“Aku mengerti, aku berangkat sekarang”
Aku berangkat ke sekolah seperti biasa disambut dengan beberapa temanku yang terkadang menyapaku saat berpapasan.
“Selamat pagi”
“Pagi!” Sautku.
Aku menaruh sepatuku kedalam loker dan masuk kedalam kelas, disitu aku melihat Sylivia Forte. Dia adalah salah satu murid yang terkenal di sekolah, dengan rambut putihnya yang mengkilap dan mata kecilnya yang bersinar dia menjadi primadona di sekolah ini, postur tubuhnya juga sangat bagus, dia tidak terlalu pendek, mungkin sekitar 169 cm? Mungkin. Kurang lebih sama sepertiku.
Tapi apa itu? Ada perban yang menempel di lehernya, mungkin memang tidak terlihat karena itu tertutup oleh kerah seragam sekolah, namun aku masih bisa melihatnya, mungkinkah dia sakit? Sudahlah lagian juga bukan urusanku.
“Oh Andri! Selamat pagi”
“Pagi! Ada apa? Pagi-pagi udah ribut”
“Kamu gak dengar berita di TV tadi?”
“Berita?”
“Area hutan barat hancur lembur. Padahal tidak ada badai yang least semalam, dan anehnya ada bekas kebakaran juga, lalu ada bekas goresan dan ada secercak darah yang membekas disana”
“Mungkinkah binatang buas?” Tanyaku.
“yah, awalnya aku pun menduga seperti itu, tapi binatang mana yang mampu membuat kerusakan seperti ini?”
Dia menunjukan sebuah foto tempat hutan yang temanku maksudkan tadi, Gila! Itu benar-benar hancur tak tersisa, bahkan hutannya hampir rata dan tandus.
Mungkinkah ada kebakaran hutan? Tidak, ini bukan musim panas, tapi apa yang menyebabkan hutan itu begitu tandus dan rusak?
“Ayo duduk, pelajaran akan segera dimulai”
Teriak guru yang masuk kedalam kelasku.
Saat jam istirahat datang, aku pergi dari kelas dan naik keatas loteng sekolah, disanalah tempatku makan siang sendirian. Saat aku membuka pintu loteng, aku melihat sebuah cahaya berkilau yang melewati mataku,
“Apa ini?”
Saat aku mulai mencari sumber cahaya itu, aku melihat kearah samping, tertutup oleh beberapa tembok, disitu ada Sylvia yang sedang terlihat seperti mengobati dirinya, eh? Seperti itukah? Mata kami bertemu, aku sedikit kaget karena melihat keanehan ini.
“apa yang kamu lakukan —”
Sesaat setelah aku belum selesai bertanya tiba-tiba dia mendorongku dan menodongkan sebuah pedang yang besar, hampir mengenaiku.
“Hei, apa yang kamu—”
“Diam!” Katanya sambil masih menodongkan pedang ke arahku.
“Kamu telah melihatnya kan!”
“Ha? Melihat apa?”
“sebuah tanda!”
“Tanda? Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud, lepaskan aku!”
“Tanda ini yang ada dileherku!”
Dia menarik seragamnya dan aku melihat sebuah tanda berbentuk hampir mirip seperti bentuk perisai, wajahku seketika memerah saat melihat garis dadanya yang tidak bisa kuhindari.
“A-apa itu?” Tanyaku dengan wajah kemerahan.
“bukan apa-apa, kamu telah melihatnya, dan sekarang kamu harus kubunuh”
Dia melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi yang sangat datar, membunuhku? Kenapa? Apa tanda itu seperti kemaluannya? Sial! Aku harus lari.
Saat aku inginencoba untuk lari, terdengar suara dentuman keras dari arah kota.
“Apa itu?”
Pandangan kami berdua teralihkan kejuaraan itu, Sylvia berdiri dan menatap arah dari suara itu dengan pedang yang masih berada di tangannya.
“Tidak mungkin….”
“Hei, suara apa itu?”
“Aku harus pergi!”
“Ha? Hei tinggi jelaskan padaku apa yang terjadi!”
Sylvia melompat dari atas loteng ini, seketika aku panik dan berlari kearahnya, namun yang aku lihat adalah dirinya diselimuti oleh api berwarna biru dan tiba-tiba saja seluruh pakaian yang dikenakannya berubah. Itu seperti pakaian seorang kesatria, Sylvia mendarat ke bawah dan berlari menuju kearah suara itu berasal.
“Hei tunggu! Aduh!!!”
Aku berlari menuruni tangga dan keluar dari gerbang sekolah, mengejar Sylvia yang berusaha datang ke tempat suara dentuman itu berasal.
Aku melewati jalan pintas dan tiba-tiba telah sampai di pusat kota.
Betapa kagetnya aku melihat semua kekacauan ini, semua gedung dan rumah telah binasa dan rusak, dimana Sylvia?
Aku berlari menyusuri semua kekacauan ini, terlihat beberapa orang juga panik dan berlari melawan arah, bahkan sampai bertabrakan satu sama lain, aku juga mencoba menolong beberapa orang-orang yang memerlukan bantuan sampai pada akhirnya aku menemukan Sylvia.
Dia terpental dan menabrak sebuah mobil yang tepat berada didepanku.
“Itu… Sylvia!?”
Dia menoleh ke arahku sambil keheranan.
“Apa yang kamu lakukan disini! Cepat lari sekarang!”
Teriaknya sambil mencoba berdiri.
“Hah? Kamu sendiri ngapain pakai-pakaian aneh kayak gitu! Kamu lagi cosplay?”
“Tchh”
“Oh ayolah Jeanne, bukankah sebelumnya sangat seru!? Kenapa sekarang malah membosankan seperti ini”
Pandanganku langsung tertuju keatas sana, seorang wanita yang menggunakan pakaian minim berwarna serba hitam serta matanya ditutupi sebelah oleh rambutnya dan membawa sebuah tongkat besi yang mempunyai gerigi tajam di masing-masing sisinya.
Wanita aneh itu tiba-tiba menoleh kearahku dan tersenyum dengan senyuman yang sangat menyeramkan.
Siapa sebenarnya wanita itu? Dan kenapa Sylvia bertarung dengan wanita itu? Apa-apaan semua ini!?