Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Semua Karena Bayu

Semua Karena Bayu

Coky Junior | Bersambung
Jumlah kata
114.0K
Popular
419
Subscribe
99
Novel / Semua Karena Bayu
Semua Karena Bayu

Semua Karena Bayu

Coky Junior| Bersambung
Jumlah Kata
114.0K
Popular
419
Subscribe
99
Sinopsis
PerkotaanSekolahCinta SekolahDarah Muda
Kekompakan Bayu dan teman-temannya, mendapatkan penghargaan yang sangat luar biasa. Meski mereka sering tawuran antar sekolah, mereka giat bersosialisasi. Kisah asmara Bayu, yang awalnya sering mendapat rintangan, berakhir dengan bahagia. Bagaimana kisah Bayu dan teman-temannya?
Bab 01-Awal Masuk Sekolah

"Woi Bay, jangan lupain pacar lo!" seru Luna saat Bayu mendekati siswi lainnya.

"Beda kelas, beda pacar!" sahut Bayu enteng banget sambil terkekeh.

"Kalau begitu, gue juga mau ganti pacar," celetuk Dina gak mau kalah.

Teman-teman mereka menyorakinya, saat Dina juga mau ganti pacar. Karena sebelumnya, dia pacaran sama Bayu.

"Elo mau sama gue gak, Lun?" tanya Randi.

"Ogah! Noh, lo sama si Fanny aj!" sahut Luna sambil monyongin mulutnya.

Fanny yang mendengar celetukkan Luna, membantahnya, "Enak aj Lo lempar ke gue! Emang gue cewek apaan?"

Gelak tawa teman-temannya semakin riuh.

"Cewek jadi-jadian, hahaha!" celetuk Randi.

"Sialan lo, Ran!" ucap Fanny jengkel.

"Nama lo siapa?" tanya Bayu kepada siswi yang belum dikenalnya sambil mengulurkan tangannya.

Siswi itu pun menjabat tangan Bayu seraya menjawab, "Nama gue, Liana!"

"Nama yang cakep, secakep orangnya," ujar Bayu.

"Huuuh, gombal! Jangan mau sama Bayu!" teriak teman-temannya.

"Kalau mau cari pacar baru, jangan di sini, Bay! Semua kan udah pada tahu siapa lo sebenarnya," celetuk Dina.

Gelak tawa pun pecah kembali mendengar Dina menggerutu kepada Bayu.

Sedangkan Bayu, gak terlalu peduli dengan gerutuan Dina, dia masih asyik merayu Liana yang terbilang lebih cantik dari Dina.

Dina merasa tersaingi oleh kecantikan Liana, yang mempunyai rambut hitam bergelombang.

Hendi, Ambon dan Yoga teman baik Bayu, ikut nimbrung berkenalan dengan Liana.

"Sono lo pada! Ganggu kesenangan orang aje, lo pada!" tegur Bayu.

"Yaelah, gue kan cuma mau kenalan doang kan, Bay!" celoteh Ambon sambil cengar cengir.

"Yog, lo jagain pintu sono! Siapa sih wali kelas kita? Sampe jam segini belom nongol juga," titah Bayu.

"Males, ah! Gue mah siapa aja jadi wali kelas kita, gue terima," sahut Yoga.

"Oh ya, nanti kita istirahat bareng, ya!" pinta Bayu kepada Liana.

Liana hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Dia memang suka dengan gaya Bayu yang blak-blakan dan apa adanya, meski Bayu tergolong siswa yang kurang mampu.

Beda halnya dengan Randi, dia selalu tinggi omongannya. Dia pernah mengaku kepada gadis yang diincarnya, sebagai anak seorang jendral bintang empat.

Namun kenyataannya, dia hanyalah anak seorang pegawai sipil. Wajahnya memang lumayan ganteng, tapi kalah ganteng dengan Bayu.

Banyak yang suka dengan Bayu, tapi dengan mengetahui sifat dan wataknya yang suka gonta ganti pacar, membuat mereka berpikir dua kali.

"Ada yang dateng!" seru seorang teman Bayu yang sedang berdiri di depan pintu kelas.

Mereka semua langsung duduk diam, menunggu wali kelas mereka masuk ke dalam.

Ternyata yang datang adalah seorang guru wanita paruh baya, dia adalah guru terseksi di sekolah mereka.

Mereka sangat mengenal baik sang guru yang bernama Purwanti, dandanannya yang menor dan selalu memakai rok sebatas dengkul, terlihat kemulusan betisnya yang membunting.

Saat Bu Pur memasuki kelas, para siswa dan siswi serentak memberi salam,

"Selamat pagi, Bu guru!"

"Selamat pagi juga, anak-anak!" sapa Bu Purwanti dengan senyum khasnya.

Ibu Purwanti adalah seorang guru matematika yang terkenal seksi dan cukup galak. Namun, galaknya itu hanya sebatas di saat pelajarannya saja. Di luar jam pelajaran, dia sosok yang sangat baik dan penuh canda meski kepada siswanya sendiri.

Kadang di saat jam istirahat, dia selalu nimbrung di antara siswanya menyantap makan siang. Semua yang mengenal baik dengannya, tidak menganggap serius kegalakannya dalam memberi pelajaran.

"Anak-anak, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, setelah sekian hari kalian libur panjang. Saya tidak perlu memperkenalkan diri lagi, karena kalian pasti sudah mengenal saya sejak kelas satu. Di antara kalian pasti belum saling mengenal satu sama lainnya, dan saya harap semua memperkenalkan diri," jelas Bu Purwanti.

Satu persatu, para siswa memperkenalkan diri di depan kelas. Bukan hanya sekedar memperkenalkan nama saja, akan tetapi hobi dan kesukaannya masing-masing dijelaskan.

Saat giliran Bayu memperkenalkan diri dan hobinya, semua teman-temannya saling bisik-bisik.

"Woi, kenape lo pada bisik-bisik segala? Lo pada lagi ngomongin gue, ya?" tanya Bayu sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.

"Huuuh, pede amat sih lo!" celetuk Dina.

"Hei, Dina! Gini-gini juga gue mantan lo!" sahut Bayu dibarengi gelak tawa teman-temannya.

Sontak saja wajah Dina merona merah tembaga, saat Bayu mengatakan dia adalah mantannya.

Bayu pun maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri juga hobi dan kesukaannya.

"Perkenalkan, nama saya Bayu Kusuma. Hobi saya, membaca buku komik dan menggoda wanita..."

Belum selesai Bayu memperkenalkan diri, semua teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

"Woi, ngaku juga lo suka goda wanita!" seru teman-temannya.

"Biarin aja! Biar bu guru kita juga tahu, bahwa gue suka goda wanita yang lebih tua dari gue," sahut Bayu.

"Silakan lanjutkan, Bayu!" titah Bu Pur.

Bayu pun melanjutkan kata-katanya yang disela teman-temannya tadi.

"Saya biasa dipanggil, Bayu! Saya sangat menyukai semua jenis makanan, termasuk kue cucur."

Lagi-lagi semua temannya mentertawakan nya, saat Bayu sangat suka dengan kue cucur.

"Bay, coba tunjukkan pada kami, gimana sih bentuk kue cucur itu?" celetuk Randi.

Bayu menjawab dengan bahasa isyarat, kedua tangannya memegang dadanya. Sontak semua yang melihat isyarat Bayu ngakak abis, termasuk Bu Pur.

Di antara siswi yang melihat sikap Bayu, merasa geli juga. Mereka sangat paham dengan isyarat yang baru saja ditunjukkan Bayu.

"Ada lagi yang ingin kamu sampaikan, Bayu?" tanya Bu Pur.

"Cukup, Bu! Senang berkenalan dengan kalian semua!" seru Bayu.

"Untuk hari ini belum ada mata pelajaran, tapi ibu sudah mengatur jadwalnya. Silakan kalian lihat dan catat jadwal pelajarannya di kantor," titah Bu Purwanti.

"Oh ya, silakan kalian memilih ketua kelas terlebih dahulu. Kalian bisa secara langsung memberi suara, siapa yang akan menjadi ketua kelas. Ibu ingin tiga calon di antara kalian!" pinta Bu Pur.

Semua teman-teman Bayu langsung menoleh ke arahnya, dia pura-pura gak tahu dan asyik memainkan penanya.

"Bayu, Bu guru!" jawab teman-temannya dengan serentak.

Mereka gak memilih tiga calon ketua kelas, mereka langsung menunjuk Bayu sebagai ketua kelas.

"Bayu! Semua teman-temanmu menunjuk kamu sebagai ketua kelas. Apakah kamu bersedia?" tanya Bu Pur.

Bayu mengerutkan keningnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Ah, sialan! Kenape mesti gue yang jadi ketua kelas?" gerutunya.

"Bayu, apa kamu setuju jadi ketua kelas?" Bu Pur mengulang pertanyaannya.

Dengan berat hati, Bayu pun menyetujui pilihan teman-temannya menjadi ketua kelas.

"Karena mereka telah memilih, saya setuju saja, Bu!" jawab Bayu pake melas segala.

"Sekarang, siapa yang akan menjadi wakil ketua kelas?" tanya Bu Pur.

Semua menoleh ke arah Dina dan menunjuknya secara langsung menjadi wakil ketua kelas.

Jari telunjuk Dina diarahkan pada dirinya sendiri seraya bertanya, "Apa? Gue jadi wakil ketua kelas? Noh Liana aja yang cantik dan seksi!" seru Dina menolak tawaran teman-temannya menjadi wakil ketua kelas.

"Dina, semua teman-temanmu telah memilih kamu sebagai wakil ketua kelas, apakah kamu bersedia?" tanya Bu Pur.

Dina gelengkan kepalanya seraya menjawab, "Saya gak bersedia, Bu! Mungkin Liana bersedia tuh, Bu!"

Semua temannya tetap menunjuk Dina sebagai wakil ketua kelas, mau gak mau, dia harus menerima keputusan teman-temannya.

Akhirnya, dia hanya bisa pasrah dan memaki dirinya sendiri. Dina menoleh ke arah Bayu yang tersenyum kepadanya, yang membuatnya semakin jengkel dan kesal kepadanya.

"Karena kalian telah memilih ketua dan wakil ketua kelas, kalian harus mematuhi mereka. Bila ada hal yang harus ibu sampaikan kepada kalian, maka mereka berdua lah yang akan ibu beritahu terlebih dahulu," jelas Bu Pur. "Sampai di sini, ada yang mau bertanya?" tanya Bu Pur menambahkan.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca