

Siang itu suasana langit yang mendung membuat hari semakin syahdu,tetapi tidak bagi Rizal,dia seorang siswa kelas 2 di salah satu SMU negeri di pinggiran kota solo. Dia terlalu bersemangat untuk segera pulang ke rumah setelah bel tanda pulang sekolah ber bunyi,karena dia akan segera membantu bapaknya di kebun saat panen sayuran,dan akan di bawa nanti malam.
Bapak dari Rizal,adalah orang tua satu satunya yang tersisa,bapaknya berprofesi sebagai sopir sayur,masih untung mobil yang di pakai adalah mobil sendiri,hasil dari mengumpulkan sedikit demi sedikit,juga kebun sayur yang dia tanami sayur.jadi selepas Rizal pulang sekolah,dia langsung ke kebun untuk membantu panen sayur di kebunnya sendiri.
Setelah sampai di rumah,dia berganti baju,dan setelah sholat ashar dia segera pergi ke kebun untuk memanen sayur di kebunnya,di sana terdapat bapaknya dan beberapa orang yang membantu memanen sayur.
"Kamu sudah pulang Zal?"tanya pak Herman kepada anak lelakinya yang sudah menyusul ke kebun yang terletak di belakang rumah dan di batasi halaman belakang dan kolam ikan.
"Sudah pak,ini yang mau di angkut ke depan semua kan pak?"jawab Rizal pada bapaknya dan bertanya tentang tumpukan sayur yang berada di sana.
"Iya,itu semua langsung di tata di bak saja ya,nanti bapak setelah isya mau mengambil sayur di tempat pak haji.oiya kamu sudah makan dan sholat belum?"tanya pak Herman pada anaknya.
"Sudah pak,yaudah saya angkat ke depan ya?"lanjut Rizal.
"Loh Zal,kowe wes muleh to?(loh Zal,kamu sudah pulang to?)"tanya mbah sumi salah satu orang yang membantu pak Herman memanen sayurannya.
"Sampun mbah,monggo mbah.(sudah mbah,mari mbah)saya duluan" jawab Rizal dengan ramah.
Rizal memang terkenal anak yang ramah dan sopan.bahkan banyak gadis yang melirik ke Rizal,tapi Rizalnya yang memang tak ingin punya hubungan dengan gadis dulu sebelum cita-citanya tercapai.bahkan nama Rizal selalu terpasang di atas sendiri sebagai siswa berprestasi.
Akhirnya Rizal mengangkut semua sayuran ke bak mobil bapaknya,sampai semua sayuran sudah sampai di atas bak mobil bapaknya semua.sedangkan waktu pun sudah sangat sore,dan mereka akhirnya mengakhiri pekerjaan mereka karena waktu sudah mendekati magrib.
Dan setelah magrib pak Herman dan Rizal makan malam bersama,mereka menyempatkan mengobrol berdua saat setelah makan atau saat mereka bersama.
"Bagaimana sekolahmu nak?apa ada kendala di sekolah?"tanya pak Herman mencoba semakin dekat dengan anaknya.
"Alhamdulillah pak,semua baik-baik saja dan semua berjalan lancar."jawab Rizal pada bapaknya.
"Alhamdulillah kalau begitu,ingat ya,kamu jangan lupa dengan sholat kamu nak,dan berdoa meminta sama Allah untuk di tunjukkan jalan yang lurus.oiya Zal,memang kamu punya hubungan apa sama susi?"tanya pak Herman pada Rizal.
"Susi?"beo Rizal
"Iya Susi anak pak Susilo,dia satu sekolahan sama kamu kan?"tanya pak Herman pada Rizal.
"Ooh,tidak ada pak,dia memang teman sekolahku,tapi beda jurusan,dia IPS,kalau aku kan IPA.jadi ya tidak begitu dekat,paling cuma tahu saja."jawab Rizal menjelaskan pada bapaknya.
"Benar tidak ada hubungan apa-apa?sepertinya dia itu kok seperti ada perasaan sama kamu?"lanjut pak Herman sambil memicingkan matanya menyelidiki anaknya.
"Bener pak,ya Allah pak,kenapa tidak percaya sama anak sendiri sih?makanya bapak nikah lagi saja pak,cari istri sana,jangan berprasangka pada Rizal terus."jawab Rizal sedikit sewot.
"Dasar kamu itu,bapak sudah tua nak,sudah bukan waktunya mikirin istri,bapak ingin kau tumbuh,kamu selesai kuliah,dan menikah,hidup bahagia sama istri dan anakmu."jawab pak Herman.
"Tapi pak,bapak juga perlu bahagia pak,bapak juga harus memikirkan kehidupan bapak ke depannya pak."sahut Rizal lagi.
"Sudah lah Zal,yang bapak ingin sekarang kita jalani saja hidup kita ini,oiya Zal,besuk kalau kamu kuliah ingin ambil jurusan apa?"tanya pak Herman mengalihkan topik.
"Huh,dasar bapak,pinternya mengalihkan topik pembicaraan.aku maunya kuliah di fakultas pertanian pak,biar bisa jadi petani sukses,jadi kalau suatu saat di bikin sinetron judulnya petani sayur naik haji."jawab Rizal sambil cengengesan.
"Terserah kamu saja Zal,yang penting sesuai dengan cita-cita mu,tapi bukannya kamu suka sama IT ya?"tanya pak Herman lagi.
"Kalau IT itu hobi pak,tapi kalau pertanian itu cita-citaku pak."jawab Rizal lagi.
"Yowes terserah kamu saja Zal,yang menjalani itu kamu.yang penting kamu tanggung jawab sama pilihanmu.
"Makasih pak,oiya pak,habis ini biar aku yang bawa mobilnya ke rumah pak haji saja pak,sekalian jemaah isya di masjid,bapak isya di rumah saja dan langsung istirahat,nanti malam Rizal bangunkan kalau mau berangkat."saran Rizal pada bapaknya agar bapaknya bisa istirahat dulu.
"Tidak apa-apa Zal?kamu nanti belajarnya bagaimana?"tanya pak Herman lagi.
"Aman pak,yaudah pak,Rizal ke masjid dulu ya,mobilnya Rizal bawa sekalian."pamit Rizal pada bapaknya dan mencium tangannya.
Akhirnya Rizal berangkat ke masjid membawa mobil bapaknya untuk di isi dengan sayuran dari pak haji,karena memang sudah kebiasaan seperti itu.
Setelah jemaah sholat isya di masjid,Rizal menuju rumah pak haji bersama pak haji di sampingnya karena tadi ketemu di masjid
"Kamu parkir mobilmu di situ dulu Zal,biar nanti di isi sama anak anak."perintah pak haji pada Rizal.
"Baik pak haji,biar nanti saya bantu saja tidak apa-apa,dari pada saya nganggur."jawab Rizal sedikit sungkan.
"Kamu itu Zal,yaudah ayo masuk dulu."Akhirnya Rizal pasrah di tarik sama pak haji,dan di ajak duduk di kursi yang ada di ruang tamu.
"Loh,ada Rizal to?bagaimana Zal,sehat?"tanya bu haji yang melihat Rizal dan suaminya sedang mengobrol di sana.
"Alhamdulillah bu haji sehat,bu haji sendiri bagaimana?"jawab Rizal sambil berdiri dan menghampiri bu haji dan mencium punggung tangannya dengan takdzim.
"Alhamdulillah Zal,yah beginilah Zal namanya juga orang tua Zal.yaudah sana di lanjut sama bapak,dia memang cocok kalau ngobrol sama kamu."sahut bu haji,yang tahu kalau suaminya ini paling suka ngobrol sama Rizal tentang berbagai hal.
Akhirnya bu haji pergi meninggalkan ruangan itu dan menyuruh pembantunya untuk membikinkan minuman untuk Rizal dan pak haji.
"Zal,rencana kamu nanti setelah lulus mau kuliah jurusan apa Zal?"tanya pak haji lagi.
"Saya maunya kuliah di fakultas pertanian pak haji,biar bisa memajukan pertanian di daerah kita pak haji,mungkin bisa menggunakan cara tertentu supaya hasilnya maksimal."jawab Rizal.
"Bagus Zal,selama ini warga desa kita ini bertani sayurnya masih monoton Zal,mereka masih menggunakan metode lama,jadi nanti kalau bisa ajarkan mereka dengan metode baru agar hasilnya lebih bagus dan membawa kemakmuran bagi warga kita Zal,sebab tanah di sini itu masih subur Zal,sebab jarang pemuda sini itu peduli sama pertanian di sini Zal,kebanyakan mereka kuliah pasti ambilnya fakultas bisnis,kedokteran,dan banyak lagi yang menjanjikan perekonomian selanjutnya."jelas pak haji pada Rizal.
"Itulah pak,kenapa saya memilih pertanian,paling tidak ada lahan bapak do belakang untuk uji coba pak."jawab Rizal selanjutnya.
"Benar Zal,kamu memang lain dari yang lain Zal,bapak suka itu,sayang anak bapak sudah nikah semua,kalau belum tak jadikan mantu kamu."jawab pak haji senang.
"Pak haji ini bisa saja,sayanya masih kecil pak,belum cukup umur ini,malah akan di jadikan mantu."jawab Rizal lagi dengan bercanda.
Setelah menunggu beberapa saat orang suruhan pak haji masuk memberitahukan kalau sayur sudah naik semua.mendengar itu akhirnya Rizal berpamitan untuk pulang.
Sesampainya di rumah,ternyata bapaknya sudah tidur,dan Rizal tidak membangunkannya,lalu Rizal juga istirahat sebentar,tepat setelah jam 1malam,Rizal terbangun dan membangunkan bapaknya,setelah bapaknya berangkat baru Rizal sholat tahajud,dan belajar sebentar,setelahnya baru tidur lagi sambil menunggu waktu sholat subuh tiba.