Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Golek-Golek Setan 3 (Penebusan Dosa)

Golek-Golek Setan 3 (Penebusan Dosa)

Kimi Nalan Syarif | Tamat
Jumlah kata
205.5K
Popular
880
Subscribe
108
Novel / Golek-Golek Setan 3 (Penebusan Dosa)
Golek-Golek Setan 3 (Penebusan Dosa)

Golek-Golek Setan 3 (Penebusan Dosa)

Kimi Nalan Syarif| Tamat
Jumlah Kata
205.5K
Popular
880
Subscribe
108
Sinopsis
HorrorHorrorKarya KompetisiIblisSupernatural
Golek-Golek Setan pun semakin membuat teror di dunia fana, untuk mencari seribu tumbal demi membebaskan Dasamuka dari penyegelnya. Dunia fana pun semakin kacau. Ditambah dengan teror dari boneka-boneka arwah, pimpinan Cebol dengan tujuan mereka sendiri. Mau tak mau, Jubah Ungu yang sedang menjalani penebusan dosa nya. Ikut campur dalam urusan para makhluk dari dunia lain itu. Syafir, Pio dan Srikandi lalu diberi topeng gaib dan kekuatan gaib oleh Eyang Semar atau Rama Wijaya. Mumun dan Dodon pun menjadi incaran dari tiga Golek Setan Kembar, untuk dihisap darahnya, agar kekuatan mereka bertiga meningkat. Akankah rencana para Golek Setan itu berhasil? Lalu bagaimana dengan nasib dari seribu tumbal pemuda-pemudi itu? Di mana tiga Golek Setan Pembelot, menyusup atas perintah Batara Gede.
Bab 1. Balas Dendam Dimulai

Bulan purnama, tampak begitu sempurna di langit tanpa batas. Sinarannya begitu benderang. Menjadi penerang semesta malam, yang begitu absolut cahayanya itu. Seakan sang dewi malam, sedang menjajah langit dengan cahaya pantulan dari Matahari itu.

Tampak Syafir, Pio, Arjuna dan Srikandi. Sedang berada di atap puncak vila berwarna jingga milik Rama Wijaya.

Entah kenapa mereka berempat, ingin berada di tempat itu. Menikmati indahnya purnama yang sedang berkuasa atas langit.

Mereka berempat seakan sedang terhipnotis oleh pesona sang dewi malam. Hingga mereka berempat pun tak mampu, lepas dari pesonanya.

"Firasatku buruk, tentang purnama kali ini," kata Syafir, mengawali perbincangan di antara mereka berempat. Sambil menatap bulan purnama, yang seakan sedang berada di hadapan mereka. Di mana Bukit Golek berada, bukit di mana Rama Wijaya menyegel ketiga Golek Setan Kembar bersamanya.

Penyegelan itu sampai saat ini tak diketahui oleh Arjuna, Syafir, Pio, Srikandi dan tiga Golek Setan Pembelot. Yang menganggap Rama Wijaya sudah mati bersama ketiga Golek Setan Kembar, di dimensi berbeda. Dengan dimensi dunia fana, yang mereka tinggali selama ini.

"Memang, kau merasakan firasat apa, Fir?" tanya Srikandi, berdiri di samping kanan lelaki pujaannya itu. Dengan penuh selidik.

"Aku tidak tahu pasti, tapi firasatku mengatakan. Itu ada hubungannya dengan Bukit Golek," jawab Syafir, dengan nada datar.

"Jangan-jangan mimpiku yang dulu. Akan menjadi kenyataan," khawatir Pio pun berkata, dengan berdiri di sisi kiri Syafir dengan rambut mulet yang mulai gondrong.

Syafir terdiam tak ingin menjawab perkataan dari sahabatnya itu. Akan tetapi Arjuna lah yang merespon perkataan dari Pio itu.

"Pio Sanjaya, kau jangan asal bicara saja. Teror dari para boneka arwah dan Golek Dasamuka, belum selesai. Ditambah ketiga golek setan itu. Pasti masalah akan semakin rumit saja," papar Arjuna dengan ekor rambut mohawk nya yang semakin panjang.

Arjuna lalu menghembuskan napasnya kuat-kuat. Seakan ingin melepaskan semua beban di dadanya.

Gelegar!

Mendadak saja seberkas petir menghantam puncak Bukit Golek, dengan begitu dahsyatnya.

Cahayanya begitu menyilaukan mata. Mereka berempat sampai menggunakan tangan mereka untuk menghalau cahaya terang itu.

"Sebenarnya ada apa ini?" kejut Pio, dengan penuh kebingungannya.

Tak ada yang menjawab perkataan dari pemuda tampan berbadan atletis itu. Hingga tiba-tiba saja ....

Bruk!

Tubuh seseorang pun terjatuh dari langit. Yang merupakan tubuh dari Rama Wijaya yang sedang sekarat.

Arjuna, Syafir, Pio dan Srikandi begitu terkejut. Ketika mengetahui ketika mengetahui. Bila tubuh yang terjatuh itu, adalah Rama Wijaya. Sosok yang mereka anggap sudah mati.

"Eyang Semar!" teriak Srikandi, dengan penuh keterkejutannya.

Gadis cantik berambut hitam panjang itu pun lalu berlari. Menghampiri Rama Wijaya yang sedang sekarat, dengan posisi terlentang menghadap langit.

"Apa, ini kenyataan?" kata Arjuna, lalu berlari menyusul Srikandi. Seakan tak percaya, jika sosok yang terjatuh dari langit itu, adalah kakek kandungnya.

Syafir dan Pio pun ikut berlari, untuk menolong Rama Wijaya.

Tak memerlukan waktu lama, mereka pun tiba di hadapan Rama Wijaya. Yang seakan benar-benar sudah tak berdaya.

Arjuna langsung saja duduk bersila, dan menggenggam tangan kanan kakeknya itu. Untuk menyalurkan tenaga dalamnya.

Sedangkan Srikandi, Pio dan Syafir hanya memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Arjuna. Karena mereka bertiga tak memiliki kekuatan gaib tingkat tinggi seperti Arjuna. Yang diturunkan secara langsung oleh kakeknya, Rama Wijaya.

Hingga mereka pun tak dapat melakukan apa-apa, untuk membantu Rama Wijaya.

Mereka berempat duduk bersila sejajar, di samping kanan Rama Wijaya.

"Eyang Semar, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Arjuna, memanggil nama panggilan kesukaan dari Rama Wijaya. Sambil berusaha untuk menyalurkan tenaga dalamnya kepada kakeknya itu. Yang anehnya malah tertolak.

"Aku gagal menjaga ketiga golek setan itu. Mereka bertiga dapat meloloskan diri dari segel ciptaanku dan kujang emas. Karena ada golek setan lainnya, yang membantu mereka bertiga. Untuk membebaskan mereka bertiga," ungkap Rama Wijaya, dengan suara pelan.

"Jadi selama ini, Eyang Semar masih hidup?" tanya Syafir, dengan tatapan iba kepada Rama Wijaya yang masih memakai topeng semar.

"Benar," jawab Rama Wijaya dengan nada lirih.

"Eyang, kenapa kau menolak penyaluran tenaga dalamku?" tanya Arjuna, dengan penuh selidik.

"Bukannya aku menolak. Tapi memang tubuhku sudah tak bisa menerimanya. Sekarang lebih baik kalian pergi dari sini. Karena mereka ingin membunuh siapa pun yang terlihat di Bukit Golek dulu. Arjuna gunakanlah teleportasi, untuk menyelamatkan diri kalian," ujar Rama Wijaya, dengan nada semakin lemah saja.

Belum sempat Arjuna menjawab perkataan dari Rama Wijaya. Tiba-tiba saja, terdengarlah suara gadis muda. Yang merupakan suara dari sosok gabungan ketiga Golek Setan Kembar. Dengan menggunakan wujud gadis cantik bergaun merah, yang merupakan sosok dari Dewi Kumala. Di saat dirinya masih menjadi manusia, beberapa puluh tahun yang lalu.

"Tak akan ada yang kubiarkan pergi hidup-hidup dari sini," ucap Gadis Bergaun Merah itu dengan nada mengerikan. Bersamaan dengan jatuhnya ketiga Golek Setan Pembelot dari langit.

Bruk! Bruk! Bruk!

Golek Setan Sandy, Golek Setan Andra dan Golek Setan Ari terjatuh di samping kiri Rama Wijaya dengan begitu keras. Hingga vila berwarna jingga itu berguncang dengan begitu hebatnya.

Akan tetapi anehnya, vila milik Rama Wijaya itu tak roboh sama sekali. Bahkan atap yang terdiri dari cor-an itu. Tak nampak tergores sedikit pun. Karena vila berwarna jingga itu sudah dipasang pelindung gaib oleh Rama Wijaya, sejak awal pembangunannya.

Ketiga Golek Setan Pembelot itu lalu bangkit, dan melayang 1 meter di udara.

"Cepatlah, kalian pergi. Kami bertiga akan menahannya di sini," kata Golek Setan Sandy. Dengan tatapan tajam ke arah Gadis Bergaun Merah itu. Dengan penuh kegeramannya.

"Tapi bagaimana dengan kalian?" tanya Syafir, dengan penuh kekhawatirannya terhadap tiga Golek Setan Pembelot itu.

"Jangan pikirkan kami. Kami bertiga ini sudah mati. Mati untuk yang kedua kalinya pun, bukan masalah bagi kami," sahut Golek Setan Sandy dengan nada tegas.

Belum sempat Syafir berkata. Gadis Bergaun Merah itu pun mengeluarkan suaranya.

"Sudah aku bilang, tak ada yang kubiarkan pergi hidup-hidup dari sini," sahutnya dengan nada mengerikan. Yang menggema di tempat itu.

Kedua tangan Gadis Bergaun Merah itu, lalu di arahkan ke atas.

Tampak keluarlah cahaya merah, yang segera menyelubungi area vila berwarna jingga itu.

"Celaka ...," kata Rama Wijaya, dengan nada lirih.

"Kenapa, celaka Eyang?" tanya Arjuna dengan penuh kebingungannya. Sambil terus berusaha untuk menyalurkan tenaga dalamnya kepada kakeknya itu.

"Dia sudah mengurung kita di sini. Melakukan teleportasi pun, kita tak mungkin dapat melarikan diri," tutur Rama Wijaya, dengan penuh kekhawatirannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Eyang?" Arjuna pun menjadi panik. Karena dirinya sadar diri. Bergabung dengan ketiga Golek Setan Pembelot dan Golek Bima yang ada di dalam tubuh Syafir pun. Dirinya tak mungkin bisa menang melawan Gadis Bergaun Merah itu.

"Aku punya cara, untuk menghadapi dirinya-" perkataan Rama Wijaya pun langsung dipotong oleh Arjuna.

"Cara apa itu, Eyang?" tanya Arjuna, dengan penuh penasarannya.

Tiba-tiba saja di samping kiri Gadis Bergaun Merah itu. Muncullah Golek Dasamuka, sedangkan di samping kanannya muncullah Dewi Rembulan. Yang membuat Arjuna dan yang lainnya begitu terkejut melihat kehadiran kedua golek setan itu. Seakan mereka sedang melihat malaikat kematian, yang akan segera mencabut nyawa mereka saat itu juga

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca