Siapa yang tidak mengenalnya? Gangster yang paling ditakuti di semua distrik. Julukannya Harimau Bertaring, sebab di setiap aksinya dia selalu menunjukkan taringnya terlebih dahulu pada lawan dan membuat mereka kalah tanpa melawan. Orang-orang yang ditandai ya musuh akan binasa, yang bertemu dengannya tanpa mengenal.pasti gemetar ketakutan.
Lantas, bagaimana kalau orang sepertinya mati dengan cara yang konyol?
Seperti sekarang, tubuhnya tergeletak di atas ranjang dengan seorang wanita yang tengah menindihnya.
Tubuh pria itu lemas tidak bertenaga karena obat yang diberikan wanita itu. Tanpa perlawanan berarti wanita cantik nan seksi ini berhasil membuat Harimau Bertaring tak berkutik.
"Maaf, bukannya aku kejam. Aku melakukan ini untuk hidup." Senyum wanita ini tidak mencerminkan kata-katanya.
"K-kau—hmp!"
Belati kecil yang tidak disadari kehadirannya karena sang harimau terbakar nafsu membara ini menancap tepat di dada mengarah pada jantungnya.
"Ternyata mudah ya meringkusmu, Hero."
Pria yan tidak berdaya ini merasakan sakit tak terhingga, meski demikian dia masih dengan kesadaran penuhnya dan melihat pria lain yang entah muncul dari mana itu melangkah semakin mendekatinya.
"Siapa sangka kau begitu mencintainya. Sampai tidak sadar akan dibunuh."
Pria ini mengelus puncak rambut wanita yang masih berada di posisi yang sama dengan tangan gemetar masih memegang belati yang tertancap.
"Kau—sialan!"
"Matilah, dan aku akan menggantikan mu mengurus organisasi kita."
"Apa aku akan mati seperti ini?" batin sang harimau penuh penyesalan seraya menutup matanya.
Pria ini menekan belati sampai hanya sisa gagangnya. Sang harimau langsung tewas dengan beberapa kali tusukan penuh dendam dari pria itu. Dia langsung binasa. Di tempat.
Gelap. Itu yang bisa dia rasakan. Napasnya memburu merasakan rasa sakit pada jantungnya yang tertusuk. Disela-sela itu dia merasakan sensasi panas seolah membakar jantungnya.
"Apa ditusuk tepat di jantung akan terasa sesakit ini?" gumamnya.
PLAKK!
Dia langsung terbangun saat pipinya terasa panas. Saat itu matanya terbelalak kala dia melihat hal aneh setelah kematian.
"Anak sekolah?"
Di hadapannya saat ini ada beberapa anak sekolahan yang berkecamuk pinggang seolah menantangnya.
"Hei, pecundang!"
"Kau berbicara padaku?" ujarnya kebingungan.
Apa ini mimpi? Atau kejadian tadi yang merupakan mimpi?
"Pecundang Gibran! Kenapa Lo melotot gitu sama gue, hah?!"
Seseorang dari anak sekolah ini menarik kerah bajunya. Lantas dia terbelalak, cengkeraman anak sekolahan ini terasa nyata meski tidak terlalu kuat. Sepertinya ini bukan mimpi, lalu kejadian apa yang dilaluinya tadi?
"Ini karena lo suka bertingkah. Rasain tinju gue!"
Anak sekolahan ituelayangkanntinju, tapi dengan mudahnya bisa ditangkis. Terkejut karena bisa menangkis tendangan mengarah padanya, tapi dia berhasil meringkus anak ingusan ini hanya dengan beberapa gerakan.
"Ini sensasi nyata, aku jelas memukul orang."
Dia melihat sepatu sneakers yang dikenakannya serta seragam sekolah yang dia kenakan. Dia kebingungan.
"Gibran, lo bener-bener ya!"
"Kalian anak kecil siapa sih? Kok ngajak ribut," ucap lelaki ini.
"Gila lu!"
Anak ingusan itu kembali melayangkan pukulan, dia langsung bisa menahannya.
"Kalian punya cermin?"
"Lo ngomong apa sih sinting!"
"Sama orang tua gak boleh kasar, siapa yang ngajarin kalian begitu?"
Kebingungan melanda anak-anak sekolah ini. Lantas setelah menerima pukulan telak dan babak belur oleh sang harimau mereka lari kocar-kacir seperti dikejar hantu gentayangan.
Dia melihat serpihan kaca cukup besar di lantai dan mengambilnya.
Pikirnya dugaannya salah, tapi saat melihat pantulan dirinya pada serpihan cermin. Bukan terkejut lagi, dia sampai mundur dua langkah melihat wajahnya tampak muda dan berbeda.
"Apa aku bereinkarnasi?"