Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Berandal Posesif

Berandal Posesif

Dezzweet | Bersambung
Jumlah kata
37.7K
Popular
100
Subscribe
7
Novel / Berandal Posesif
Berandal Posesif

Berandal Posesif

Dezzweet| Bersambung
Jumlah Kata
37.7K
Popular
100
Subscribe
7
Sinopsis
PerkotaanSekolahBadboyTransmigrasiCinta Sekolah
Eros Wiratmadja— merupakan sosok remaja yang hidupnya dipenuhi oleh luka. Setelah diusir dari rumah oleh sang Kakek yang mengasuh dirinya sejak kecil. Dia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, sehingga mengalami kecelakaan. Namun, bukannya mati dia justru memasuki raga sosok figuran dalam Novel yang pernah dia baca. Figuran itu merupakan Eros Danendra, yang hidupnya tidak berbeda jauh dengan dirinya. Sosok Eros dalam novel akan mati menuju ending. "Dari sekian banyaknya tokoh dalam novel. Kenapa harus masuk ke raga Eros? Nggak sekalian aja masuk ke raga pemeran utama." Eros merutuki nasibnya yang tak begitu mulus. Bahkan, neraka saja menolak keberadaannya sehingga melempar dirinya ke dalam dunia antah berantah.
001 || Eros Wiratmadja

"Seharusnya kamu bersyukur disaat orang tua kandung kamu aja nggak peduli kamu hidup atau nggak. Ada saya yang mau ngurus semua kebutuhan hidup kamu, Eros!"

Suara itu menggelegar di ruang tamu kediaman keluarga Wiratmadja. Keluarga terhormat yang disegani diseluruh kota Pandora. Keluarga yang selalu mempertunjukan kesempernuaan pada dunia yang kenyataannya jauh dari itu.

Eros Wiratmadja, merupakan pewaris satu-satunya keluarga Wiratmadja. Orang selalu bilang hidup Eros itu sempurna menjadi bagian dari keluarga terpandang. Memiliki keluarga yang lengkap, bergelimang harta dengan semua keinginannya selalu terpenuhi.

Eros hanya bisa tertawa dalam diam mendengar semua perkataan orang-orang yang hanya bisa menilai dari cover kehidupannya saja. Mereka tidak tahu apa-apa tentang kehidupannya yang sangat jauh dari bayangan mereka.

"Tapi kamu bukannya berterima kasih dan memikirkan cara balas budi atas kebaikan saya ke kamu selama delapan belas tahun. Kamu malah mempermalukan saya dengan kelakuan bajingan kamu, Eros?"

Teriakan itu kembali menggema di ruang tamu dengan interior mewah.

Dia, Hendra Wiratmadja, pria paruh baya berusia 56 tahun merupakan orang paling berkuasa di kota Pandora. Dia memiliki seorang putra tunggal bernama Daniel Wiratmadja yang menikah dengan seorang pelacur yaitu Melani Adisti.

Dan remaja laki-laki berusia 18 tahun yang berdiri di depannya ini merupakan cucu kandungnya. Hasil dari pernikahan Daniel dengan Melani.

"Aku butuh kebebasan. Aku juga punya hak atas hidup aku mau kaya gimana. Nggak seharusnya Kakek marah, lagian apa yang aku lakukan itu wajar."

Eros yang sejak tadi diam membuka suaranya. Dia menatap datar pria paruh baya di depannya yang kini mengetatkan rahangnya. Hendra marah mendengar perkataan yang lolos dari mulutnya.

"Lancang! Saya ngeluarin duit banyak buat biaya sekolah kamu biar kamu bisa banggain saya! Bukan malah mempermalukan saya dengan tawuran kaya berandalan!"

Hendra berteriak dengan lantang dengan kedua mata melotot sempurna. Emosinya sudah berada di atas puncak ubun-ubunnya, napasnya mengombak dengan urat-urat yang menonjol pada lehernya.

Eros meneguk ludahnya dengan kasar. Melihat kemarahan sang Kakek membuat nyalinya menciut. Dia lemah jika berhadapan dengan pria tua di depannya. Dia tidak memiliki sedikit keberanian untuk melawan Hendra yang selalu menyakiti dirinya secara verbal.

Hendra yang mengurusi dirinya sejak umur delapan tahun. Disaat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai setelah melewati pertengkaran hebat yang tak seperti biasanya. Daniel dan Melani yang sejak dirinya lahir tak pernah menganggap keberadaannya ada. Meninggalkan dirinya seorwng diri di rumah besar bersama beberapa pelayan saja. Tangisan penuh permohonan pada kedua orang tuanya untuk tetap tinggal tidak digubris. Melani mendorong tubuh kecilnya sehingga dirinya terjengkang ke belakang. Setelah itu Melani menaiki mobil mewah bersama seorang pria yang merupakan selingkuhannya.

Sedangkan Daniel, Ayahnya itu sudah pergi lebih dahulu tanpa sedikitpun menolehkan wajahnya setelah mendengar raungan tangisnya.

"Maaf!"

Hanya satu kata itu yang mampu dia ucapkan. Eros tidak berpikir jauh sebelum bertindak. Dia melakukan tawuran antar sekolah atas ajakan dari temannya. Dia awalnya menolak, tapi mereka memaksa sehingga Eros mau tak mau menerima ajakan mereka yang berakhir dirinya di drop out dari sekolah.

Alasan itulah yang membuat sang Kakek mengamuk padanya setelah mendengar kabar dirinya dikeluarkan secara tidak hormat dari sekolahnya.

"Kata maaf yang keluar dari mulutmu. Nggak cukup buat memperbaiki reputasi saya!"

Hendra melangkah mendekat pada sang cucu yang berdiri dengan kaku di depannya dengan jarak satu meter.

"Keluar dari rumah ini sekarang juga. Itu hukuman buat kamu yang kelakuannya kaya berandalan di luar sana!"

Kedua mata Eros membelalak sempurna. Napasnya tercekat mendengar kalimat kasar yang keluar dari mulut sang Kakek. Apa dirinya diusir dari rumah?

"Nggak mau, Kakek! Aku harus tinggal di mana kalo diusir kaya gini!"

Eros menjatuhkan kedua lututnya tepat di depan Hendra. Dia menatap penuh permohonan pada pria tua di depannya. Kedua tangannya terkatup di depan dada.

Dari sorot mata Hendra tidak menunjukan sedikitpun rasa iba melihat cucu satu-satunya bertekuk lutut di bawahnya. Dia pria yang kejam dan egois. Dia lahir bukan untuk memberikan belas kasihan pada orang lain.

Hendra merasa hukuman kali ini yang diberikan oleh dirinya pada Eros setimpal dengan kelakuan cucunya itu.

"Cepat pergi dari rumah ini! Saya masih baik nggak ambil fasilitas yang kamu pegang sekarang. Gunakan semua itu buat kamu bertahan hidup."

Kejam dan tak berhati adalah sikap Hendra yang tak banyak orang tahu. Hanya anak buah dan orang terdekatnya saja yang tahu tentang sikapnya yang tak pernah ditunjukan pada semua orang di kota Pandora.

Napas Eros tercekat. Dia mengusap kasar air matanya yang membasahi kedua pipinya. Dia bangkit, rasanya percuma memohon ampun ada iblis berkedok manusia seperti Hendra.

Bertepatan dengan itu, seorang pelayan menuruni undakan tangga dari lantai dua. Terdapat sebuah tas besar yang berada dikedua tangannya. Pelayan itu mendekat pada Eros dan juga Hendra. Meletakan tas besar itu di dekat Eros sambil mengucapkan beberapa kata dari mulutnya.

Eros tidak begitu memperdulikan pelayan wanita itu. Dia hanya melirik tas besar yang dia yakini berisi pakaian dan barang-barang pribadi miliknya. Hatinya kini terasa begitu nyeri, bagai ada sebuah belati yang menikam ulu hatinya.

Dia menatap sekali lagi wajah Hendra yang tidak menunjukan ekspresi apapun lagi. Tatapan Eros menunjukan luka yang dia rasakan selama bertahun-tahun. Namun, setitik rasa iba pun tak ada dalam diri sang kakek. Membuat Eros menyadari satu hal, bahwa tidak ada yang benar-benar menyayangi dirinya.

Perlahan tapi pasti dia berbalik. Dan melangkah keluar dari kediaman keluarga Wiratmadja dengan langkah yang begitu berat.

"Tuan muda, ini barang-barang milik Anda!"

Suara seorang pelayan yang kini mengejar langkahnya sampai diteras rumah tidak dia pedulilkan. Eros segera menaiki motor besar miliknya yang diberikan oleh sang Kakek saat dirinya berhasil memasuki SMA bergengsi di kota Pandora.

Dia menyalakan mesin motornya. Dan menjalankannya keluar dari gerbang besar yang menjulang tinggi di depan sana. Eros mengendarai motor dengan kecepatan tinggi bersamaan dengan rintik hujan yang mulai membasahi bumi.

Dia menangis dalam diam di balik helm full face yang menutupi wajahnya. Hidupnya dipenuhi oleh kehancuran. Seakan semesta tak mengizinkan dirinya untuk bahagia sebentar saja?

Setelah bertahun-tahun hidup bagaikan boneka bagi Hendra. Akhirnya pria itu membuang dirinya begitu saja setelah dirinya melakukan kesalahan yang sangat fatal. Bagaimana nasib dirinya ke depannya nanti? Di mana dirinya harus tinggal setelah diusir oleh Hendra?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar memenuhi kepalanya. Eros sudah berada di titik keputusasaan. Dia sudah tak memiliki arah hidup lagi. Dia tidak memiliki siapapun di dunia ini selain sang Kakek.

Dunia yang selama ini dibangun di atas tuntutan dan kesempurnaan, runtuh hanya dalam satu malam. Tidak ada tempat pulang. Tidak ada tangan yang terulur untuk menariknya kembali.

Hujan semakin deras, membasahi jalanan kota Pandora yang mulai diselimuti kabut tipis. Eros terus memacu motornya tanpa arah, tidak tahu harus ke mana. Matanya mulai kabur bukan hanya karena air mata, tapi karena rasa putus asa yang menggulung dirinya seperti ombak besar yang ganas.

“Tuhan, aku lelah!"

Eros lelah dengan semua ini. Dia ingin pergi sejauh mungkin dari semua penderitaan yang dia rasakan ini. Hidupnya sudah hancur tak tersisa. Hatinya sudah remuk lebur. Tersisa raganya yang sudah tak mampu melanjutkan perjalanan hidup ini lagi.

Lampu-lampu jalan mulai berpendar samar. Kilat menyambar langit yang begitu gelap.

Sebuah mobil hitam melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi. Eros yang pikirannya sudah melayang entah kemana, terlambat mengerem. Dentuman keras terdengar, logam bertemu logam, tubuhnya terlempar beberapa meter ke udara sebelum jatuh menghantam aspal. Telinganya berdengung dengan hebat, sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca