Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Hunter Terkuat Kembali

Hunter Terkuat Kembali

World Tree | Bersambung
Jumlah kata
74.0K
Popular
454
Subscribe
47
Novel / Hunter Terkuat Kembali
Hunter Terkuat Kembali

Hunter Terkuat Kembali

World Tree| Bersambung
Jumlah Kata
74.0K
Popular
454
Subscribe
47
Sinopsis
18+FantasiIsekaiSistemDungeonKekuatan Super
【Over power×Hobi tidur+Action+Aksi fantasi】Hanya fiksi okey!. Tidak untuk di tiru⚠️ Menceritakan seorang pemuda asal Benua Ernest yang terjebak di Card Land setelah bencana gate terjadi di negaranya. ketika ia terjebak di dimensi lain, ia mendapat latihan neraka dari ketujuh Guru Saint yang terus menyiksa dan menyempitkan waktu tidurnya. "Aku ingin kembali ke bumi, dan aku harus kembali untuk tidur!!!" teriak laki-laki yang sudah memiliki kekuatan melebihi batas maximum itu. . . . . . karya asli world tree.
1. Retakan dimensi

Benua Ernest, jam 12:35.

Krak!!.

Krak!!.

Siang itu, tiba-tiba saja muncuk retakan berwarna biru. Para orang yang berlalu lalang pun kompak menongak ke atas langit, dan melihat langit yang tadinya terik kini mendung, dengan retakan-retakan berwarna biru cerah.

𝙍𝙞𝙪𝙝...

"Apa yang terjadi?"

"Ini seperti kejadian di komik-komik bukan, yang muncul monster."

"Jangan bicara sembarangan! Mana mungkin ada hal seperti itu. Ini pasti hanya fenomena alam biasa."

Ketika semua orang tengah riuh soal benda apa yang tengah terlihat di langit saat itu, tiba-tiba muncul papan biru transparan di depan beberapa orang.

[Selamat telah terpilih menjadi training Hunter di akhir dunia.]

𝙍𝙞𝙪𝙝 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞...

"Notifikasi apa ini, apa kalian melihatnya?"

"Aku juga memilikinya!"

"Notifikasi apa yang sedang kalian bicarakan?"

Saat tengah ribut soal papan transparan, tiba-tiba orang yang menerima notifikasi dari papan biru transparan itu terhisap oleh retakan biru di atas langit, dan kejadian itu sukses memicu kepanikan dari seluruh rakyat Benua Ernest.

"Kyaaaaa!! tolong aku!!"

"Tidakk!! Suami ku!!"

"Sayang!!" teriak orang-orang yang terhisap ke dalam retakan.

Di samping keriuhan yang terjadi di setiap sudut kota, di sebuah rumah kecil, seorang pemuda berusia 24 tahun baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya, karna terganggu oleh suara keriuhan yang sangat luar biasa.

"Tck! Sebenarnya ada apa ini. kenapa tumben sekali siang yang tenang seberisik ini," gerutu pemuda itu.

Ketika sang pemuda baru saja selesai mencuci wajah kusamnya dan hendak melihat dirinya di cermin, sebuah papan biru transparan muncul di depannya.

"Apa ini?" ujarnya sambil menepis-nepis papan biru transparan di depannya itu.

[Selamat telah terpilih menjadi training Hunter di akhir dunia.]

"Training Hunter?"

Saat pemuda itu baru saja akan keluar dari kamar mandi dan berniat melanjutkan tidurnya, sebuah cahaya biru menghisapnya ke atas langit sampai menembus atap rumahnya.

"Gahhh!!! Apa ini?! Apa aku diculik alien??!!" teriaknya dengan panik.

Saat pemuda itu melihat ke bawah, ia terkejut melihat kota yang semula megah, sudah porak-poranda dan menjadi begitu hancur. Di setiap jalanan di kota muncul gate berwarna merah dan dari gate itu, keluar berbagai jenis monster. Mulai dari Goblin, Minotaurus, Laba-Laba berukuran raksasa, sampai Orc yang tengah mengamuk dan menyantap manusia.

"Apa itu?!" teriak pemuda itu dengan wajah memucat.

Dan ketika ia sudah sampai di retakan biru, cahaya yang sangat menyilaukan membuat pemuda itu terpejam.

"Ahhhh, silau!" ujarnya sambil menutup mata.

Ketika pemuda itu membuka matanya, sekali lagi, papan biru teransparan itu muncul di depannya, tapi kali ini dengan tampilan yang berbeda.

[Hunter: Tirta

Kelas: F

Kekuatan: 15/...

Stamina: 15/...

Kecepatan: 5/...

Ketekunan: 5/...

Mana: 5/....

Strategi: 0/...

Kemampuan bertahan hidup: tak terbatas.

Skil: (1) terkunci.]

"Apa ini seperti game-game yang pernah ku main kan? Tapi kenapa aku hanya memiliki satu skill yang terkunci. Bahkan status ku angkanya sangat rendah?!!! Ini lebih ampas dari ampas!" teriak pemuda bernama Tirta itu seraya mengacak-acak rambutnya.

Ketika Tirta menoleh ke arah kiri dan kanan. Ia mendapati tumbuhan-tumbuhan merambat di sekitarnya sangat besar. Terlebih lagi, pohon-pohon yang menjulang tinggi entah dimana ujungnya itu, membuat Tirta tercengang.

"Sepertinya ini Bukan Benua Ernest. Baiklah, mari jelajahi hutan misterius ini dulu," ujar Tirta sembari berdiri dari duduknya.

Setelah lima menit berjalan di hutan yang entah dimana ujungnya itu, Tirta yang memang hanya memiliki stamina yang sangat rendah yaitu di angka 15, langsung menghentikan langkahnya karna kelelahan dan mengantuk.

"Hoam~ tidur sajalah," ujarnya.

Baru saja Tirta akan tertidur setelah mengambil selembar daun yang sangat besar sebagai alas, suara deruan nafas yang berat membuat mata Tirta yang tadinya sayu seketika terbuka lebar.

"S-Suara apa itu?" gumam Tirta.

Ketika Tirta perlahan berbalik badan, ia mendapati seekor babi hutan yang setinggi dua kaki, tengah menatap dirinya dengan berapi-api.

"Ohh astaga....apakah selain tumbuhannya, binatang di sini juag besar-besar," gumam Tirta dengan wajah memucat.

Karna merasakan ancaman akan segera datang, Tirta yang tadinya kelelahan, langsung berlari sekuat tenaga. Melihat Tirta berlari, Babi yang tadinya menatap Tirta dalam diam, langsung bergerak dan mengejarnya.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠𝙠 (suara kaki Babi besar yang hampir menginjak Tirta).

"Akhh!!!! Hampir saja aku menjadi tempe penyet," ujar Tirta yang berhasil menghindar dengan cara berguling.

Karna Tirta berguling sampai ke bawah semak-semak yang sangat besar, Babi itu pun terus berlari ke depan dan melewatinya.

"Fyuhhh~ selamat."

Saat Tirta baru saja ingin tidur di bawah semak-semak, beberapa bayi ulat yang panjangnya sama dengan kakinya, membuat Tirta bergidik ngeri. Tidak tahan dengan rasa jijiknya, ia pun langsung keluar dari semak-semak.

"Akhh!!! Sebenarnya hutan apa ini?!!" teriak Tirta sembari menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor.

Tirta yang baru saja merasa aman dari Babi besar dan ulat besar, tiba-tiba saja ia merinding. Dan saat ia berbalik, seekor Gorila yang lebih besar dari Babi tadi, tengah menatapnya dengan sangat lapar.

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠 (Suara Tirta membaringkan dirinya).

"Pasrah saja lah," ujarnya yang berbaring sembari menyilangkan tangannya seolah siap dimakan oleh Gorila.

Saat Gorila raksasa mengangkat tangan besarnya dan hendak membuat Tirta menjadi bubur, Sebuah kartu tiba-tiba melayang ke arah Gorila, dan Gorila pun terbelah menjadi dua.

"Wuihhhhhh keren!!!" ujar Tirta yang langsung bangun dari berbaringnya.

"Loo~ haa~" ujar seorang pria yang melayang di udara, dengan janggut yang sangat panjang sampai menyentuh tanah.

"Ahh~ mahluk apa lagi itu" gumam Tirta yang kemudian kehilangan kesadarannya karna menerima terlalu banyak kejutan di saat yang bersamaan.

Saat terbangun, Tirta sudah berada di kasur besar yang terbuat dari kulit beruang. Ketika ia baru saja hendak turun dari kasur besar itu, seorang nona kecil yang melayang di udara, muncul di depannya.

"Apa itu peri?" ujar Tirta sambil memiringkan kepalanya karna bingung.

"Peri!!!...Berani-beraninya kau menyamaiku dengan mahluk lemah itu!! Aku adalah Suraz, aku Gurumu, Bocah!" ujar nona kecil tadi.

"Hoo~ Suraz, kau sudah bertemu dengan murid kita," ujar pria berjanggut yang Seong Hoon temukan di hutan tadi.

"Aku juga ingin melihat, bagaimana tampang murid yang dikirimkan Sun untuk kita," sahut orang lainnya yang baru saja tiba.

Hanya dalam beberapa detik, di depan Tirta saat ini, berkumpul tujuh orang dengan tampilan seperti bukan manusia.

"Siapa kalian?" tanya Tirta penuh waspada.

"Aku Suraz, sang penguasa racun. Aku adalah Guru pertamamu."

"Aku Edgard, penguasa otot. Aku Guru kedua mu."

"Aku Malpin, penguasa mana, aku Guru ketigamu."

"Aku Razash, penguasa senjata, aku Guru keempatmu."

"Aku Alexandra, penguasa binatang, aku Guru kelimamu."

"Aku Zoba, sang Blacksmith yang agung, aku Guru keenammu."

"Dan aku Gaiya, penguasa skill, aku Guru ketujuh dan Guru yang akan mengajarkan skill mu yang belum terbuka."

Mendengar dirinya akan di latih tujuh orang guru, Tirta yang sangat suka tidur dan pemalas, langsung menarik selimutnya dan berniat mengabaikan ketujuh orang yang mengaku sebagai gurunya itu.

"Mereka hanya orang gila yang sedang mengerjaiku," batin Tirta.

"Baiklah, Muridku, Tirta. Cobalah racun yang akan membuatmu kuat ini," Suraz langsung menarik selimut Tirta.

"Apa yang...umhhhh!!!"

Dengan paksa Suraz memasukkan sebotol racun berwarna ungu pekat ke dalam mulut Tirta. Tak lama kemudian, sensasi terbakar hidup-hidup memenuhi tubuh Tirta yang dimana hal itu membuatnya berteriak histeris.

"Ahhhhhhhhhhhhh!!!!"

"Suraz, tidak kah kau terlalu terburu-buru," ujar Malpin.

"Jika dia yang dipilih Sun, aku yakin dia bisa," sahut Suraz.

Dan benar saja, setelah berteriak selama satu jam karna merasakan sensasi terbakar hidup-hidup, Tirta akhirnya berhasil selamat, dan kulitnya yang tadinya pucat, telah berubah menjadi lebih sehat.

"Lihat kan! Dia memiliki kemampuan bertahan hidup yang tak terbatas," ujar Suraz.

"Dasar perempuan gila," gumam Tirta sembari menyeka bibirnya.

"Baiklah, selanjutnya ayok kita berlatih otot!" ajak Edgard sang guru kedua.

"Apa?! Aku baru saja..."

𝙒𝙤𝙨𝙝𝙝𝙝!...

Belum sempat Tirta menyelesaikan perkataannya, dengan cepat Edgard membopong Tirta, dan membawanya ke salah satu gunung untuk latihan otot.

Sesampainya Tirta di sebuah gunung yang sangat tinggi dan terjal, gurunya yang bernama Edgard mengikat kedua kakinya, dengan batu seberat 20kg di masing-masing kaki.

"Nahh...Muridku, sekarang mendakilah sampai ke puncak!" tunjuk Edgard ke puncak gunung.

"Kau gila!! Kekuatanku hanya lima! Bagaimana mungkin aku bisa mencapai puncak!!" teriak Tirta.

"Yahh, jika kau tidak bisa hari ini, maka kita akan melakukannya lagi besok!" sahut Edgard dengan senyum cerah di wajahnya.

Mendengar hal itu, dengan penuh kekesalan, Tirta melepaskan tali yang mengikat kakinya dan hendak kabur. Namun tiba tiba....

𝙋𝙩𝙖𝙠𝙠!

"𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘵𝘶?!" 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘛𝘪𝘳𝘵𝘢.

Saat Tirta menoleh ke arah belakang, gurunya yaitu Edgard, tengah memegang cambuk besi yang berduri sambil tersenyum ke arahnya.

"Murid yang malas akan mendapat hukuman."

Perkataan Edgard sontak membuat Tirta menelan ludahnya.

"Saya akan mendaki!!" teriak Tirta yang buru-buru mengikat kembali kakinya dengan tali yang terhubung ke batu tadi.

Dengan penuh keringat dan air mata, Tirta pun mulai mendaki sedikit demi sedikit ke atas gunung, dengan kaki yang terikat dan terasa sangat berat.

"Ahhhh!!! Aku ingin menyerah!!" teriaknya yang baru saja naik beberapa langkah.

𝙋𝙩𝙖𝙠𝙠𝙠!

Mendengar suara cambuk, Tirta seketika terdiam, dan dengan semangat ia terus naik ke lereng yang semakin curam, hingga matahari terbenam.

"Baiklah, latihan hari ini selesai. Mari kita kembali untuk makan!" ajak Edgard.

Mendengar ia akan segera makan, Tirta yang sudah sangat kelelahan, dengan semangat ia berlari ke arah gurunya sampai akhirnya ia terpeleset dan terguling dari atas lereng.

"Hahaha!! Karna kau sudah berusaha keras, biarkan gurumu ini membawamu kembali," ujar Edgard.

Sesampainya mereka di rumah, guru keduanya yang bernama Malpin mengobati Tirta dengan sihur. Begitu pulih dari rasa sakit, Tirta kembali bersemangat.

"Ini luar biasa!!" ujar Tirta antusias.

Ketika Tirta baru saja merasa senang, makanan yang mengancam nyawa pun datang.

"Nahhh Muridku tercinta....ini adalah daging binatang suci yang di masak dengan racun yang paling mematikan. Ini ku buatkan khusus untuk mu," ujar Suraz guru pertama.

"Tidakkk!!!!!" teriak Tirta.

Dan begitulah hari hari Tirta berjalan. Ia harus latihan sembari mempertaruhkan nyawanya bersama ketujuh gurunya yang gila. Sampai hari pelatihannya berakhir, dan ia akan kembali ke Benua Ernest.

Lanjut membaca
Lanjut membaca