Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Hanya Lelaki Biasa

Hanya Lelaki Biasa

Kang Muhamad Wisnu | Bersambung
Jumlah kata
61.9K
Popular
158
Subscribe
25
Novel / Hanya Lelaki Biasa
Hanya Lelaki Biasa

Hanya Lelaki Biasa

Kang Muhamad Wisnu| Bersambung
Jumlah Kata
61.9K
Popular
158
Subscribe
25
Sinopsis
PerkotaanSekolahPria MiskinCinta SekolahSi Genius
Kevin, seorang remaja yang duduk di bangku SMA serta berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dia hanya punya satu teman setia, itu Randy. Semua teman-temannya yang kebanyakan dari golongan atas menjauhinya. Dia jatuh cinta dengan perempuan paling cantik di sekolah, yaitu Jessica. Namun... itu semua hanyalah perasaan yang tak terbalaskan, lagi-lagi karena status ekonomi Kevin. Berawal dari semua itu, Kevin memutuskan untuk bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-citanya yaitu mengangkat nama keluarga dan sukses di masa depan.
Bab 1

Kevin dihina habis-habisan oleh teman-teman sekelasnya karena dengan beraninya menyatakan cinta kepada seorang siswi paling populer di sekolah. Dia ditolak dengan kalimat yang sangat pedas yang membuatnya seperti merasakan sakit hati dua kali lipat.

“Pria miskin sepertimu tak pantas untuk menyatakan cinta kepadaku.” kalimat itu masih terngiang ditelinganya dan dalam waktu kurang dari sehari sudah menjadi headline di sekolah.

“Lihat dia, berani sekali nembak Jessica kemarin. Jangankan menjadi kekasihnya, menjadi temannya saja sudah tak pantas,” ujar seseorang ketika Kevin berjalan melewati gerombolan anak-anak itu.

“Apa aku seburuk itu dimata mereka?” batin Kevin sambil terus menahan rasa sakit yang begitu luar biasa.

Sepanjang tempat di sekolah yang dilalui Kevin, dia terus menerus menerima berbagai macam cibiran dari teman-teman sekolahnya.

“Kevin, sini dulu!” seseorang memanggilnya dari jauh sambil melambaikan tangannya.

Kevin seketika mengalihkan pandangannya. “Ada apa?”.

“Gak usah banyak tanya! Kesini buruan.”

Kevin mendekati orang itu yang ternyata adalah Randy sahabatnya. Randy Lang menarik tangannya ketika Kevin sudah sampai disana untuk membawanya ke suatu tempat yang agak sepi.

“Aduh, Vin. Lo itu udah jadi bahan gosip seisi sekolah hari ini. Lagian salah sendiri, siapa suruh ngomong gitu sama Jessica,” ucap Randy yang sangat peduli dengan sahabatnya.

“Emangnya salah?” Kevin tetap merasa kalau dirinya tidak bersalah, lagi pula dia hanya mengungkapkan apa yang dia rasakan.

Melihat sahabatnya yang susah diberi nasihat, Randy hanya geleng-geleng kepala karena capek dengan sikap Kevin yang keras kepala.

“Gue bingung harus ngomong apa lagi sama lo, Vin. Yang jelas, gue itu peduli sama lo, Vin. Jessica itu udah punya pacar, jadi gak mungkin dia bisa nerima lo jadi pacarnya. Lagi pula apa spesialnya sih itu cewek? Cewek sombong kayak dia aja jadi rebutan seisi sekolah,” ujar Randy yang masih bingung dengan laki-laki di sekolahnya karena mayoritas dari mereka menyukai Jessica.

“Udah? Udahkan ceramahnya?” setelah mengatakan itu, Kevin meninggalkan Randy sendirian disana.

“Bukannya dukung gue malah nyalahin gue kayak gitu,” gerutu Kevin. Dia benar-benar kecewa dengan Randy.

Randy terus memandangi punggung Kevin yang semakin menjauh darinya. Sepertinya ia harus berpikir keras untuk menyadarkan sahabatnya itu.

Ketika sedang menatap kepergian Kevin, tiba-tiba tangan Randy ditarik dengan keras oleh seseorang. Randy seketika mengarahkan pandangannya kepada orang itu dan ternyata itu adalah Aldo yang merupakan siswa paling disegani disekolah, juga sebagai pacarnya Jessica.

“Lo temennya Kevin si miskin itu, kan?” tanya Aldo sambil memelototi Randy.

“I-iya, gue temennya,” jawab Randy. Terlihat jelas jika saat ini Randy sedang ketakutan.

“Gue mau tanya, apa bener yang dikatakan semua orang itu?” tanyanya sambil menarik kerah baju Randy.

“Ma-maksud lo apaan?” tanya Randy yang masih belum mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Aldo.

“Lo pura-pura gak tahu apa gimana, hah?” Aldo semakin keras menarik kerah baju Randy, bahkan kini kancing seragam sekolahnya terlepas begitu saja.

Randy ketakutan, badannya semakin bergetar dan tak berani untuk menatap mata Aldo secara langsung.

“Gu-gue belum ngerti apa maksud lo itu,” ucap Randy.

Aldo semakin emosi melihat Randy yang lambat dalam memahami maksud pembicaraannya. Kini bukan hanya sekedar menarik kerah baju Randy, tetapi juga mengangkatnya sedikit.

“Semalam temen lo itu nembak cewek gue, kan? Apa itu benar?” tanya Randy sambil menghempaskan Randy.

“I-iya, Kevin semalam nembak Jessica,” jawab Randy.

Setelah mendapatkan jawaban, Aldo pergi begitu saja meninggalkan Randy yang sekarang sedang kesakitan. Kedua tangannya mengepal, bahkan Randy melihat emosinya Aldo seolah naik dua kali lipat dibandingkan ketika mengangkatnya tadi.

“Gara-gara si Kevin gue jadi kayak gini. Tuh anak harus gue kasih obat tidur kali, ya.” batin Randy sambil merapihkan kembali seragamnya.

***

“Kevin! Tunggu!” terdengar seseorang memanggil nama Kevin, ketika Kevin menoleh ternyata itu adalah Aldo yang berlari kearahnya.

Aldo semakin mendekat dan ketika berada dihadapan Kevin, ia langsung melancarkan pukulan yang keras kearah wajah Kevin. Seketika Kevin menangkis pukulan itu. Bahkan dengan gerakan yang cepat, ia langsung mengunci tangan Aldo.

“Kenapa, Al? Kok tiba-tiba nyerang gue?” tanya Kevin dengan tenangnya.

Aldo semakin marah, bagaimana bisa seorang Kevin yang pendiam itu bisa menangkis dan bahkan mengunci tangannya dengan mudah.

“Jangan pura-pura gak tahu lo, Vin. Lo semalem nembak Jessica, kan?”.

Kevin berpura-pura sedang berpikir sesuatu dihadapan Aldo. Melihat Kevin mempermainkannya, tentu Aldo pun jadi lebih emosi.

“KEVIN! JAWAB SEKARANG!” teriak Aldo.

“Oh yang semalem. Kasih tahu gak, ya?” bukannya takut, Kevin malah semakin mempermainkan Aldo.

“Jangan main-main sama gue, Vin!”.

“Oke, gue akuin itu emang benar. Tapi gue minta maaf sama lo karena gue gak tahu kalau Jessica udah punya pacar.” Kevin melepaskan tangan Aldo dan malah mengulurkan tangannya sendiri untuk minta maaf.

Aldo menepis tangan Kevin, ia tak sudi untuk menerima maaf dari Kevin yang menurutnya sudah keterlaluan. Padahal, Kevin sendiri benar-benar tidak mengetahui kalau Jessica sudah sudah mempunyai pacar yaitu Aldo.

“Ya sudah kalau gak mau. Yang penting gue udah minta maaf.” Kevin pun pergi meninggalkan Aldo sendirian.

“Awas lo, Vin!” ancam Aldo, ia tak terima begitu saja dengan kejadian tadi.

Aldo terus memegangi tangannya yang masih sakit, cengkraman Kevin tadi memang terlalu keras sehingga meninggalkan bekas. Ini adalah pertama kalinya ada orang yang bisa menangkis pukulan Aldo bahkan sampai mengunci kedua lengannya

“Eh, itu kan Aldo. Ngapain dia disitu?” Jessica yang tak sengaja lewat pun melihat Aldo yang sedang diam mematung sambil memegangi lengan kanannya.

Karena khawatir, Jessica berjalan menghampiri sang kekasih. Bahkan langkah kakinya agak cepat sedikit.

“Kamu ngapain disini? Kok kayak kesakitan gitu?” tanya Jessica sambil melihat tangan Aldo yang sedikit memerah.

“Eh, enggak. Aku gak papa, kok.” ucap Aldo beralasan sambil tersenyum untuk meyakinkan jessica.

Jessica menangkap ada sesuatu yang janggal dari cara bicara kekasihnya itu, terlihat sekali jika Aldo sedang berbohong.

“Kamu bohong, ya? Kelihatan banget kalau kamu itu lagi bohongin aku.” Jessica menatap tajam kearah Aldo dengan tatapan orang yang sedang mengintrogasi.

Ditatap seperti itu oleh Jessica, Aldo bingung harus mengatakan apa. Jika ia jujur kalau ini disebabkan oleh Kevin, tentu ia akan malu. Namun jika ia berbohong pun sudah dapat diketahui oleh Jessica yang seolah pandai membaca pikirannya.

“Eh, ke kelas aja yuk, Jes! Sayang banget kalau ketinggalan pelajaran.” Aldo mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

Jessica tak menjawab, ia tetap menatap Aldo dengan tatapan yang mengerikan itu. Bahkan kini tatapannya itu lebih tajam.

“Ya udah, aku jujur. Sebenarnya tadi aku sempat mau mukul Kevin, tapi dia dengan mudahnya nangkis pukulan aku. Bukan itu aja, kedua tanganku bahkan dia kunci. Cengkramannya cukup keras, jadi tangan aku kayak gini.” Aldo pun akhirnya jujur dan mengatakan semuanya.

“Kevin? Si anak miskin itu?” tanya Jessica seolah tak percaya. Tapi ia melihat kejujuran dari ucapan Aldo barusan.

Aldo hanya mengangguk, ia sebenarnya malu karena Kevin telah mengalahkannya dengan mudah. Apalagi kini Jessica mengetahui hal itu langsung dari mulutnya.

“Emangnya kamu ngapain sampai mau mukul orang segala. Kan udah aku bilang, aku gak suka kalau kamu terus-terusan cari ribut.”

“Aku gak terima lah kalau kamu di tembak sama dia. Orang udah punya pacar juga,” ucap Aldo menjelaskan alasannya.

Jessica menarik nafasnya sejenak. Ia sudah capek dengan kelakuan Aldo yang hobi bikin onar di sekolah.

“Ya kan udah aku tolak. Pokoknya mulai sekarang kamu gak usah cari ribut lagi di sekolah. Aku gak mau kamu kenapa-napa, udah itu aja alasan aku,” ujar Jessica memberikan nasihat. Entah sudah yang keberapa kalinya ia mengatakan hal ini.

“Iya, aku janji sama kamu. Tapi jangan salahkan aku kalau orang lain yang justru memulai.”

“Terserah!” Jessica pergi begitu saja meninggalkan Aldo dengan kecewa.

“Yah, salah lagi kan gue.”

***

Di pojok sekolah, Randy sedang meringis kesakitan sambil merapihkan bajunya yang kusut.

“Duh, sakit banget lagi! Ini semua gara-gara sih Kevin,” ucap randy pelan.

Melihat Randy, Kevin pun berniat menghampirinya. Namun, saat sedang berjalan menghampiri Randy, dia justru sudah kelihatan terlebih dahulu oleh Randy yang tak sengaja sedang melihat kearah Kevin berada.

“Nah, ini dia yang gue tunggu. Kevin, sini dulu!” panggil Kevin.

“Wih, baju baru nih kayaknya. Rapih banget bajunya.” Kevin tak bisa menahan tawanya ketika melihat penampilan Randy yang acak-acakan.

“Baju baru apaan, ini semua gara-gara lo, Kevin. Si Aldo maksa gue ngasih tahu kalau lo udah nembak Jessica.”

“Serius? Tuh anak emang semena-mena terus sama orang.” Kevin memang tidak suka bullying dan sikap semena-mena kepada orang lain.

“Serius lah, kalau gak serius mana mungkin gue bisa kayak gini.”

“Eh, tapi kok lo gak papa, Vin? Gak bonyok atau apa gitu? Katanya Aldo bakal bikin perhitungan sama lo tadi,” lanjut Randy yang keheranan karena tak menemukan sedikit pun tanda kalau Kevin sudah dibuat babak belur oleh Aldo.

“Tadi dia emang mau mukul gue, tapi gue tangkis,” jawab kevin. Randy yang mendengarnya kaget dan seolah tak percaya.

“Serius, Vin? Wah, ada jagoan baru nih di sekolah kita,” ucap Randy sambil menepuk punggung Kevin.

“Gak gitu juga, sih. Gue hanya membela diri gue sendiri dan gak sampe berkelahi segala macam lah. Gue gak suka sama yang kayak gituan.”

“Ya tetep aja dong, Vin. Artinya, sekarang si Aldo gak bisa semena-mena lagi sama lo, Kevin. Karena temen lo, pasti gue juga gak bakal diapa-apain lagi,” ujar Randy, ia terlihat sangat senang sekali.

Kevin menghela nafasnya sejenak, kemudian ia pun berbicara, “Semoga aja dia beneran berubah.”

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca