Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Kehidupan Ahli Beladiri Di Dunia Modern

Kehidupan Ahli Beladiri Di Dunia Modern

goresantinta | Bersambung
Jumlah kata
60.6K
Popular
727
Subscribe
136
Novel / Kehidupan Ahli Beladiri Di Dunia Modern
Kehidupan Ahli Beladiri Di Dunia Modern

Kehidupan Ahli Beladiri Di Dunia Modern

goresantinta| Bersambung
Jumlah Kata
60.6K
Popular
727
Subscribe
136
Sinopsis
18+PerkotaanAksiBela DiriHaremPertualangan
Menyadari kerasnya kehidupan kota, Satria yang rendah diri karena berasal dari kampung pun tidak lagi menahan diri. Dia yang dulu diremehkan, akhirnya mulai membangun reputasinya. Setelah menjadi penguasa di sekolahnya, dia terus meningkatkan kekuatannya untuk memperluas kekuasaannya. Dengan kekuatannya, sejauh mana hasil yang akan dia capai? Akankah kehidupan asmaranya juga akan semenarik perkembangan kekuatannya? Karena dimulai dari orang biasa dengan sedikit kemampuan, kekuatannya tidak langsung muncul di awal-awal cerita. Jadi mohon bersabar saat membacanya. Silahkan menikmatinya dan jangan lupa subscribe.
Bab 1

"Hei orang kampung, ingat ya, jangan sekali-kali kamu berani masuk ke kamarku! Ingat, ini rumahku! Jangan pikir ini menjadi rumahmu hanya karena kamu adalah saudaraku!"

"Kalau bukan karena sepupumu memohon-mohon kepadaku, tidak mungkin aku akan membiarkanmu tinggal di sini!"

"Ingat ya! Selama kamu tinggal di sini, kamu harus menuruti semua perintahku. Kalau tidak sanggup menerimanya, kamu boleh pergi dari sini dan tidak usah kembali lagi!"

Fiuh, ini adalah kata-kata kasar yang diucapkan oleh kakak sepupu iparku hampir setiap hari semenjak aku mulai menumpang tinggal di rumahnya.

Sebelumnya, perkenalkan namaku adalah Satria Pratama. Aku adalah siswa SMA yang terpaksa pindah dari kampung karena orangtuaku sudah tidak sanggup lagi menghadapi kenakalan yang terus kulakukan.

Saat ini aku sudah menginjak umur tujuh belas tahun dan merupakan siswa kelas tiga SMA. Melihat usiaku, bukankah hal wajar jika aku ingin tahu banyak hal dan ingin mencoba sesuatu yang baru?

Untuk kakak sepupu iparku, sebut saja namanya kak Sari. Kuakui kak Sari memang sangat cantik. Kulitnya putih bersih, payudaranya besar, dan kakinya jenjang. Ditambah lagi, dia selalu berpenampilan modis.

Namun meski penampilannya sedap dipandang mata, perlakuannya kepadaku sungguh tidak sedap di telinga dan batinku.

Meskipun aku adalah saudara iparnya, dia selalu memperlakukanku seperti orang luar. Perlakuannya kepadaku ini sampai membuat konsentrasi belajarku terganggu.

Oh ya, untuk kakak sepupuku sendiri namanya kak Rudi. Kak Rudi ini sibuk dengan pekerjaan dan sering melakukan perjalanan bisnis. Oleh karena itu, di rumah ini lebih sering hanya ada aku dan kak Sari.

Namun meski jelas-jelas ada aku di rumah, kak Sari selalu bersikap seolah-olah aku tidak ada. Saat berada di rumah, dia sering hanya mengenakan gaun tidur yang sangat tipis.

Itu adalah gaun tidur yang bagian atasnya bertali dan bagian bawahnya di atas lutut. Dengan pakaian seperti ini, kakinya yang indah serta belahannya yang sedikit terlihat selalu berhasil membuat pikiranku kacau.

Awal kedatanganku, dia masih mengenakan bra di balik gaun tidurnya. Namun akhir-akhir ini, dia justru semakin berani dan tidak memakainya lagi. Hal ini membuat tonjolan kecil itu tercetak jelas di gaun tidurnya.

Setiap kali melihatnya, jantungku berdebar kencang dan aku pun jadi salah tingkah. Pikiranku membayangkan hal-hal yang tidak-tidak, dan celanaku pun menjadi terasa sempit.

Setelah kupikir-pikir, mungkinkah kak Sari sengaja menggodaku?

Hari ini, setelah kak Sari selesai mandi, aku yang sudah tidak tahan lagi, buru-buru menyelinap ke kamar mandi.

Aku ingin menyiram kepalaku dengan air dingin agar jiwa kelaki-lakianku yang meronta-ronta ini segera tenang.

Namun setelah selesai mengguyur kepalaku, sudut mataku justru menangkap penampakan sepasang pakaian dalam kak Sari yang tergantung di gantungan baju. Ugh, jiwaku yang sudah tenang mulai memberontak tak terkendali!

Celana dalam ini benar-benar tidak tahu malu. Mungkinkah para produsennya berlomba-lomba untuk melihat siapa yang dapat menghemat lebih banyak bahan?

Di desaku, celana dalam pria dan wanita bisa dibedakan berdasarkan warna. Namun di kota, sepertinya celana dalam yang paling sedikit bahannya lah yang jelas merupakan pakaian dalam wanita.

Melihat sepasang pakaian dalam ini, tiba-tiba sebuah ide jahat yang lebih mengarah ke mesum muncul di kepalaku. Aku mulai berjalan perlahan untuk mendekati pakaian dalam yang terlihat melambai-lambai ke arahku itu.

Tanpa kusadari, kata-kata dingin kak Sari terngiang-ngiang di pikiranku. Bagaikan kutukan, kata-kata penghinaannya itu telah membekas di lubuk hatiku.

"Ya, aku harus membalas dendam."

Memikirkan ini, aku mengulurkan tanganku yang gemetar untuk meraih celana dalam merah muda itu.

Berbeda dengan celana dalam murahanku yang kasar, bahan celana dalam ini begitu lembut dan halus. Semakin lama melihatnya, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mendekatkannya ke wajahku.

Mencium aroma samar darinya, ada dorongan dari dalam diriku untuk mengendusnya lebih dekat. Ugh, aroma ini membuat wajahku memerah, tubuhku memanas, dan juniorku menggeliat.

Maaf, bukannya aku ingin melecehkan celana dalamnya, hanya saja aku ingin menggunakan metode ini untuk membalas dendam padanya.

Aku melilitkan celana dalam itu pada juniorku yang sudah membengkak dan memasangkan bra itu di wajahku. Aroma susu alaminya benar-benar membuat hasratku membumbung.

Aku memejamkan mata dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memainkan permainan kecil yang begitu populer di kalangan para remaja, 'pertarungan satu lawan lima'.

Meskipun ini bukan pertama kalinya aku melakukan hal ini, namun tak bisa kupungkiri bahwa ini adalah pengalaman yang paling luar biasa yang pernah aku alami saat melakukan permainan ini.

Dengan cara ini, aku bahkan merasa seperti sedang melakukannya langsung dengan kak Sari. Mau bagaimana lagi, pakaian dalam ini benar-benar menyimpan aroma tubuhnya.

Perlahan-lahan, sedikit cepat, cepat, semakin cepat dan... Saat cairan itu terasa mulai merangsek, dan rasanya sudah akan meletus...

"Bang bang bang!"

Suara gedoran pintu benar-benar membuatku kaget.

"Ugh!" Dalam kegugupan dan situasi yang sangat serba tanggung, tanpa bisa ditahan lagi, aku menyemprotkan semua cairan itu ke celana dalam kak Sari.

"Sial! Kalau sampai ketahuan, dia pasti akan mengulitiku hidup-hidup." Gumamku.

"Kak Sari, tolong tunggu sebentar ya. Aku lagi mandi!" Dalam kegelisahan, aku membuat alasan yang paling masuk akal.

Benda ini sudah basah. Jika kugantung lagi, itu sama saja dengan bunuh diri!

Sebenarnya, ada sebuah lubang ventilasi di kamar mandi ini. Tapi jika aku melempar benda ini keluar dan ternyata ditemukan oleh seseorang, itu pasti akan menimbulkan kegegeran warga sekitar.

"Sial, apa yang harus aku lakukan?!"

Setelah memeras otak hingga kering, tiba-tiba sebuah ide muncul di otakku. Aku perlahan-lahan membuka penutup toilet dan melemparkan celana dalam serta bra itu ke dalamnya.

Setelah menutupnya kembali tanpa suara, aku mengamati sekeliling dan memastikan tidak ada lagi yang mencurigakan. Baru kemudian aku membuka pintu kamar mandi dan menyembunyikan tubuh bagian bawahku di balik pintu.

"Mmm, seingatku aku menaruhnya di gantungan. Tapi kok tidak ada ya? Sat, kamu lihat pakaian dalamku tidak?"

Begitu pintu terbuka, Kak Sari memandangi seisi kamar mandi sebelum berakhir di gantungan baju. Dia tampak bingung dan melirikku dengan curiga.

"Hah?! Kak, aku baru saja masuk dan langsung mandi. Aku tidak melihat apa pun. Mungkin kakak salah ingat kali..."

Ini adalah pertama kalinya aku berbohong. Entah kak Sari menyadarinya atau tidak, tapi bibirku bergetar ketika mengatakan ini.

"Iya kah? Coba kuingat-ingat lagi." Kak Sari terlihat berpikir sejenak sebelum tiba-tiba mengalihkan pandangannya untuk menatap tubuh bagian atasku yang tidak tertutup pintu.

"Sat, ternyata tubuhmu bagus juga ya..." Kata kak Sari sambil tersenyum.

Ditatap seperti itu oleh wanita selain ibuku, aku begitu malu dan tanpa sadar tersipu. "Kak Sari, karena pakaian dalammu tidak ada di sini, tolong keluar sekarang ya... Aku mau mandi."

"Kenapa?! Memangnya aku tidak boleh memeriksa ke dalam? Ini kan rumahku, semua terserah aku dong! Minggir, aku mau masuk!"

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca