

PLAK!!
"Dasar bajingan!"
Satu tamparan kuat beserta guyuran air minum membuat Seno terkesiap tak percaya.
Belum sempat dia mencerna apa yang terjadi, kekasihnya—Nala sudah lebih dulu melempar foto yang menampilkan adegannya berciuman dengan seorang gadis cantik.
"Kita putus!” Nala menendang kaki Seno. “Kusumpahi kamu menjadi playboy seumur hidup!"
Meringis kesakitan, Seno meraih foto itu linglung saat teman-temannya mulai mengerumuni dia sambil bersorak-sorai.
"Weh Seno gila! Bisa-bisanya dia mengembat dua bunga kampus sekaligus!”
"Enggak! Siapa bilang!" Seno berusaha menepis, tapi teman-temannya semakin kencang bersorak sambil mengangkat tinggi fotonya.
“Ah mengaku saja! Keren juga kamu!”
“Gimana? Lebih enak Nala atau Crystal?!”
“Harusnya Nala lah!”
“Aku sih di pihak Crystal!”
Seno diam saat teman-temannya menyenggol-nyenggol bahunya.
Saat itu, dia sudah memastikan kalau tak ada orang yang bersama mereka kala adegan itu terjadi.
Lantas, siapa yang mengambil fotonya?!
Seno mengacak rambut, berusaha menghubungi Nala tapi nomornya telah diblokir.
"Sialan!"
Seno mengumpat masih dengan iringan sorak-sorai sebelum mulai pergi dari sana.
Sesampainya di kos, dia menarik kursi dan duduk di meja belajar yang langsung menampilkan bayangan wajahnya dari monitor laptop.
Melihat itu, Seno merasa jengkel.
Menurutnya, karena wajah itu dia jadi punya banyak masalah.
Mulai dari dituduh selingkuhan adiknya, hingga dituduh berselingkuh dengan orang lain hanya karena sudut fotonya menampilkan demikian.
"Fuck!" Seno mengumpat sebelum menutup laptop dan mulai menyalakan PC untuk bermain game.
Baru-baru ini game otome sejenis deep space baru saja dirilis khusus untuk dimainkan oleh kaum pria.
Tujuh karakter wanita tiran cantik nan seksi yang bisa didapatkan dengan menjalankan misi dan membuat mereka jatuh cinta pada karakter sang pemain.
Seno harap bermain game bisa mengurangi kekesalan dalam hatinya.
Setelah menekan ‘start’, layar berkedip menampilkan sosok 7 bidadari yang begitu cantik dengan profesi dan pakaian indah menghiasi tubuh mereka.
"Waw." Seno sampai tak berkedip.
"Grafiknya luar biasa, seperti nyata."
Sebuah tulisan muncul di layar.
[Selamat datang, Tuan. Masukkan nama karaktermu.]
Seno mengetik namanya sendiri, Seno Wildan.
[Silakan pasang headphone supaya pengalaman bermain lebih nyata.]
Seno mengikuti instruksi, memasang headphone ke telinga.
[Terima kasih sudah mendaftar! Permainan akan dimulai dalam 1 ... 2 ... 3.]
Zzztttt!
Tiba-tiba suara aliran listrik terdengar bersama gelegar halilintar yang memekakkan telinga.
Seno berjengit terkejut. "Apa yang—"
Lampu di kamarnya tiba-tiba mati. Gelap total. Dia tak bisa melihat apa pun.
Lalu ... sebuah titik putih muncul di layar laptop.
"Apa ini?" Seno mengulurkan tangannya, hendak menyentuh titik cahaya.
Mulanya satu titik, berlanjut menjadi dua, lalu tiga, lalu menjadi sekumpulan cahaya yang membuat Seno silau.
"Hei, ini ...."
BOOM!
Ledakan cahaya terjadi, Seno merasa tubuhnya ditarik masuk ke dalam layar PC-nya. Ia berteriak ketakutan.
Tubuhnya terasa mencair, memanjang, lalu kembali ke bentuk semula sebelum akhirnya jatuh di dataran.
Seno terbatuk-batuk hebat, jantungnya terasa ingin meledak keluar dari rongga dada saking tegangnya.
[Selamat datang di Menaklukkan Hati Tiran.]
Sebuah suara berkumandang di kepalanya.
"Apa? Siapa?"
Seno terduduk kaget. Ia menatap sekitar, tak percaya melihat pemandangan aneh di hadapannya.
Padang rumput terbentang luas dengan hamparan rerumputan hijau yang merata
hingga ke cakrawala. Rumput-rumput tumbuh pendek dan rapat, bergoyang pelan tertiup angin yang sejuk.
Di tengah padang, kawanan ternak terdiri dari sapi dan kambing tersebar dengan jarak yang cukup, masing-masing merumput tanpa terganggu satu sama lain.
Beberapa sapi berwarna cokelat muda dan putih, tubuhnya besar dengan tanduk pendek yang melengkung, sedangkan kambing berwarna abu-abu dan hitam dengan bulu kasar.
Suara gedebuk ringan kaki ternak menyentuh tanah dan suara gemuruh lembut saat mereka mengunyah rumput terdengar jelas di udara yang tenang.
"Di-di mana ini?"
[Di negeri para wanita atau yang disebut Lililand.]
Suara itu terdengar lagi.
"Apa?! Tidak! Tidak! Mana kamarku? Mana rumahku? Mana ...." Seno menyadari pakaiannya juga berbeda.
Ia memakai pakaian medieval pada abad ke-15.
Tunik panjang sebatas lutut yang terbuat dari kain wol kasar berwarna cokelat. Tunik ini disematkan di pinggang dengan ikat pinggang dari kulit.
Di bawah tunik, ia memakai celana longgar dari kain linen, diikat di bagian bawah lutut.
[Selamat datang di zaman medieval, Seno Wildan]
"Siapa kau?" tanya Seno.
[Aku adalah sistem yang akan menemani perjalananmu menaklukan hati para tiran.]
"Apa? Jadi ... ini di dalam game?"
"Benar."
Oh sial!
Kutukan Nala tampaknya benar-benar terjadi. Sekarang dia harus menaklukkan hati para wanita!!
"Ini mimpi 'kan? Aku pasti tertidur saat main game!" Seno mencubit lengannya sendiri dan mengaduh kesakitan.
[Seno Wildan tak berada dalam mimpi, tapi berada di Lililand pada abad ke-15.]
"Oh sial! Aku harus kembali ke duniaku! Aku mau pulang!" teriaknya panik.
[Jika ingin kembali ke dunia nyata, Seno Wildan harus menaklukkan hati 7 tiran.]
Seno menjambak rambutnya dengan pikiran kacau. "Bagaimana jika aku gagal?"
[Seno Wildan akan terjebak selamanya dalam dunia game dan tak akan bisa kembali ke dunia nyata.]
Sama artinya dengan kematiannya di dunia nyata.
Oh tidak! Seno berjalan ke sana kemari dengan panik. Tunggu! Dia bisa! Dia sudah terbiasa memainkan game. Seno berusaha menenangkan hati.
[Pada realm pertama, Seno Wildan harus menaklukkan hati Putri Eleanor yang terkenal sangat kejam pada kaum lelaki jelek. Putri hanya menyukai pria tampan.]
"Ketampanan!" seru Seno senang.
Sepertinya misinya kali ini tak akan sulit karena paras Seno semasa di dunia nyata mampu menaklukkan banyak gadis cantik.
Itulah sebabnya dia sampai dijebak supaya putus dengan Nala kekasihnya.
"Ok! Yosh! Aku akan menaklukkan Putri Eleanor dan kembali ke duniaku. Ke mana aku harus pergi?"
[Putri Eleanor hanya tertarik dengan kecantikan dan ketampanan," ulang sistem padanya.]
"Aku tahu, aku cukup tampan di duniaku, jadi tenang saja. Cepat beritahu aku di mana Putri Eleanor tinggal."
[Seno Wildan harus menjadi tampan terlebih dahulu.]
"Kau mengejekku? Di kampusku tak ada yang paling tampan selain aku."
[Seno Wildan jalankan misi menjadi tampan.]
"Apa?! Hei! Kau! Sistem sialan, kau menghinaku!" Seno merasa berang.
[Seno Wildan lihat dirimu di sungai.]
Andai saja sistem memiliki wujud dia pasti sudah menonjoknya. "Kau kira aku kurang tampan!" Ia merangsek kesal menuju sungai yang tak jauh dari padang rumput.
"Kalau Putri Eleanor melihatku, dia pasti jatuh cin—"
Kalimatnya terputus sewaktu pantulan wajahnya terlihat di air jernih.
Seno seketika berteriak histeris.
“KENAPA AKU JELEK SEKALI?!”