Semua novel yang kamu inginkan ada disini
Download
Sang Dewa Perang

Sang Dewa Perang

Johnly Johny | Bersambung
Jumlah kata
22.1K
Popular
100
Subscribe
5
Novel / Sang Dewa Perang
Sang Dewa Perang

Sang Dewa Perang

Johnly Johny| Bersambung
Jumlah Kata
22.1K
Popular
100
Subscribe
5
Sinopsis
18+PerkotaanAksiDewa PerangIdentitas TersembunyiMenantu
Kevin dikenal sebagai seorang suami yang takut istri. Dia terus ditindas istrinya, disuruh cuci baju, dan semua pekerjaan rumah. Bahkan sang istri dengan beraninya, selingkuh di sana sini, bahkan di depan mata Kevin. Kevin tidak pernah mengeluh. Dia selalu mengalah pada istrinya karena sebuah hutang budi di masa lalu. Tidak ada yang tahu kalau Kevin adalah Jenderal Fox, jenderal bintang lima yang menaklukkan banyak negara dan menguasai seluruh wilayah timur dunia di bawah tangannya. Ironisnya, Kevin tidak tahu, kalau dia sedang mengabdi kepada wanita yang keliru. Karena istrinya itu, bukan lah wanita yang pernah menolongnya di masa lalu.
1 Terikat dengan Hutang Budi Masa Lalu

Matahari pagi menyinari Square Park, taman paling terkenal di kota ini. Di pinggir taman, sebuah food truck berwarna putih dengan tulisan "Kevin's Kitchen" sudah buka sejak pukul tujuh pagi.

Kevin, pria berusia 25 tahun dengan postur tubuh tegap namun selalu mengenakan kaos sederhana dan celemek, sibuk melayani pelanggan pagi hari. Di sampingnya, Aldo, asistennya yang setia, membantu menyiapkan pesanan.

"Pak Kevin, seperti biasa ya! Roti bakar spesial!" seru seorang pelanggan reguler dengan ramah.

"Siap, Pak Budi. Lima menit ya," jawab Kevin dengan senyuman hangat.

Suasana di food truck selalu ramai dan penuh kehangatan. Para pelanggan tidak hanya datang karena makanannya yang enak, tapi juga karena keramahan Kevin yang tulus. Banyak dari mereka sudah mengenal Kevin selama dua tahun ini, bahkan tahu kehidupan pribadinya yang... tidak mudah.

"Kevin, kemarin istrimu datang lagi ke mal ya? Aku lihat dia bawa banyak belanjaan," ujar Bu Siti, pelanggan setia lainnya.

Kevin hanya tersenyum tipis. "Iya, Bu. Lisa memang suka belanja."

Aldo yang mendengar percakapan itu hanya menggeleng pelan. Dia tahu betul bagaimana perlakuan Lisa terhadap Kevin. Setiap hari, setelah pulang dari berjualan, Kevin masih harus mencuci baju Lisa dan kedua orangtuanya, menyiapkan makan malam, bahkan kadang harus memijat kaki mertuanya yang terus menganggap Kevin adalah menantu yang tidak berguna.

"Boss, kamu terlalu baik," bisik Aldo sambil mengantarkan pesanan. "Istri seperti itu tidak pantas untukmu."

"Aldo, kamu belum mengerti. Aku berhutang budi kepadanya," jawab Kevin pelan, matanya menatap jauh.

---

"Sebenernya hutang budi apa, bos?" tanya Aldo.

Dalam benaknya, Kevin teringat peristiwa sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, dia masih berusia 15 tahun, seorang Letnan Satu muda di militer yang terlibat dalam pertempuran besar.

Negaranya, Falcon, diserang oleh koalisi negara-negara musuh. Dalam pertempuran itu, Kevin terluka parah dan hampir mati di medan perang. Saat dia tergeletak di reruntuhan bangunan, seorang gadis kecil berusia 10 tahun menemukannya.

Kemudian tanpa menceritakan status militernya, Kevin menjawab, " 10 tahun lalu aku dikejar-kejar musuh mereka ingin membunuhku. Aku tidak punya apa-apa lagi tidak punya teman lagi untuk menghadapi musuh itu hingga seorang gadis kecil muncul."

"Dengan berani, gadis kecil itu menyembunyikan aku dari pasukan musuh, memberiku air dan makanan selama beberapa jam sampai pasukan penyelamat datang. Gadis kecil itu bahkan rela berbohong kepada musuh yang mencariku, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri untukku. Dan gadis kecil itu adalah Lisa."

Aldo terdiam dia merasa Lisa kecil sangat berbeda dengan Lisa yang sekarang ini

"Suatu hari, aku akan membalas kebaikanmu, itulah janjiKu padanya saat itu. Karena itu apapun perlakuannya sekarang kepadaku aku akan tetap meneriKevin," pungkas Kevin.

Dua tahun yang lalu, ketika Lisa dan keluarganya bangkrut, rumah mereka disita, dan mereka hampir menjadi gelandangan, Kevin datang. Dia menawarkan rumah, kehidupan yang layak, dan bahkan menikahi Lisa.

Tapi Lisa tidak pernah tahu siapa Kevin sebenarnya. Lisa tidak tahu kalau Kevin adalah seorang jenderal, Baginya, Kevin hanya penjual makanan biasa yang kebetulan punya rumah dan mobil.

---

"Kevin! Kevin!" panggil Bu Siti dengan suara panik. "Itu... itu istrimu!"

Kevin menoleh ke arah yang ditunjuk Bu Siti. Matanya membesar.

Di bangku taman, sekitar 50 meter dari food truck-nya, Lisa duduk dengan mesra bersama seorang pria. Tangan mereka saling menggenggam. Lisa tertawa riang, wajahnya berseri-seri—sesuatu yang tidak pernah dia tunjukkan kepada Kevin.

Pria di sampingnya adalah Marco, playboy terkenal di kota ini. Anak seorang pengusaha kaya yang sering berganti pasangan.

"Boss..." Aldo menatap Kevin dengan prihatin.

Beberapa pelanggan lain yang melihat pemandangan itu berbisik-bisik. Mereka semua tahu Kevin adalah suami yang baik, yang bekerja keras, yang tidak pernah mengeluh. Tapi Lisa? Lisa tidak pernah menghargai suaminya sendiri.

Kevin berdiri terpaku. Dadanya sesak. Tangannya yang sedang memegang spatula bergetar sedikit.

Ini bukan pertama kalinya. Belakangan ini, Lisa semakin berani. Dia sering pulang larut malam, berbau parfum pria lain, dan bahkan tidak repot-repot menyembunyikan aktivitasnya lagi.

"Kevin, kamu harus tegas!" bisik Pak Budi dengan marah. "Istri macam apa itu?"

Tapi Kevin hanya menggeleng pelan. "Aku tidak bisa, Pak. Aku berhutang budi kepadanya."

---

Yang membuat situasi semakin buruk adalah ketika Lisa dan Marco justru berdiri dan berjalan menuju food truck Kevin.

Mereka duduk di kursi panjang tepat di depan truk, seolah sengaja memamerkan kemesraan mereka.

Lisa bahkan tidak melirik Kevin sama sekali.

"Sayang, kamu mau pesan apa? Aku traktir," kata Marco dengan suara lantang, sengaja agar Kevin mendengar.

"Apa saja yang mahal," jawab Lisa sambil tertawa.

Pelanggan-pelanggan Kevin mulai tidak nyaman. Beberapa menatap Lisa dengan tatapan tidak suka. Aldo bahkan mengepalkan tinjunya, menahan amarah.

"Boss, biar aku yang—"

"Tidak, Aldo. Layani mereka dengan baik," potong Kevin dengan suara setenang mungkin, meski matanya memerah.

Tak lama kemudian, seorang pria muda lain datang menghampiri Marco dan Lisa. Dia Alex, anak konglomerat yang baru pulang dari luar negeri. Wajahnya tampan, pakaiannya branded dari ujung kepala sampai kaki.

"Marco! Lama tidak bertemu!" sapa Alex sambil memeluk Marco.

"Alex! Kapan pulang? Ayo duduk, ini temanku, Lisa," kata Marco memperkenalkan.

Alex menatap Lisa dengan tatapan kagum. "Wah, cantik sekali. Kamu punya pacar?"

"Belum," jawab Lisa dengan senyum menggoda, seolah melupakan statusnya sebagai istri.

Kevin yang mendengar percakapan itu hanya bisa menunduk, berpura-pura fokus memasak.

Kedua pria itu mulai bersaing memperebutkan perhatian Lisa, menawarkan berbagai hal mewah—mulai dari tas branded, liburan ke luar negeri, sampai mobil sport. Dan Lisa? Lisa menikmati setiap detiknya, tertawa-tawa riang, seolah Kevin tidak ada.

---

Saat suasana semakin tidak nyaman, seorang gadis berusia sekitar 20 tahun menghampiri meja Lisa dengan wajah marah.

"Lisa!" panggilnya dengan suara keras.

Lisa menoleh dengan wajah tidak suka. "Mauren? Ada apa?"

Mauren, pelanggan setia Kevin yang juga ternyata teman SMP dan SMA Lisa, menatap Lisa dengan tatapan kecewa.

"Apa yang kamu lakukan? Suamimu ada di sana, bekerja keras untukmu, dan kamu malah asyik bermesraan dengan pria lain di depan matanya? Apa kamu masih punya hati?"

Lisa tertawa meremehkan. "Suami? Kamu bilang penjual makanan itu suamiku? Jangan bercanda, Mauren. Aku hanya menikah dengannya karena terpaksa. Aku pantas dapat yang lebih baik."

"Lisa!" bentak Mauren. "Kevin itu orang baik! Dia selalu sabar, selalu menuruti keinginanmu, bahkan—"

"Itulah gunanya dia," potong Lisa dengan dingin. "Aku tidak butuh nasihatmu, Mauren. Lebih baik kamu pergi."

Marco dan Alex tertawa mengejek. "Sudahlah, Nona. Ini urusan kami," kata Alex melambaikan tangan mengusir Mauren.

Mauren menatap Lisa dengan tatapan tidak percaya. Dia ingat betul Lisa dulu tidak seperti ini. Tapi uang dan kemewahan, dan mungkin bangkrutnya orang tuanya pada dua tahun yang lalu, telah mengubah Lisa menjadi monster.

Dengan wajah kecewa, Mauren berbalik dan berjalan menuju food truck Kevin.

---

Lanjut membaca
Lanjut membaca
Download MaxNovel untuk membaca