

Cahaya Matahari pagi menyelusup di balik gorden kamar dan menyentuh wajah tampan milik Dygta Bimantara Wijaya. Perlahan-lahan di buka nya kelopak mata yang terpejam karena cahaya yang menyilaukan yang menerpa wajahnya
" eehhhmmm ...kenapa sih kamu buka gorden itu...! gak bisa tunggu aku bangun dulu apa ...!!" ketus Dygta menarik kembali selimut nya dan tidur kembali.
" Bangun ...Booosss.....lihat matahari sudah tinggi...kata mas Seno hari ini ada meeting..sama klien..!!" seru iman asisten di rumahnya.
sesaat Dygta terpaku dan mencoba mengingat benarkah hari ini ada meeting dengan klien.
" Kenapa kamu baru bilang sekarang Imaaannn...!! kalau aku ada meeting hati ini...!!" seru Dygta sambil menepiskan selimut lalu berdiri dan beranjak ke kamar mandi, melihat sang Bos berlari ke kamar mandi Iman dengan segera menyiapkan semua keperluan Dygta termasuk sarapan pagi nya.
Selesai mandi Dygta langsung mengenakan stelan jas nya berikut dasi yang sudah di sesuaikan oleh iman.
" Imaaaaannn.....maaaan..!!!" seru Dygta dengan kencangnya.
Iman yang tengah menyiapkan sarapan pagi untuk Dygta pun terkejut dan memandang ke arah bi Mimin dengan wajah pucat,
" Biiii ... dengarkan Bos teriak...?? aduuuuhhh jangan-jangan aku di marahin lagi bi....aaahhh..bibi aja sana yang bilang kalau aku sedang pergi ke warung...apa aja deh alasan nya yang penting bukan aku yang ke sana...!!" seru Iman dengan wajah semakin pucat saat Dygta memanggilnya kembali.
" Sudah sana ....percuma mau menghindar seperti apa pun pasti kamu bakal ketemu juga sama pak Bos...!!" tegas Bi Mimin yang turut khawatir karena akan terkena dampak dari kemarahan Dygta.
" yaaa....mau bagaimana lagi terima nasib aja lah Biii...!" ucap Iman yang dengan langkahnya setengah berlari Iman pun menemui Dygta di kamar nya.
" aduuuuhhh Booos ada apa ... teriakannya itu looh yang bikin semua orang jadi takut....!" seru Iman meningkatkan Dygta.
" Diaaaam...kamu ..!! Dengar ya... suka-suka saya mau berteriak kek...mau tertawa kencang kek ... Rumah-rumah aku ..bahkan Papi sama Mami aja Diam dan tak banyak komentar ...naaahh kamu siapa...!!" tegas Dygta dengan nada yang di tekan dan kencang.
Wajah Iman kembali memucat dan menunduk menatap lantai, kaki nya di gerak-gerakan menahan rasa emosinya.
" Andai yang di hadapanku bukan Bos ku dan aku gak butuh kerjaan ini ...eeemmmm ...rasa nya tangan ku ini ingin mendarat di wajahnya...Dasar Bos gak punya Hati..." Batin Iman
" Iman...lihat ...masa aku ke kantor memakai pakaian seperti ini...lihat dong emang Cocok aku pakai dasi dengan corak seperti ini... aduuuuhhh..mau di kemanakan wajahku nanti kalau aku di tertawakan oleh para staff ku di kantor...!" seru Dygta dengan wajah merah padam.
" Ya .. Allah...maaf Boos....kalau Dasi nya gak cocok..biar saya ganti Bos dengan warna dan corak lainnya...!" ucap Iman berjalan mendekati Dygta dan mengambil dasi yang berada di tangan Dygta dan segera berlalu untuk mencari ganti nya. Tak lama Iman pun kembali dengan menenteng sebuah dasi dengan warna yang senada dengan setelan jas yang di pakai oleh Dygta.
" Naaah ..kenapa gak dari tadi...jadi aku kan gak perlu berteriak panggil kamu dan kamu gak perlu ceramahi aku kaya tadi....!" ketus Dygta berlalu keluar dari kamar nya, diikuti oleh Iman turun ke lantai bawah dengan menggunakan Lift. Melihat Sarapan pagi yang di siapkan oleh koki Rudi terpampang di hadapannya Dygta pun langsung tersenyum. Dygta pun duduk di kursi makan sambil mengambil roti dan memberi nya selai kacang dan coklat, lalu memakannya dengan tenang. setelah makan Roti Dygta pun memakan nasi goreng sedikit lalu mengambil surat kabar yang ada di sampingnya.
" Heran aku....bisa sesantai itu...si bos bukannya mau ada meeting dengan klien...aduuuh bisa kena semprot mas Seno kalau gini...!" Batin Iman sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
" kamu gak perlu garuk-garuk kepala Iman...! kalau si Seno tidak sabar menunggu aku...Bilang sama dia suruh bikin surat pengunduran diri..masih banyak orang yang mengisi posisinya itu...dan kamu..kalau kamu gak sanggup dengan pekerjaan mu ..kamu pun boleh mengundurkan diri faham...!!" tegas Dygta tanpa menoleh sedikitpun ke arah iman pandangannya terus tertuju pada surat kabar.
Beberapa menit kemudian Dygta pun berdiri dan berlalu menuju pintu keluar, dengan perlahan Bi Mimin dan Iman mengikuti Dygta dari belakang.
Di pandangi nya Mobil Dygta yang berlalu meninggalkan pekarangan rumah nya, Pak Sugih yang selalu setia mengantar Dygta pun menjalankan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi karena di kejar waktu yang sudah di tentukan kan oleh Seno untuk bertemu Klien.
Hanya Pak Sugih yang selalu dengan sabar mendampingi Dygta, begitupun dengan Dygta hanya kepada pak Sugih bisa berbagi keluh kesahnya andai pak Sugih seorang Sarjana mungkin sudah menjadi penasehat perusahaannya.
" aaaahhhh.... akhirnya aku bisa menarik nafas lega ..bi...!! mau sampai kapan Bos seperti itu...? terkadang aku kasian sama ibu dan bapak yang menurutku sangat baik bi...lah kok anaknya kaya bumi sama langit dengan kedua orang tuanya....beda banget...bener gak sih biii...!!" seru Iman memandang ke arah bi Mimin yang sedang memetik daun-daun kering di pohon kesayangan nya pak Bos.
" yang kamu bilang itu bener man..! tapi sebenarnya pak Bos itu dulunya baik banget...tapi dia berubah sejak mbak Salsa menikah dengan lelaki lain...!" ucap Bi Mimin dengan Bibir nya yang manyun.
" iya ...bi...aku juga gak sengaja dengar cerita soal mba salsa, bahkan tidak ada yang boleh menyebut namanya di rumah ini..hanya Bi Mimin dan Ibu saja yang bolehasuk kedalam Rumah ini...gitu katanya.." ucap Iman yang asik memainkan handphonenya.
" Eehhh...kamu denger cerita itu dari siapa Iman...??" Tanya Bi Mimin menghentikan aktivitasnya dan menatap ke arah Iman.
" ya ..dari siapa lagi bi...ya dari Ibu sama Bapak lah...!" seru Iman masih dengan versi cuek nya.
" ya sudahlah ...kumaha kamu weeehh...man..bibi mau bersih-bersih rumah dulu, kamu jangan lupa rapikan kamar Bos jangan sampai kena marah deui...pan kamu tau kalau si Bos suka balik Tiba-tiba...!" ucap Bi Mimin mengingatkan.
"Siiiap ...Bi....nanti aku kerjakan aku mau life dulu niih kali aja ada yang sawer agak gedean dikit...!" ucap Iman.
Bi Mimin pun berlalu meninggalkan Iman yang asik dengan handphonenya, fikiran bi Mimin terus pada Dygta anak asuhnya itu.
" Hmmmm....bagaimana cara nya supaya mas Bim kembali seperti dulu...ceria, baik hati, penyabar, santun kalau bicara, gak arogan seperti sekarang..." batin Bi Mimin, langkah nya terhenti saat melihat sebuah mobil berhenti di halaman tak jauh dari pintu masuk. Di pandanginya mobil itu dan membuat Bi Mimin tersenyum sendiri lalu berjalan menyambut nya.
" Ibuuuu.....sama siapa...? barusan mas Bim berangkat..!" seru Bi Mimin menyambut Bu Reina maminya Dygta
" Seperti biasa Min....sendiri dan selalu sendiri..aku takut selamanya akan seperti ini Min..." ucap Bi Reina menghentikan langkahnya dan menatap Bi Mimin dengan wajah sendunya.
" Ibu teh gak boleh ngomong begitu...gak baik...mas Bim itu orang nya Baik jadi Bibi yakin suatu saatas Bim akan di pertemukan dengan orang yang akan membuat mas Bim berubah.." seru Bi Mimin.
" Hanya kamu yang sejak kecil memanggilnya mas Bim ..terima kasih ya Min...sudah membantuku menjagakan Dygta putraku tersayang.." ucap Bu Reina dengan nada yang santun.
" Sama-sama atuh Bu ..bibi juga merasa senang ikut andil membesarkan mas Bim yang lucu dan abik hati seperti Ibu...!" seru Bi Mimin yang mempersilahkan Bu Reina untuk Duduk beristirahat dan bi Mimin pun berjalan ke arah pantry untuk mengambilkan minuman dan snack nya.