

di jalanan yang sepi dan banyaknya daun di jalanan.,
ada sorang laki-laki paruh baya sedang menyapu jalanan.
dia bekerja menjadi penyapu jalanan, untuk kehidupan nya sehari-hari dengan anak laki-laki satu-satu nya.
sejak 20 tahun istri nya meninggal dunia, dia Mengasingkan diri menjadi penyapu jalanan.
Tiba tiba saat dia sedang asik menyapu jalan
ada sorang gadis muda berjalan dengan angkuh, penuh dengan kesombongan,
membuang sampah sembarangan.
"nona,. Bersikap beradab janganlah buang sampah sembarangan" ucap andre wongso
"pak tua,, kau sapu aja jalanan mu itu, jangan ikut campur" ucap gadis dengan angkuh
Gadis itu pun terus berjalan dan meninggalkan bapak tua tersebut.
"eeee,, gadis sekarang" ucap andre wongso sambil menggeleng kan kepalanya
tidak berselang lama tiba-tiba ada gerombolan mobil mewah yang sedang menuju ke jalan tersebut.
"Hai, lihat lah" ucap pejalan kaki sambil menunjuk ke arah gerombolan mobil.
segerombolan mobil itu pun berhenti tepat di belakang pak tua itu.
Dan keluar lah sosok seorang laki-laki dan satu permpuan muda, menggunakan pakaian yang super mewah, Kedua orang tersebut menghampiri pak tua tersebut
"bukan kah ini, dewa perang nomor satu di larsa
" Bima larda" Ucap pejalan kaki
" ahli negara nomor satu larsa,
"nisa Safira, dua raksasa teratas di larsa,
" kenapa muncul di sini bersama sama??"ucap pejalan kaki kepada temannya dengan expresi kebingungan
"iya betul" ucap temannya
"apa kah tukang penyapu jalanan ini, sudah melanggar aturan besar?? ucap pejalan kaki
"SALAM KEPADA GURU"
ucap seorang pemuda Bima larsa dan juga Nisa Safira beserta pengawal mereka
Mereka berlutut untuk menghormati sang guru besar nya, dan pak tua itu pun memutarkan badannya.
"Hei,,,ini di depan Publik, Berdirilah,
" semuanya Berdiri" ucap andre wongso menarik nafas dalam
", anda sulit sekali di cari," ucap Bima larsa
"anda telah bekorban banyak buat larsa,
sekarang malah......" ucap Nisa Safira
"guru, jika anda bersedia,
aku bisa membuat mu jadi orang terkaya nomor satu di larsa" ucap Nisa Safira
"aku juga bisa menjadikan mu orang terkuat, di larsa" ucap Bima larsa
"Berhenti" ucap andre dengan expresi wajar yang sulit di gambarkan
dan membalikan badannya
"aku sudah hampir 50 tahun,
aku sudah tidak tertarik sama uang dan kekuasaan" ucap andre sambil melanjutkan menyapu jalan
"ibu jimy meninggal lebih awal,
kedepannya aku cuma mau lebih banyak temai dia, bantu mereka untuk merawat cucu
itu saja sudah cukup, kalian pulang saja"
ucap andre dengan raut wajah sedikit tersenyum
"Tapi...... " ucap Bima larsa
"aku tidak mau ulangin lagi ucapan ku" ucap andre wongso dengan expresi marah
Nisa Safira pun mengeluarkan barang dari dalam sakunya dan begitu juga dengan Bima larda, dia berlari ke mobil untuk mengambil sesuatu yang ada di mobil tersebut.
"guru, anda harus Terima kartu ini,
anda jangan salah paham, ini uang untuk pensiun anda, ngagak banyak cuma ratusan miliar saja. " ucap Nisa Safira memeberikan kartu ATM yang sangat mewah
"aku tahu anda suka minum teh,
pot porselen kuning ini, adalah hadiah Nasional, anda bisa simpan untuk minum teh,
ada bila no 1 Yunsi juga, untuk anda pakai setelah pensiun. "ucap Bima larda
" aku tidak membutuhkan nya, bawa pergi saja semua"ucap andre datar
"anda Terima saja" ucap Bima larsa dengan sangat memaksa
dan terus memaksanya
"eh... eh.... eh... " ucap andre
"kalau anda tidak suka buang saja semua,"ucap Nisa Safira
"guru, nomor telepon kami tidak berubah, kalau anda butuh apapun hubungi saja kami, " ucap mereka bersamaan
Andre wongso pun tidak bisa menolak pemberian dari murid nya dengan berat hati iya mengambil semua yang di berikan, dan menyimpan di motornya.
mereka pun pergi meninggalkan guru nya
Waktu menjelang sore andre wongso mulai mengemasi barang-barang nya untuk pulang kerumahnya.
akhirnya dia sampai ke rumah nya dan memarkirkan motor nya, untuk masuk ke rumah, dia pun berjalan dan membuka pintu rumah.
"BUK.......
suara koper yang jatuh ke lantai rumah.
besan nya menatap dengan tatapan tajam dan mengandung banyak arti.
" besan sudah datang, koper ini..... "ucap andre
"jimy.. " triak besan nya cukup keras
"ayah mu sudah pulang, "
jimy dan istri nya pun seger keluar dari kamarnya,Untuk menemui ayah nya.
"Ayah, anda sudah pulang, " ucap jimy memandang ayah nya
"jimy,. kau bilang saja sendiri " ucap mertua permpuan jimy yang sedikit ketus
"Ayah,... " dengan ragu jimy ingin memberitahu kan ayah nya
"pindah dulu keluar untuk sementara waktu" ucap jimy yang langsung menundukkan wajahnya
"Apa katamu?? ucap andre sedikit kaget
" Aku...! "Jimy langusng terpotong oleh istri nya
"Aduh, ayah sebntar lagi aku bakal melahirkan, jadi aku meminta ibuku datang
buat jaga aku beberapa waktu."ucap istri Jimy senyuman sini ke ayah jimy
"mau merepotin ayah, buat pindah keluar dulu" sambungnya
"bukan kah masih ada satu kamar di rumah ini?? meski ibu besan datang, juga gak masalah" ucap andre dengan tersenyum
Besannya pun tersenyum sinis terhadap nya
"bagai mana pun, kau itu ayah mertuanya, putriku biasa nyusul, sangat tidak leluasa jadi aku baru diskusi samamu. " ucap besan perempuan tersenyum jahat
"diskusi?? aku belum pulang saja,.. kau udah bantu aku bereskan koper,
ini bukan sama sekali diskusi ditambah lagi, kedepannya menyusui
kasi tahu aku lebih awal, aku sembunyikan di kamar, gak akan keluar, gak perlu sampai usir aku." ucap andre dengan ratu wajah yang masih bingung
"bagai mana kalau,.. lupakan saja" ucap Jimy sedikit merasa bersalah
"dirumah masih ada kamar kosong, cukup untuk ditempati" ucap Jimy sambil melihat istrinya
"apanya cukup ditempati"ucap istrinya dengan expresi marah
"nggak cukup,.! " dengan nada membentak marah marah
"dengar yah Jimy, hari ini ayahmu harus pindah keluar,begitu anak ini lahir, tiga generasi di satu rumah, kacau nggak, selain itu siapa sekarang yang masih,tinggal sama orang tua?? Ucap istrinya dengan marah marah
Andre pun berusaha untuk memenangkan keadaan
"Sella,! "ucap andre
" aku bisa bantu kalian rawat anak, memasak untuk kalian, menjaga kalian"ucap andre
"siapa yang mau kau jaga?? " ucap sella
"apa kami tidak punya tangan dan kaki?? " dengan penuh emosi
"ditambah lagi, kau setiap hari di luar, penyapu jalanan, pungut sampah.
Apa kau tahu berapa banyak bakterinya
anakku sudah mau lahir, bagaimana kalau setiap hari sakit karna kau?? "ucap sella dengan marah marah
"bukan,... " ucap andre belum sempat melanjutkan bicaranya sudah di potong oleh besan permpuan
"aduh.besan bukan aku mau mengataimu., kau seorang pria, sudah seharusnya pindah sejak awal
kau tidak tahu malu terus di sini"ucap besan nya marah.
" aku yang beli rumah ini
kenapa aku nggak tahu malu"ucap andre sedikit bingung
Menantuku perempuan nya pun tersenyum sinis memandangi nya.
"maaf, AKTA Rumah, dari rumah ini nama yang tertulis itu namaku sama Jimy" ucap sella
Membuat andre wongso dan Jimy membulatkan matanya kaget dengan ucapan sella.
"Ini nggak ada
nggak ada hubungan samamu sama sekali, silahkan pergi"ucap sella dengan santainya
"Sella" ucap Jimy memandangi istrinya
"seumur hidup ayah ku hanya untukku
aku tidak izinkan kau mengatainya. "
"kau,,.. " ucap sella yang emosi
"aduh,, ahh ahh "
"aduh,perut ku,,ibu....!!"ucap sella yang berpura-pura sakit perutnya
ibunya pun berlari menghampiri anaknya
" aduh, putirku"ucap Ibu sella
"Jimy, apa kau mau buat aku emosi sampai ke guguran"ucap sella dengan emosi